Komponen Kemampuan Metakognitif Kemampuan Metakognitf

64 pengetahuan belum tentu memiliki kebenaran pemahaman sehingga proses ini meliputi pengecekan terhadap pemahaman pengetahuannya sesuai dengan teori yang benar. Jadi berdasarkan penjelasan diatas kemampuan metakognitif adalah suatu bakat yang melekat pada individu akan kesadarannya tentang kognitif yang dimilikinya, bagaimana kognitifnya bekerja serta bagaimana mengaturnya. Intinya, kemampuan metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about thingking”

b. Komponen Kemampuan Metakognitif

Menurut Flavell seperti yang dijelaskan oleh Livingston 1997, mengemukakan bahwa metakognisi meliputi dua komponen, yaitu 1.pengetahuan metakognisi metacognitive knowledge, dan 2.pengalaman atau regulasi metakognisi metacognitive experiences or regulation. Kemudian pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Huitt, seperti yang dikutip oleh Kuntjojo 2009, bahwa terdapat dua komponen yang termasuk dalam metakognisi, yaitu a apa yang kita ketahui atau tidak ketahui, dan b regulasi bagaimana kita belajar. 65 Kemudian Desmita 2012: 133, megemukakan model-model sintesis dari metakognisi yang bermunculan akhir-akhir ini mengoordinasikan pengetahuan metakognitif metacognitive knowledge dan aktivitas metakognitif metacognitive activity. Kemudian menurut John Flavel, dalam Desmita 2012: 134-135, menjelaskan lebih dalam untuk ranah pengetahuan metakognitif yang secara umum dapat dibedakan menjadi 3 komponen, yaitu: 1 Variabel Individu Dalam hal ini mencakup pengetahuan tentang persons, manusia diri sendiri dan juga orang lain, yang mengandung wawasan bahwa manusia, termasuk saya sendiri, memiliki keterbatasan dalam jumlah informasi yang dapat diproses. Tidak mungkin semua informasi yang masuk ke pikiran dapat diproses. Dalam variabel individu ini tercakup pula pengetahuan bahwa kita lebih paham tentang suatu bidang dan lemah di bidang lain saya lebih menguasai mata pelajaran matematika dibandingkan dengan mata pelajaran sejarah. Demikian juga pengetahuan tentang perbedaan kemampuan yang dimiliki dengan orang lain mengetahui bahwa guru lebih terampil dalam bahasa inggris dibandingkan dengan saya. 2 Variabel Tugas Mencakup pengetahuan tentang tugas-tugas task, yang mengandung wawasan bahwa beberapa kondisi sering menyebabkan kita lebih sulit atau lebih mudah memecahkan suatu masalah atau 66 menyelesaikan suatu tugas. Misalnya, semakin banyak waktu yang aku luangkan untuk memecahkan suatu masalah, semakin baik aku mengerjakannya. Contoh lain, sekiranya materi yang disampaikan guru sukar dan tidak akan diulangi lagi, maka saya tentu harus lebih konsentrasi dan mendengarkan keterangan guru dengan seksama. 3 Variabel Strategi Cakupan dalam variabel ini adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana mengatasi kesulitan strategi. Variabel strategi ini mengandung wawasan seperti: beberapa langkah kognitif akan menolong saya menyelesaikan sejumlah besar tugas kognitif mengingat, mengkomunikasikan, membaca. Akan tetapi, beberapa strategi akan menolong saya menyelesaikan beberapa tugas lebih baik daripada tugas-tugas lain. Selanjutnya Desmita 2012: 135, menjelaskan bahwa aktivitas metakognisi disebut juga pengaturan kognisi regulation of cognition mencakup usaha-usaha memonitor, mengontrol atau menyesuaikan tugas kognitifnya dan merespons tuntutan tugas atau perubahan kondisi. Aktivitas metakognisi secara tipikal juga dipandang sebagai upaya untuk meregulasi atau menata kognisi yang mencakup perencanaan planning tentang bagaimana menyelesaikan suatu tugas, menyeleksi strategi kognitif yang akan digunakan, memonitor keefektifan strategi yang telah dipilih, dan memodifikasi atau merubah strategi yang digunakan ketika menemui masalah Pintrich et al, dalam Desmita 2012: 135. 67 Mendukung dari berbagai pendapat diatas, Kuntjojo dalam artikelnya yang berjudul Metakognisi Dan Keberhasilan Belajar Peserta Didik, menjelaskan secara lebih rinci bahwa kedua komponen metakognisi, yaitu pengetahuan metakognitif dan regulasi metakognitif dalam konteks pendidikan, masing-masing memiliki sub komponen-sub komponen sebagaimana disebutkan berikut ini: 1 Pengetahuan tentang kognisi knowledge about cognition Pengetahuan tentang kognisi adalah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kognisinya, yang mencakup tiga sub komponen berikut : a Pengetahuan deklaratif declarative knowledge yaitu pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pembelajar serta strategi, keterampilan, dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya untuk keperluan belajar. b Pengetahuan prosedural procedural knowledge yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan apa saja yang telah diketahui dalam declarative knowledge tersebut dalam aktivitas belajarnya c Pengetahuan kondisional conditional knowledge adalah pengetahuan tentang bilamana menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya, dan 68 mengapa suatu prosedur lebih baik dari pada prosedur-prosedur yang lain. 2 Regulasi tentang kognisi regulation about cognition Regulasi metakognitif terdiri dari sub kemampuan-sub kemampuan sebagai berikut: a Perencanaan planning adalah kemampuan merencanakan aktivitas belajarnya b Strategi informasi manajemen information management strategies adalah kemampuan strategi mengelola informasi berkenaan dengan proses belajar yang dilakukan c Pemantauan pemahaman comprehension monitoring merupakan kemampuan dalam memonitor proses belajarnya dan hal-hal yang berhubungan dengan proses tersebut. d Strategi debugging debugging strategies adalah kemampuan strategi-strategi debugging yaitu strategi yang digunakan untuk membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam belajar. e Evaluasi evaluation adalah kemampuan mengevaluasi efektivits strategi belajarnya, apakah ia akan mengubah strateginya, menyerah pada keadaan, atau mengakhiri kegiatan tersebut. 69

c. Indikator Kemampuan Metakognitif