Kebijakan Pengembangan Pedagang Kaki Lima

+,-.-,--+ 36 dilaksanakan penertiban sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain, tugas pembinaan dan pengendalian PKL hanya tertuju pada sasaran lokasi resmi diizinkan dan PKL yang terdaftar. Apabila suatu lokasi usaha kaki lima resmi menurut kemampuan dayadukungnya tidak lagi dapat menampung PKL atau dihapuskan, maka PKL yang ada dipindahkan sesuai dengan ketentuan yang akan ditetapkan.

2.3.2 Kebijakan Pengembangan Pedagang Kaki Lima

Pada hekekatnya pembinaan, penataan dan pengendalian atau pengembangan PKL tidak terlepas dari lingkup pembinaan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat, terutama terhadap PKL yang secara nyata benar- benar merupakan warga yang ditandai dengan memiliki Kartu Tanda Penduduk KTP yang menunjukan asal domisili yang bersangkutan. Karena itu, kendatipun dalam pelaksanaan pembinaan pada dasarnya pembiayaan yang berasal dari retribusi yang dipungut dari pedagang kaki lima yang bersangkutan, seyogyanya anggaran pembinaan dimaksud tidak hanya berasal dari retribusi saja, akan tetapi apabila kemampuan pemda yang cukup memadai, tidak tertutup kemungkinan dialokasikan anggaran pembangunan yang ada untuk para warga yang berusaha disektor informal pada umumnya, khususnya PKL. Dalam uraian terdahulu telah disebutkan bahwa permasalahan yang dihadapi para PKL bukanlah semata-mata dalam hal aspek sosial- ekonomi dan sosial-budaya saja, namun terdapat pula masalah- masalah dalam aspek sosial-politik dan lingkungan yang penanganannya diperlukan pula suatu sistem atau cara pemecahan yang bersifat sosio-politis pula dari pihak yang akan membina. Hal ini mungkin hanya bersifat sementara sampai dapat dirangkul dan dikuasainya para pengusaha yang merupakan informal leader di kalangan dan di lokasi PKL. +,-.-,--+ 37 Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa sasaran pembinaan ditujukan pada pedagang dan usahanya serta lokasi usaha kaki lima itu sendiri, melalui pemberian jasa pelayanan oleh pemda sebagai imbalan terhadap pungutan retribusi yang berasal dari pedagang tersebut. Berdasarkan pengertian retribusi yang terkandung dalam Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2006, maka penggunaan retribusi PKL dapat diarahkan untuk menunjang pembinaan berupa beberapa pelayanan dari Pemerintah DKI Jakarta, antara lain : 1. Jasa pelayanan ketertiban lingkungan; 2. Jasa pelayanan sarana tempat berusaha; 3. Jasa pelayanan kebersihan; 4. Jasa pelayanan penyuluhan dan penerangan; dan 5. Jasa pelayanan administrasi untuk pengusaha dan lokasi kaki lima serta biaya operasional aparat pembina. Program pembinaan, penataan dan pengendalian PKL diarahkan kepada beberapa kegiatan pokok yang kemudian akan terus dikembangkan lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi yang menyertainya. Hal inilah yang dijadikan strategi pembinaan PKL di DKI Jakarta. Kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program pembinaan, penataan dan pengendalian usaha kaki lima dimaksud khususnya dalam rangka merubah status PKL tidak resmi liar menjadi PKL yang resmi terdaftar dan menempati lokasi yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan suatu kondisi : Menyiapkan suatu kondisi yang baik sebagai dasar perubahan status PKL tidak terdaftar liar menjadi PKL terdaftar resmi melalui : +,-.-,--+ 38 a. Menginventarisasi sejumlah atau seluruh lokasi PKL baik yang resmi ditetapkan dengan SK. gubernur atau bupatiwalikota maupun lokasi yang tidak resmi liar; b. Mengukur kemampuan dayadukung lingkungan setiap lokasi yang diinventarisasikan dalam usaha untuk menetapkan lamanya atau umur atau waktu secara bulanan atau tahunan satu lokasi dapat ditetapkan sebagai tempat usaha kaki lima. Dalam mengukur dayadukung lingkungan ini dapat berpedoman pada : • Kepadatan lalu lintas kendaraan dan lalu lintas orang • Kebersihan lingkungan . • Keindahan dan lingkungan hidup sehat setempat. • Jumlah pengusaha yang dapat ditampung. • Jenis usaha yang dilakukan. • Waktu atau jam-jam kegiatan usaha kaki lima dilaksanakan. • Jarak pasar yang dikelola PD. Pasar dengan lokasi usaha kaki lima. c. Menetapkan lokasi-lokasi yang sudah ditentukan waktu atau dayadukung lingkungannya dengan keputusan gubernur atau bupatiwalikota setempat. Bagi para pengusaha yang tidak atau belum tertampung pada satu lokasi resmi, sebagian maupun seluruhnya, maka akan dialihkan ketempat lokasi lain yang lingkungannya mengizinkan untuk tempat penampungan. d. Membantu menciptakan suatu kondisi yang bermanfaat dalam rangka peralihan profesi dari PKL menjadi tenaga-tenaga yang terampil sesuai dengan bakat dan kelasnya. Program ini akan diisi melalui pendidikan dan latihan keterampilan yang selama ini dikembangkan baik melalui Pusat Latihan Kerja PLK Departemen Tenaga Kerja maupun Pendidikan Masyarakat melalui Kanwil Depdikbud dan kursus-kursus pendidikan atau latihan keterampilan yang dilaksanakan Instansi lain seperti yang dilaksanakan Instansi atau dinas teknis yang bersangkutan. +,-.-,--+ 39 e. Bagi yang tidak bersedia mengalihkan lokasi usaha dan tidak mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan perkotaan maka direncanakan akan dipulangkan ke desanya atau ikut program transmigrasi. f. Membentuk atau memberdayakan koperasi agar ikut berperan serta secara aktif dalam pengelolaan PKL, sehingga pemerintah daerah tidak terlalu jauh mencampuri pengelolaan PKL.

2.3.3 Langkah-langkah Kegiatan Pengembangan PKL