+,-.-,--+
72
4.1.1 Kinerja PKL dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Studi kasus pada wilayah Provinsi Sumatera Utara dilakukan di kota Medan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 10 PKL di
wilayah ini, sebanyak 20 PKL berpendidikan SD, 50 SLTP, dan 30 SLTA. Keadaan ini menunjukkan tingkat pendidikan para pelaku usaha
kaki lima masih cukup rendah. Hal tersebut berkaitan dengan perilaku para pelaku usaha kaki lima, misalnya dalam hal pemahaman atas hak
penggunaan lahan yang dipakai sebagai tempat usaha. Sebagian besar PKL 80 melakukan kegiatan usahanya di trotoar, sebanyak 10 di
badan jalan, dan sisanya menempati lokasi usaha di saluran air. Dari 10 PKL yang beroperasi di Medan, sebanyak 9 PKL 90 menempati
lokasi tidak resmi, sedangkan sisanya menempati lokasi terjadwal. Sarana usaha yang paling banyak digunakan adalah tenda sebanyak 9
PKL, gerobak sebanyak 8 PKL, dan kios sebanyak 1 PKL. PKL yang beroperasi di Medan melakukan kegiatan usahanya di
bidang kuliner dengan jenis usaha, antara lain mie Aceh, soto, nasi uduk, nasi bebek, rujak, gorengan, minuman dan warung kopi. Lama kegiatan
usaha mereka mulai dari 3 jam sampai dengan 13 jam sehari, bahkan ada 1 PKL yang melakukan kegiatan usahanya selama 24 jam. Waktu
usaha tersebut mereka anggap telah cukup untuk berusaha di sektor informal ini dan mendapat omzet yang diharapkan. Omzet atau nilai
penjualan merupakan indikator yang sangat relevan dalam menunjukkan kinerja usaha kaki lima. Omzet usaha para PKL di Medan berkisar dari
Rp 240.000 sampai Rp 1.500.000 dengan keuntungan bersih yang diperoleh mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 800.000. Dari 10 PKL
sebanyak 60 PKL menyatakan mengalami penurunan omzet usaha dan keuntungan bersih.
Kegiatan usaha para PKL tersebut dibantu oleh tenaga kerja yang berasal dari keluarga atau orang luar karyawan. Jumlah tenaga
kerja keluarga yang membantu PKL mulai dari 1 orang sampai 5 orang, sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga mulai dari 1
orang sampai 5 orang. Sebagian besar PKL menggunakan tenaga kerja
+,-.-,--+
73 yang berasal dari keluarga sebanyak 2 orang tenaga kerja 30 dan
tenaga kerja dari luar keluarga sebanyak 1 orang tenaga kerja 30. Hal tersebut menunjukkan dalam melakukan kegiatannya para PKL
hanya sedikit menggunakan tenaga kerja dan cenderung mengarah kepada family enterprise. Pada umumnya PKL menggunakan modal
sendiri sebagai modal usaha. Modal usaha merupakan faktor yang berpengaruh ketika akan memulai atau mengembangkan usaha. Modal
usaha tersebut terbagi menjadi dua, yaitu investasi berupa sarana usaha dan modal kerja untuk kegiatan usaha setiap hari. Sebanyak 60 PKL
di Medan mengeluarkan modal untuk investasi sebesar Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 10.000.000, sedangkan sisanya sebesar Rp
11.000.000 dengan 20.000.000. Untuk modal kerja setiap hari sebagian besar PKL 70 mengeluarkan modal sebesar Rp 100.000 sampai
dengan Rp 500.000, sedangkan sisanya mengeluarkan modal sebesar Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000. Semua modal tersebut
berasal dari dana masing-masing PKL, yang menunjukkan bahwa PKL mengandalkan kemampuan sendiri dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
Tabel 7 Pendapatan Bersih PKL-Pangan Medan
Pendapatan T.K.keluarga
T.K.luar Total T.K
Indeks kinerja Rp
orang orang
orang Rpbulanorang
10,500,000 2
2 1,575,000
21,000,000 1
1 6,300,000
18,000,000 2
2 2,700,000
4,950,000 2
2 742,500
18,000,000 1
1 2
2,700,000 18,000,000
3 3
1,800,000 45,000,000
5 2
7 1,928,571
15,000,000 2
1 3
1,500,000 15,000,000
5 5
900,000 7,200,000
1 1
2,160,000
Rata-rata 2,230,607
Berdasarkan data pada Tabel 7, maka dapat pendapatan bersih rata-rata PKL-Pangan Medan adalah Rp 2,230,607. Lalu dapat
ditentukan rata-rata IK-PKL Medan adalah 2.77 mendekati angka 3 yang
+,-.-,--+
74 berarti IK-PKL mempunyai kinerja yang baik dengan pendapatan di atas
Rp 1.000.000tenaga kerjabulan.
Tabel 8 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja PKL-pangan di Medan
No Faktor
Skala Rata-rata
1 2
3 4
5
1 Tingkat pendidikan
2 5
3 3.02
2 Jumlah Tenaga Kerja
2 4
2 2
2.27 3
Lama Usaha 3
4 3
2.52 4
Kondisi Omzet 1
6 2
1 2.17
5 Kondisi Keuntungan
1 6
2 1
2.17 6
Lokasi Usaha 1
9 1.87
7 Status Lokasi usaha
9 1
1.12 8
Tempat berusaha 9
1 1.12
9 Bentuk Sarana Usaha
8 9
1 2.58
10 Luas Tempat Usaha 1
7 2
2.98 11 Kelengkapan Tempat Usaha
4 1
4 1
3.01
12 Kondisi Lokasi Usaha 8
2 4.18
13 Keterjangkauan Lokasi
Usaha
3 7
3.67 14 Prospek Konsumen