37
d. Indikator Adversity Intelligence
Stoltz 2000: 9 menjelaskan AQ memiliki tiga bentuk, yakni AQ adalah kerangka konseptual untuk memahami dan meningkatkan
pemahaman kita terhadap semua aspek yang dapat membuat kita sukses. Kedua, AQ merupakan sebuah alat ukur mengenai bagaimana kita
merespon kesulitan yang kita hadapi. Kemudian yang ketiga, AQ merupakan seperangkat peralatan secara keilmuan untuk meningkatkan
cara kita untuk merespon kesulitan yang kita hadapi. Berkaitan dengan ketiga bentuk dari AQ tersebut, kemudian muncul sebuah pertanyaan
bagaimanakah mengukur tingkat AQ seseorang? Stoltz menuliskan butir peristiwa yang meliputi dimensi-dimensi
adversity intelligence. Serangkaian butir peristiwa tersebut terdiri dari pertanyaan yang bersifat negatif dan positif. Namun yang lebih
diperhatikan sebagai indikator AQ adalah respon-respon terhadap kesulitan, sehingga butir pertanyaan yang menggambarkan indikator AQ
adalah butir pertanyaan yang bersifat negatif. Tjiharjadi 2012: 165-166, menjelaskan indikator AQ yang
diadaptasi dari Stoltz, seperti yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 6. Indikator AQ secara umum
No. Dimensi Deskripsi
Indikator
1 Control
C Menjelaskan
sejauh mana orang mampu
mempengaruhi dan
mengendalikan situasi secara
Mereka yang memiliki skor rendah dalam dimensi ini cenderung berpikir:
a. Ini di luar jangkauan saya b. Tidak ada yang bisa saya lakukan
sama sekali c. Yah, tidak ada gunanya
membenturkan kepala ke dinding
38
positif. d. Anda tidak mungkin melawan
mereka Mereka yang memiliki skor lebih tinggi,
bila berada dalam situasi yang sama, barangkali akan berpikir:
a. Wow, ini sulit Tapi, saya pernah menghadapi yang lebih sulit lagi.
b. Pasti ada yang bisa saya lakukan, Saya tidak percaya saya tidak
berdaya dalam situasi seperti ini. c. Selalu ada jalan.
d. Siapa berani, akan menang. e. Saya harus mencari cara lain.
Orang-orang yang berAQ tinggi relatif kebal terhadap ketidakberdayaan
2 Origin
Ownership O2
Menjelaskan sejauh mana
seseorang mengandalkan
diri sendiri untuk
memperbaiki situasi yang
dihadapi, tanpa memedulikan
penyebabnya. Mereka yang memiliki skor rendah dalam
dimensi ini cenderung berpikir: a. Ini semua kesalahan saya
b. Saya memang bodoh sekali c. Seharusnya saya lebih tahu
d. Apa yang tadi saya pikirkan, ya? e. Saya malah jadi tidak mengerti
f. Saya sudah mengacaukan semuanya g. Saya memang orang yang gagal
Mereka yang skornya lebih tinggi, bila berada dalam situasi yang sama,
barangkali akan berpikir:
a. Waktunya tidak tepat b. Seluruh industri sedang menderita
c. Kini, setiap orang mengalami masa- masa yang sulit
d. Ia hanya sedang tidak gembira hatinya
e. Beberapa anggota tim tidak memberikan kontribusi
f. Tak seorang pun bisa meramalkan datanya yang satu ini
g. Ada sejumlah faktor yang berperan h. Setelah mempertimbangkan segala
sesuatunya, saya tahu ada cara untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
lebih baik dan saya akan menerapkannya bila lain waktu saya
berada dalam situasi seperti itu lagi
39
3 Reach R
menjelaskan sejauh mana
orang membiarkan
suatu kesulitan menjalarmasuk
ke dalam sisi- sisi kehidupan
yang lain Mereka dengan skor rendah dalam
dimensi ini cenderung berpikir menganggap peristiwa-peristiwa buruk
sebagai bencana, dengan membiarkannya meluas, menyerap kebahagiaannya.
Seementara itu, mereka yang memiliki skor yang lebih tinggi, semakin besar
pula kemungkinan untuk membatasi jangkauan masalah pada peristiwa yang
sedang dihadapi.
4 Endurance
E menjelaskan
seberapa lama seseorang
menganggap kesulitan akan
bertahan. Semakin rendah skor dimensi ini,
semakin besar pula kemungkinan menganggap kesulitan dan penyebab-
penyebabnya akan berlangsung lama
Berdasarkan indikator AQ yang telah dijelaskan diatas, kemudian disusun indikator-indikator Adversity Intelligence yang
mencakup: Pengendalian Diri self control, Asal-usul dan Pengakuan Origin and Ownership, Jangkauan Reach, Daya Tahan Endurance,
yang disesuaikan dengan definisi operasional penelitian ini. Tabel 7. Indikator Adversity Intelligence
No Dimensi
Deskripsi Indikator
1 Pengendalian
Diri Control
Kemampuan individu dalam mempengaruhi secara positif
suatu situasi, serta mampu mengendalikan respon
terhadap situasi, dengan pemahaman awal bahwa
sesuatu apapun dalam situasi apapun individu tersebut dapat
melakukannya. a. persaingan
belajar di kelas b. perkelahian
antar teman c. pengendalian
diri ketika difitnah
d. keyakinan bisa merubah
e. ketegaran dalam hidup
f. keberanian menantang
hidup 2
Asal-usul dan
Pengakuan Kemampuan individu dalam
menempatkan perasaan dirinya dengan berani
a. mencari sebab pemasalahan
b. ketenangan
40
Origin and Ownership
menanggung akibat dari situasi yang ada, sehingga
dapat melakukan perbaikan atas masalah yang terjadi.
Dimensi ini mengukur sejauh mana seseorang menanggung
akibat dari situasi saat itu, tanpa mempermasalahkan
penyebabnya. menghadapi
masalah c. berusaha
menghadapai kesulitan
d. dependensi masalah
e. berani menglakui
kesalahan f. mencari
penyelesaian yang tepat
3 Jangkauan
Reach Kemampuan individu dalam
menjangkau dan membatasi masalah agar tidak
menjangkau bidang-bidang yang lain dari kehidupan
individu, dimensi ini melihat sejauh mana individu
membiarkan kesulitan menjangkau bidang lain
pekerjaan dan kehidupan individu
a. menjangkau jenis
permasalahan b. pembatasan
masalah c. mengetahui
pengaruh d. meyakini
kepastian akibat e. pengkondsian
anemosi f. berfikir kedepan
4 Daya Tahan
Endurance Kemampuan individu dalam
mempersepsi kesulitan, dan kekuatan dalam menghadapi
kesulitan tersebut dengan menciptakan ide dalam
pengatasan masalah sehingga ketegaran hati dan keberanian
dalam penyeleasaian masalah dapat terwujud dimensi ini
berupaya melihat berapa lama seseorang mempersepsi
kesulitan tersebut akan berlangsung.
a. penguatan diri terhadap
masalah b. berfikir positif
c. tanggap terhadap
masalah d. cepat
menyelesikan kesulitan
e. prediksi masalah
f. optimis kuat
Tabel tersebut menyajikan keempat dimensi dan indikator- indikator Adversity Intelligence yang mengacu dari butir pertanyaan
yang dikemukakan oleh Stoltz 2000: 121-129. Indikator tersebut disusun dengan pertimbangan untuk menyesuiakan dengan definisi
operasional dari penelitian ini.
41
3. Relasi Sosial