+,-.-,--+
114
4.6.3 Aspek Pembiayaan
Selama ini aspek pembiayaan masih menjadi kendala utama dalam usaha pemberdayaan
PKL-pangan. Penanganan aspek
pembiayaan Usaha Mikro seperti halnya PKL-pangan jauh lebih rumit dibandingkan usaha besar. Hal ini karena besarnya jumlah Usaha Mikro
yang harus dibiayai dan tingkat sebaran wilayahnya yang sangat luas sehingga sangat sulit ditangani oleh bank konvensional. Kondisi ini
memicu timbulnya rentenir atau pelepas uang. Para PKL-pangan banyak memanfaatkan jasa rentenir dengan alasan klasik yaitu prosesnya cepat
dan mudah tanpa perlu agunan. Mereka sangat menyadari bahwa tingkat bunga pinjaman pada rentenir sangat tinggi akan tetapi mereka merasa
tidak memiliki alternatif pembiayaan lain. Faktor lain yang juga menghambat adalah keengganan bank konvensional untuk memberikan
kredit karena sektor informal dinilai belum memiliki potensi yang bisa ‘dijual’ dengan tingkat resiko yang tinggi. Pada umumnya mereka yang
terjun ke bidang ini awalnya “hanya” menganggap sebagai bidang usaha antara, atau bidang pekerjaan pilihan terakhir karena sulitnya
mendapatkan pekerjaan lain sebagai pilihan utamanya. Berdasarkan data yang diperoleh, maka disusunlah penataan
sektor pembiayaan PKL-pangan sebagaimana disajikan pada Gambar 9. Sumber pembiayaan sektor PKL-pangan pada intinya ada empat yaitu
dari modal sendiri, koperasi simpan pinjam, bank konvensional, dan dana CSR dan sponsor. Pada tahap awal usaha PKL-pangan, sumber
pembiayaan utamanya berasal dari modal pribadi. Setelah usaha tersebut mulai berjalan baru kemudian muncul pembiayaan dari sumber
lain misalnya dalam bentuk dana bergulir dari koperasi simpan pinjam ataupun bantuan fasilitas berdagang misalnya tenda dari pihak
sponsor. Setelah PKL-pangan tersebut berkembang ke arah sektor formal tergabung dalam anggota koperasi, kemudian perbankan
konvensional mulai tertarik untuk memberikan dukungan pembiayaan. Koperasi PKL dapat berperan dalam memberikan bimbinganpelatihan
pendampingan kepada PKL dalam meningkatkan adminstrasi keuangan
+,-.-,--+
115 dan akses PKL terhadap sumber pembiayaan : pemerintah, lembaga
keuangan, dan CSR. Deskripsi singkat peran dari pemangku kepentingan dalam penyediaan pembiayaan bagi PKL-pangan disajikan
pada Tabel 18.
