Kepemilikan KTP Tingkat pendidikan Akses terhadap pendukung usaha, kendala, dan prospek usaha

+,-.-,--+ 18

e. Penggunaan tempat usaha

PKL yang menempati lokasi usaha di badan jalan sebesar 31,05, di trotoar sebesar 28,64, 15,91 di halaman pasarpertokoan, u 7,14 menempati lahanlahan kosong, dan sisanya menempati lainnya seperti terminal bus, jalur hijautaman halte dan sebagainya.

f. Kepemilikan KTP

Hampir separuh dari keseluruhan pengelola usaha kaki lima yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta, atau sebanyak 39.238 pengusaha atau sebesar 42,30 bukan merupakan pemegang kartu tanda penduduk KTP DKI Jakarta, sebesar 4,10 Pemegang Kartu Identitas Penduduk Musiman KIPEM, pemegang kartu tanda penduduk KTP daerah sebesar 36,42, dan tidak memiliki KTP sebesar 1,78. Data ini menunjukkan betapa besar beban sosial social cost yang harus ditanggung oleh Pemda DKI Jakarta untuk menanggulangi dampak negatif dari keberadaan usaha-usaha kaki lima, padahal pengusahanya berasal dari daerah lain di luar Jakarta.

g. Tingkat pendidikan

Sebagian terbesar dari PKL yaitu sebanyak 48,33 berpendidikan SD, 28,78 SLTP, dan 21,17 berpendidikan SLTA. Ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan PKL cukup rendah. Rendahnya pendidikan para pengelola usaha kaki lima memberikan cerminan bagaimana komitmen para pelaku usaha ini terhadap penggunaan ruang publik yang mereka pakai seperti kesadaran terhadap pemeliharaan kebersihan, munculnya kemacetan lalu lintas dan pemahaman atas hak penggunaan lahan yang dipakai untuk berusaha. +,-.-,--+ 19

h. Akses terhadap pendukung usaha, kendala, dan prospek usaha

Sebagian terbesar PKL yaitu 94,69 tidak pernah mengikuti pembinaan, sisanya 5,31 yang pernah mengikuti pembinaan. Kelompok yang terakhir ini sebagian terbesar pembinaannya dilakukan oleh pemerintah daerah. Rendahnya persentase jumlah usaha kaki lima yang pernah mengikuti pembinaan, tentu berkorelasi sangat kuat terhadap rendahnya pemahaman para PKL tentang penggunaan ruang publik public area yang dimanfaatkan untuk usaha. Padahal penggunaan ruang publik ini menimbulkan beban sosial social cost bagi pemerintah daerah maupun masyarakat Jakarta. Usaha pembinaan PKL akan menjadi efektif jika dilakukan melalui kelompok atau organisasi. Ternyata sebagian terbesar dari PKL tidak menjadi anggota kelompokorganisasi kaki lima yang jumlahnya mencapai 84.802 usaha atau sebesar 91,43. Data ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil saja dari mereka yang menjadi anggota kelompokorganisasi kaki lima. i. Hambatan Yang Dihadapi.