69
c. Indikator Kemampuan Metakognitif
Perkembangan dalam psikologi bidang pendidikan berjalan sangat pesat, salah satunya adalah perkembangan konsep metakognisi
metacognition yang pada intinya menggali pemikiran orang tentang berpikir ”thinking about thinking”. Konsep dari metakognisi adalah ide
dari berpikir tentang pikiran pada diri sendiri. Termasuk kesadaran tentang apa yang diketahui seseorang pengetahuan metakognitif, apa
yang dapat dilakukan seseorang keterampilan metakognitif dan apa yang diketahui seseorang tentang kemampuan kognitif dirinya sendiri
pengalaman metakognitif. Meurut Huitt Seperti yang dikutip oleh Romli 2010: 4,
mengemukakan bahwa metakognisi mencakup kemampuan seseorang dalam bertanya dan menjawab beberapa tipe pertanyaan berkaitan
dengan tugas yang dihadapi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1 Apa yang saya ketahui tentang materi, topik, atau masalah ini? 2 Tahukah saya apa yang dibutuhkan untuk mengetahuinya?
3 Tahukah saya dimana dapat memperoleh informasi atau pengetahuan?
4 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya? 5 Strategi-strategi atau taktik-taktik apa yang dapat digunakan untuk
mempelajrinya?
70 6 Dapatkah saya pahami dengan hanya mendengar, membaca, atau
melihat? 7 Akankah saya tahu jika saya mempelajarinya secara cepat?
8 Bagaimana saya dapat membuat sedikit kesalahan jika saya membuat sesuatu?
Kemudian Mike Haynie dalam Hisrich 2008: 43-44 menjelaskan indikator kemampuan metakognitif seperti pada tabel
berikut: Tabel 9. Indikator kemampuan metakognitif menurut Mike Hayne
No Komponen
Indikator
1 Pengetahuan
Metakognitif a. Saya memikirkan berbagai cara untuk
menyelesaikan masalah dan memilih yang terbaik. b. Saya menantang asumsi saya sendiri tentang
sebuah tugas sebelum saya mulai c. Saya memikirkan bagaimana orang lain akan
bereaksi pada tindakan yang saya lakukan d. Saya menemukan diri saya secara otomatis akan
menggunakan strategi yang berhasil di masa lalu e. Saya bekerja secara terbaik ketika memahami
tugas saya. f. Saya menciptakan contoh saya sendiri untuk
membuat suatu informasi menjadi lebih berguna g. Saya mencoba menggunakan strategi yang berhasil
di masa lalu h. Saya mengajukan pertanyaan kepada diri saya
sendiri tentang suatu tugas sebelum memulai i. Saya mencoba menerjemahkan informasi ke dalam
kalimat saya sendiri 2
Pengalaman Metakognitif
a. Saya memikirkan tentang apa yang sebenarnya ingin saya capai sebelum memulai suatu pekerjaan
b. Saya menggunakan
strategi yang
berbeda bergantung pada situasinya
c. Saya mengelola waktu saya untuk mencapai tujuan saya dengan cara terbaik
d. Saya bagus dalam mengelola informasi e. Saya mengetahui jenis informasi yang paling
penting untuk dipertimbangkan ketika menghadapi suatu masalah
f. Saya memfokuskan perhatian saya secara terus menerus terhadap informasi yang penting
71
g. Naluri saya menjelaskan kepada saya apakah suatu strategi yang saya gunakan akan menjadi
yang efektif h. Saya mengandalkan intuisi saya untuk membentuk
merumuskan strategi 3
Pilihan Metakognitif
a. Saya menayakan diri saya sendiri apakah saya telah mempertimbangkan seluruh opsi ketika
menyelesaikan masalah b. Saya menanyakan diri saya sendiri apakah ada cara
yang lebih mudah untuk melakukan sesuatu setelah menyelesaikan suatu tugas
c. Saya menanyakan diri saya sendiri apakah saya telah mempertimbangkan seluruh opsi setelah
menyelesaikan masalah d. Saya mengevaluasi kembali asumsi saya ketika
merasa bimbang e. Saya menanyakan diri saya sendiri apakah saya
belajar cukup banyak setelah saya menyelesaikan suatu tugas
Dari tabel diatas, terlihat bahwa pengetahuan metakognitif menunjuk pada diperolehnya pengetahuan tentang proses-proses kognitif,
pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol proses kognitif. Kemudian pengalaman metakognitif mencakup usaha-usaha memonitor,
mengontrol atau menyesuaikan tugas kognitifnya dan merespons tuntutan tugas atau perubahan kondisi. Selanjutnya Pilihan metakognitif, yang
pada tabel diatas terlihat bahwa hal tersebut merujuk pada strategi metakognitif untuk menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan indikator-indikator dari kemampuan metakognitif seperti yang tampak
pada tabel 10.