Tabel 18 Peran Stakeholder Pengembangan Aspek Pembiayaan PKL
No Institusi
Peran
1 Kementerian
Negara KUKM •
Melaksanakan amanat UU no 20 tahun 2008 terkait pembiayaan Usaha Mikro
• Mendesain mekanisme pembiayaan Usaha
Mikro •
Memfasilitasi PKL-pangan dan terhadap berbagai alternatif sumber pembiayaan
seperti dana bergulir dan KUR mikro •
Berkoordinasi dengan pihak perbankan terkait penyaluran dana Usaha Mikro
2 PEMDA
• Mengalokasikan anggaran yang memadai
untuk pembiayaan Usaha Mikro •
Mensosialisasikan berbagai skema pembiayaan Usaha Mikro
• Membuat mekanisme pengelolaan dana
Usaha Mikro dari pemda •
Memfasilitasi akses PKL-pangan terhadap pemanfaatan dana CSR
3 Perbankan
• Menyalurkan KUR mikro
• Membentuk keterkaitan dengan koperasi
simpan pinjam dalam pengelolaan dana Usaha Mikro
Dari Gambar 11, terlihat jelas bahwa sumber pembiayaan utama PKL-pangan sebaiknya berasal dari koperasi simpan pinjam, di mana
sumber dananya berasal dari dana bergulir yang dikelola oleh Kementerian Negara KUKM. Hal ini sejalan dengan amanat UU no 20
+,-.-,--+
116 tahun 2008 yang mengamanatkan bahwa pemerintah berperan dalam
pembiayaan UMKM dengan menyediakan akses Usaha Mikro terhadap sumber-sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga
keuangan bukan bank, memperluas sumber-sumber pembiayaan bagi Usaha Mikro, dan menyediakan pembiayaan untuk Usaha Mikro melalui
program dana bergulir. Pembiayaan PKL melalui dana bergulir Kementerian Negara
KUKM ditujukan untuk untuk menggerakkan, mengembangkan dan memfasilitasi UMKM tersebut untuk kemudian dapat ditangani oleh
sumber pembiayaan konvensional. Menurut Eriyatno di dalam Hariyadi 2007 saat ini terdapat
36.000 Koperasi Simpan Pinjam dan Usaha Simpan Pinjam koperasi di mana sekitar 70 tersebar Jawa, Banten, Yogyakarta, Bali, Sumatera
Utara, Sumatera Barat dan Riau. Total aset yang dimiliki adalah 6.7 triliun rupiah dengan penyaluran pinjaman mencapai 4.5 triliun rupiah.
Untuk menangani aspek pembiayaan PKL-pangan, pemda mempunyai tanggung jawab untuk mengantarkan usaha PKL-pangan
menjadi usaha tetap sehingga layak dibiayai oleh berbagai sumber pembiayaan konvensional, misalnya bank. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara, antara lain pemda mengalokasikan anggaran untuk perkuatan modal bagi PKL melalui koperasi PKL sebagai stimulan untuk
memperkuat modal PKL, menetapkan kriteria penerima dan mekanisme penyaluranpengembalianperguliran modal perkuatan PKL melalui
koperasi dan melakukan fasilitasi dalam meningkatkan akses PKL secara kolektif melalui koperasi PKL terhadap sumber pembiayaan KUR
mikro dan CSR. Kemudian, pemda dapat mengeluarkan kebijakan yang ditujukan untuk memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi PKL
untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan selain bank dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan
secara cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
+,-.-,--+
117 Upaya pemberdayaan aspek pembiayaan PKL tidak dapat
dilepaskan dari dukungan pemerintah pusat. Dukungan pemerintah pusat dalam aspek pembiayaan PKL dapat dilakukan dengan cara
menerbitkan kebijakanfasilitasiperkuatanpeningkatan
akses PKL
terhadap sumber pembiayaan KUR mikro dan dana bergulir melalui koperasi. Kemudian pemerintah pusat juga dapat melakukan fasilitasi
perkuatan modal bagi PKL melalui koperasi PKL. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ditujukan untuk membantu PKL
dalam mendapatkan pembiayaan dan jasaproduk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank,
baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan pemerintah.
Hasil survei lapang menunjukkan bahwa dari lima wilayah studi terdapat dua wilayah yaitu Surakarta dan Makassar yang sudah mulai
memanfatkan bantuan Koperasi Simpan Pinjam dalam pengadaan modal usaha. Dengan bantuan yang diperoleh dari Koperasi Simpan
Pinjam, PKL tersebut diharapkan dapat mengembangkan usahanya menjadi sektor formal. Lebih lanjut, maka perbankan konvensional mulai
tertarik untuk memberikan dukungan pembiayaan dan proses pengembangan PKL menjadi sektor formal dapat berjalan dengan baik.
Selain itu juga diperlukan peran pemda sebagai mediator PKL untuk memperoleh bantuan kredit dari lembaga keuangan.
+,-.-,--+
118
Gambar 11 Penataan aspek pembiayaan
4.6.4 Aspek Sarana dan Prasarana Usaha