Bentuk-bentuk Relasi Sosial Relasi Sosial

44 Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial, dan karena bentuk-bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk- bentuk khusus dari interaksi, maka interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Sehingga dalam hal ini antara relasi sosial dan interaksi sosial merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan. Proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

b. Bentuk-bentuk Relasi Sosial

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hubungan sosial atau relasi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu dimana tingkah laku yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki tingkah laku individu yang lain dan sebaliknya. Kemudian Wibowo 2007: 31, menjelaskan bentuk-bentuk relasi sosial yang dikenal sebagai proses sosial sebagai berikut: 45 1 Proses Asosiatif Menurut Ferdinand Tonnies dalam Wibowo 2007: 31, hubungan sosial asosiatif dalam masyarakat terwujud dari adanya kehendak rasional antar elemen masyarakat. Kehendak rasional di sini maksudnya adalah segala hal yang disepakati bersama dan tidak bertentangan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku. Proses asosiatif merupakan semua bentuk hubungan sosial yang mengarah pada semakin kuatnya ikatan antara pihak-pihak yang berhubungan. Proses ini meliputi dua bentuk yakni: a Kerja sama Cooperation Timbulnya kerja sama didasari atas kesadaran akan adanya persamaan kepentingan diantara sebuah kelompok. Dengan bekerjasama, upaya pemenuhan kebutuhan hidup lebih mudah dicapai. Kerjasama dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: i. Kerjasama spontan, bentuk ini merupakan kerjasama yang sama sekali tidak pernah direncanakan sebelumnya. Contohnya seseorang yang bekerja sama dengan orang lain yang ditemuinya dijalan untuk menyingkirkan sebuah pohon yang tumbang dan menggannggu kelancaran lalu lintas kendaran. ii. Kerjasama langsung, misalnya ketika seorang kakak dan beradik yang diperintah oleh ayahnya untuk membersihkan parit di depan rumah. 46 iii. Kerjasama kontrak, bentuk kerjasama yang telah diadakan perundingan dan perjanian antara orang yang bekerjasama, misalnya perjanjian pembagian hasil panen antara pemilik sawah dan pengelola sawah. iv. Kerjasama tradisional, bentuk ini mengarah pada kerjasama dalam lingkungan masyarakat yang sudah ada sejak dahulu, misalnya seperti gotong royong masyarakat desa untuk memperbaiki jembatan. b Akomodasi Accommodation Akomodasi adalah proses untuk mencapai kestabilan atau meredakan pertentangan. Sebagai suatu proses untuk meredakan pertentangan yang timbul, akomodasi dapat dirasakan menguntungkan atau merugikan pihak-pihak tertentu. Beberapa bentuk dari akomodasi adalah sebagai berikut: i. Koersi Coercion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Koersi merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Salah satu contoh misalnya perbudakan. ii. Kompromi Compromise, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya 47 agar tercapai suatu penyelesaiaan terhadap perselisihan yang ada. iii. Arbitrasi Arbitration, suatu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau boleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan, misalnya seperti terlihat pada penyelesaian masalah dalam perselisihan perburuhan. iv. Mediasi Mediation, hampir menyerupai arbitrasi, pada mediasi diundanglah pihak ketiga yang netral dalam perselisihan yang ada. Pihak ketiga tersebut tugas utamanya adalah mengusahakan suatu permasalahan secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah sebagai penasihat belaka, dia tidak mempunyai wewenang untuk untuk memberi keputusan-keputusan menyelesaikan perselisihan tersebut. v. Konsilasi Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama. Konsilasi bersifat lebih lunak daripada koersi dan membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi. 48 vi. Toleransi Toleration, juga sering dinamakan tolerant- perticipation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. vii. Stalemate, merupakan suatu bentuk akomodasi, dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melekukan pertentangannya. viii. Ajudikasi Ajudication, yaitu penyelesaian sebuah perkara atau sengketa di pengadilan. c Asimilasi Asimilation Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, hal ini ditandai dengan adanya usaha-usaha untuntuk mengurangi perbedaan yang terdapat pada orang-perorangan atau kelompok- kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental yang dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. 2 Proses Disasosiatif Proses disasosiatif merupakan bentuk relasi sosial yang mengarah pada perpecahan atau merenggangnya relasi sosial antara dua pihak atau lebih. Terdapat tiga bentuk dari proses disasosiatif yang terdiri dari: 49 a Persaingan Competition Persaingan merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenangkan persaingan tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Sifat dari persaingan ini dapat berupa individual rivalry dan kelompok. Persaingan mempunyai fungsi antara lain: menyalurkan keinginan individu atau kelompok, sebagai wagah untuk mereka yang bersaing, sebagai alat seleksi. b Kontravensi Contravintion Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Bentuk nyata dari sikap ini antara lain rasa tidak suka disembunyikan, penolakan, perlawanan, protes, memfitnah, menghasut, menyebar desas-desus, provokasi, intimidasi, dan lain-lain. Bentuk-bentuk dari kontravensi antara lain: 1 kontravensi generasi, seperti banyak terjadi di masyarakat antara generasi muda dan orang tua. 2 kontravensi jenis kelamin, seperti keraguan kemampuan wanita dalam persamaan derajat dengan kaum pria. 3 kontravensi parlementer, yang berkaitan dengan golongan mayoritas dan minoritas. c PertentanganPertikaian Conflict Pertentangan merupakan proses sosial individu atau kelompok yang berusaha mencapai tujuan dengan cara menentang pihak 50 lawan disertai dengan ancaman atau kekerasan. Dalam hal ini, perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan sehingga masing-masing pihak berusaha untuk menghancurkan pihak lain. Tidak semua pertentangan berdampak negatif, adakalanya pertentangan diperlukan guna mencapai keserasian yang disetujui semua pihak. Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus, antara lain: 1 Pertentangan individu, misalnya rasa tidak suka antara dua orang dapat berubah menjadi kebencian bahkan perkelahian. 2 pertentangan rasial, seperti pertentangan antara orang kulit hitam dan orang-orang kulit putih di Amerika Serikat. 3 Pertentangan antara kelas-kelas sosial, seperti pertentangan antara majikan dengan kaum buruh karena perbedaan kepentingan. 4 Pertentangan politik, baik dari golongan- golongan masyarakt maupun antar negara yang berbeda paham politiknya. 5 Pertentangan internasional, yang biasanya didasari perbedaan kepentingan yang memenuhi kedaluatan negara.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Relasi Sosial