Omzet perhari Jumlah hari kerja perbulan

+,-.-,--+ 20 26.006 usaha atau 28,05; sarana usaha kurangtidak memadai sebanyak 8.497 usaha atau 9,16; dan lain-lain hambatan sebanyak 17.702 usaha atau 19,09 dari keseluruhan usaha.

j. Pengetahuan tentang peraturan daerah

Kecilnya jumlah pengusaha kaki lima yang mengetahui adanya peraturan daerah perda yang secara khusus mengatur usaha kaki lima dan ketertiban umum, tentu merupakan sinyal yang mengindikasikan besarnya beban pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk mensosialisasikan perda dimaksud, sehingga substansi dari keberadaan perda dapat tercapai secara efektif. Sebagian terbesar dari PKL yaitu 85,07 belum mengetahui tentang perda ketertiban, sedang yang sudah mengetahui hanya berjumlah 14,93. Ini membuktikan bahwa pemda belum atau tidak pernah memberikan sosialisasi langsung kepada PKL mengenai perda ketertiban.

k. Tenaga kerja

Jumlah pekerja yang berhasil ditampung usaha kaki lima berjumlah 139.394 pekerja, yang terdiri atas 99.648 pekerja laki-laki dan 39.746 pekerja perempuan. Dari data ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tenaga kerja pada usaha kaki lima adalah 1,5 orang. Ditinjau dari status ketenaga- kerjaan, ternyata para pekerja usaha kaki lima didominasi oleh pekerja tidak dibayar, yakni mencapai 116.996 pekerja atau sebesar 89,93. Hanya sebanyak 22.398 pekerja atau sebesar 16,07 yang merupakan pekerja dibayar. Ini membuktikan bahwa sebagian terbesar dari pekerja usaha kaki lima adalah pemilik itu sendiri.

l. Omzet perhari

Omzet atau nilai penjualan merupakan indikator yang sangat relevan menunjukkan kinerja usaha. Untuk berbagai jenis +,-.-,--+ 21 usaha, omzet memberikan pengertian yang agak berbeda. Bagi usaha perdagangan, omzet diartikan sebagai nilai penjualan kotor gross sales. Bagi usaha yang bergerak dalam bidang produksi, omzet merupakan penjualan dari nilai barang yang diproduksi. Sebagian besar PKL yaitu 59,68 memiliki omzet harian sebanyak 100-500 ribu per harian, dan 29,81 memiliki omzet di bawah 100 ribu per hari, sedang sisanya memiliki omzet lebih dari 500 ribu per hari. Dari uraian tersebut, walaupun pengertian omzet nampaknya berbeda untuk beberapa sektor sesuai kegiatannya, namun pengertian omzet secara substansial tidak berbeda secara signifikan. Dari hasil sensus PKL tahun 2005 dapat diketahui tentang omzet yang diterima mereka rata-rata per hari. Kelompok yang memiliki omzet per hari di bawah Rp 250.000, rata-rata pekerja per usaha adalah 1,33 orang. Rata-rata ini secara konsisten meningkat mengikuti kelompok omzet. Untuk kelompok omzet Rp 250.000 sampai Rp 500.000, rata- rata tenaga per usaha mencapai 1,68 orang dan 1,98 orang untuk kelompok omzet yang berkisar antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000, serta 2,62 orang untuk usaha yang mempunyai omzet satu juta ke atas. Usaha kaki lima yang berlokasi di Jakarta Utara lebih bersifat labour intensive, dibandingkan usaha kaki lima di empat kota lainnya. Sedangkan usaha yang menggunakan tenaga kerja secara rata-rata terkecil adalah usaha kaki lima yang terdapat di Jakarta Barat dengan rata-rata 1,40 pekerja per usaha.

m. Jumlah hari kerja perbulan

Sebagian terbesar yaitu 92,45 jam kerja PKL memiliki jam kerja 23-31 hari, dan sisanya 7,54 kurang dari 23 hari kerja. Ini membuktikan bahwa PKL hampir setiap hari melakukan kegiatan usahanya. +,-.-,--+ 22

n. Keinginan berganti pekerjaan