72 Tabel 10. Indikator Kemampuan Metakognitif
No Komponen
Deskripsi Indikator
1 Pengetahuan
metakognitif metacognitive
knowledge Pengetahuan
tentang hal-hal yang
berhubungan dengan
kognisinya a. Mengetahui cara yang tepat
untuk menyelesaikan suatu masalah
b. Mampu mengubah suatu informasi agar lebih mudah
dipahami c. Mengetahui tentang
kemampuan mengatur jadwal belajar alokasi waktu,
pencarian sumber referensi, dan lain lain sesuai dengan
kemampuannya.
2 Pengalaman
atau regulasi metakognitif
metacognitive experiences or
regulation Usaha-usaha
memonitor, mengontrol atau
menyesuaikan tugas kognitifnya
dan merespons tuntutan tugas
atau perubahan kondisi.
a. Menggunakan sesuatu sebagai alat bantu yang sesuai untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
b. Mampu memilih jenis alat dan media yang sekiranya dapat
membantu menyelesaikan tugas.
3 Strategi
metakognitif metacognitive
strategies Pengetahuan
tentang bagaimana
melakukan sesuatu atau
bagaimana mengatasi
kesulitan strategi
a. Merangkum, mencatat ide utama, dan menentukan
berpikir deduktif induktif ketika akan menyelesaikan suatu
permasalahan.
b. Menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh ketika
akan menyelesaikan suatu permasalahan
Pada tabel diatas terlihat bahwa terdapat 3 komponen dari indikator
kemampuan metakognitif.
Komponen pengetahuan
metakognitif dan pengalaman metakognitif merupakan komponen- komponen yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang telah dijelaskan
diatas. Kemudian untuk komponen strategi metakognitif merupakan adaptasi dari variabel strategi yang merupakan variabel dari komponen
pengetahuan metakognitif.
73
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Tony Wijaya dengan judul Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha Studi
Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta pada tahun 2007, jumlah sampel penelitian sebanyak 80 orang. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara Adversity Intelligence dan intensi berwirausaha adalah 11 sedangkan 89 lainnya dijelaskan oleh
faktor lain. Dalam penelitian ini variabel yang berhubungan adalah Adversity Intelligence dan Intensi berwirausaha. Varibel Adversity Intelligence
memiliki kesamaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis, namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Tony Wijaya mengukur hubungan
Adversity Intelligence dan Intensi berwirausaha, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengukur pengaruh antara Adversity Intelligence dan
Nilai-nilai kewirausahaan. 2. Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Dyas Chasbiansari yang berjudul
Kompetensi Sosial dan Kewirausahaan Studi Korelasi Pada Anggota Perkumpulan
Wirausahawan Mahasiswa
Universitas Diponegoro
Semarang. Penelitian tersebut dilaksanakan pada tahun 2007, hasil penelitan menunjukkan angka r
xy
=0,822 dengan p=0,000p0,05. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kompetensi sosial dengan
kewirausahaan. Efektivitas regresi dalam penelitian ini adalah 67,5, menunjukkan kompetensi sosial mempengaruhi kewirausahaan
sebesar 67,5 pada populasi penelitian sebanyak 40 mahasiswa. Penelitian tersebut