+,-.-,--+
22
n. Keinginan berganti pekerjaan
Sebagian besar pengusaha ternyata punya keinginan untuk beralih profesi. Pernyataan ini diungkapkan oleh 83.979
pengusaha atau sebesar 90,57 terhadap keseluruhan pengusaha kaki lima, sisanya sebanyak 8.772 pengusaha
atau sebesar 9,43 tidak mempunyai keingi nan untuk beral ih prof esi. Dari mereka yang bersedia untuk
beral ih prof esi , dilatarbelakangi oleh berbagai penyebab, dan yang terutama adalah akibat kekurangan modal dan persaingan
antar pengusaha kaki lima yang mereka rasakan sudah sangat ketat.
2. Hasil Penelitian Universitas Pejajaran 1985.
a. Berdasarkan lokasi tempat usaha
Hasil penelitian empirik di berbagai kota, khususnya di DKI Jakarta menunjukkan bahwa pedagang yang bergerak di
sektor informal, khususnya PKL mempunyai karakteristik yang bermacam-macam
sehingga perlu
dirumuskan secara
konsepsional. Perumusan ini sangat penting dilakukan untuk mempermudah
dan memperjelas
dalam melakukan
pembinaannya. Pada Gambar 1. diperlihatkan tentang tipologi dari Lokasi Usaha PKL di DKI Jakarta berdasarkan letak tempat
usahanya. Pedagang dapat dibedakan ke dalam dua golongan besar, yaitu pedagang yang bergerak di sektor formal dan di
sektor informal. Pedagang yang bergerak di sektor informal dapat dibagi menjadi PKL berkeliling dan PKL menetap. PKL berkeliling
adalah PKL yang menjajakan barang dagangannya dengan cara mendatangi konsumen, sedangkan PKL menetap adalah PKL
yang menjajakan barang dagangannya dengan cara menunggu konsumen menetap. Di DKI Jakarta, untuk PKL yang berkeliling
saat ini sudah tidak diperkenankan lagi melakukan operasinya. Mereka digiring untuk lebih tertib dan teratur dengan cara
+,-.-,--+
23 merelokasi atau melokalisirnya. Dengan demikian, unit observasi
yang dilakukan dalam studi ini adalah PKL yang menetap. Dalam
kenyataannya PKL
menetap ini
dapat diidentifikasikan ke dalam PKL yang letak usahanya di pasar
tertutup dan yang di pasar terbuka. Pengertian pasar tertutup adalah pasar yang telah dibangun secara permanen atau semi
permanen serta secara formal telah diakui oleh pemerintah. Walaupun di sini mungkin pedagang tersebut tidak selalu
menempati bangunan pasar yang telah ada, tetapi juga emperan- emperan toko, pada halaman pasar dan lain-lain, misalnya saja
pada pasar Senen, pasar Blok M, pasar-pasar Inpres dan lain- lain. Sedang pasar terbuka adalah pasar-pasar yang dibangun
atau digunakan secara darurat, misalnya saja lokalisasi PKL resmi, yang banyak dijumpai pada trotoar-trotoar jalan, taman, di
atas saluran air, lapangan parkir, jalan yang digunakan untuk pasar hanya pada sore atau malam hari dan lain sebagainya.
PKL yang berada di pasar tertutup menjual barang dagangannya pada kios-kios atau jongko, baik yang telah
menggunakan tenda atau tidak. Sedang pada pasar terbuka selain yang menjual barang dagangannya pada kios-kios dan
jongko, juga ditemui yang menjajakan barang dagangannya begitu saja di atas lahan, dengan atau tanpa menggunakan alas
untuk tempat barang dagangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKL yang telah
menggunakan kios dalam berdagang, hanya ditemui PKL pemilik dan PKL setengah pemilik, sedangkan yang berdagang dengan
menggunakan jongko ditemui tiga macam status pemilikan, yaitu PKL pemilik, PKL setengah pemilik dan PKL non-pemilik.
+,-.-,--+
24
Gambar 1 Tipologi PKL Berdasarkan Lokasi tempat Usaha b. Berdasarkan status kepemilikan
Secara umum dapat dilihat bahwa pedagang ada yang berstatus ”formal dan ada yang informal. Keduanya
mempunyai karakteristik yang berbeda, dan yang menonjol adalah bahwa yang disebutkan ”pedagang formal” pada
umumnya sudah
mendapat sentuhan
kebijaksanaan pemerintah sedangkan ”pedagang informal” pada umumnya
belum. Dengan menelusuri aktivitas para PKL di DKI Jakarta
telah pula ditemukan tiga klasifikasi status kepemilikan antara lain; 1 PKL pemilik, 2 PKL setengah pemilik dan 3 PKL non
pemilik. PKL yang pemilik adalah PKL yang memiliki seluruh ba- rang dagangannya, baik milik sendiri sepenuhnya maupun
+
,-.0.1 ,-.
23.1
45 678-
45 688+
9:1+- .5
;.-. 6=
;.-. .5
,:41- 41-
41- ,:41-
.41- 41-
,:41- .41-
41- ,:41-
.41- 41-
,:41- .41-
4=
+,-.-,--+
25 bersama-sama keluarga atau temannya. PKL yang berstatus
setengah pemilik di mana sebagian barang yang dijualnya milik sendiri sedangkan yang lainnya milik orang lain. Mengenai milik
orang lain ini dapat dibedakan lagi menjadi barang komisi dan konsinyasi. Barang komisi adalah barang dagangan di mana
yang menjual hanya memperoleh imbalan dalam persentase, baik persentase tetap maupun tidak tetap. Jenis barang yang
disebutkan tadi pada umumnya apabila tidak laku dijual barang tersebut dapat dikembalikan. Namun pada jenis
barang konsinyasi, kalau barang tersebut tidak habis terjual maka sisa barang tidak dapat dikembalikan, dan ada yang dapat
dikembalikan tapi hanya sebagian saja. Sedangkan PKL non pemilik adalah bilamana seluruh barang yang dijualnya bukan
miliknya sendiri, di mana barang yang dijual ada yang merupakan barang komisi, dan ada pula barang konsinyasi.
+
,-+ .0
+ 1+234
1+.3
245+6+ .6
7+245+6+ 3-447+78
3-4478
245+6+ .6
7+245+6+ 3-44
7+78 3-4478
9-4:4 9-4
9-4:4 9-4
.+-3 ;-3
.+-3=-3
+,-.-,--+
26
Gambar 2 Tipologi PKL Berdasarkan Status Kepemilikan Tempat Usaha
c. Pertumbuhan tak terhentikan