Latar Belakang f341c857 c906 476d 8cc7 6bfd2865a624

111 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar Aparatur Negara melalui dan Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pelayanan Publik. Untuk mendokumentasikan praktik baik dan pengembangan model yang mendukung inovasi dan replikasi, KINERJA melakukan kerjasama dengan beberapa donor yang telah memulai program yang relatif mirip dengan program KINERJA antara lain: DBE-1 USAID, LGSP-USAID, BASICS – CIDA, LOGICA AUSaid, DecGG - GIZ, BEC-World Bank, DSF- World Bank, dll.

2. Pemetaan Jenis Standar

Penting bagi daerah untuk memahami secara utuh komprehensif perbedaan jenis standar, kelebihan masing-masing jenis standar, dan hubungan antar jenis standar. Dengan pemahaman yang baik ini, aktor-aktor dapat memutuskan dengan pikiran jernih bagaimana serangkaian standar dapat diterapkan di suatu daerah agar tercapai hasil yang maksimal -sesuai dengan kebutuhan, kapasitas dan faktor lain di suatu daerah. Untuk membantu para pihak yang berkepentingan stakeholder mencapai pengertian yang memadaiutuh, KINERJA dengan sumbangan pikiran dari “tim nasional” yang telah disebutkan mempersiapkan suatu perbandingan antar jenis standar Tabel 1. Perbandingan ini dimaksudkan untuk membandingkanmenkonstatasikan perbedaan dan juga kesamaan antar jenis standar dari aspek sifat, hukum, akar dan kelembagaannya. 3 SESI 2 . Pe nin gka ta n Ku alit as Pe la ya na n Pu blik Me la lu i T ata Ke lo la Se kt or di In do ne si a w w w .ki nerj a.o r.id M o dul T ata K el o la P el aya na n Publ ik Berba sis Sta nd ar NSPK SPM SPP SOP ISO Sifat inti Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang menjadi kepentigan nasional; eisiensi, keselamatan, pemerataan, mutu dll. Berkaitan berbagai aspek pelayanan yang menjadi kepentingan nasional internasional; jangkauan yang merata dan mutu pelayanan dasar Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang merupakan praktek yang baik: transparansi dan informasi, kepastian, harga yang terjangkau, mekanisme pengaduan dll. Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik, dengan fokus pada konsistensi prosedur dan hasil Berkaitan komitmen suatu unit pelaksana pelayanan publik terhadap mutu pengelolaan dan hasil yang memuaskan klien – pendekatan manajemen Unit pemerintah badan pendukung Koordinasi oleh MoHA; Menteri2 menyusun peraturan Koordinasi oleh MoHATim Konsultasi DPOD; Menteri2 menyusun peraturan KemPAN mendorong daerah dan pihak lain langsung Instansi penyedia pelayanan badan akreditasiMenteri2 Promosi dari KemPAN; Instansi penyedia pelayananbadan akreditasi Dasar hukum PP 382007 pembagian urusan PP sektoral lain misalnya PP 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan UU 322004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP 652005 tentang SPM UU 252009 tentang Pelayanan Publik Contoh: SOP yang berada dalam SNP lihat NSPK. Juga badan akreditasi Badan internasional Kewajiban menerapkan standar Wajib jika urusan dilaksanakan Wajib untuk pelayanan dasar Wajib untuk pelayanan publik Tergantung instansi kecuali SOP yang merupakan NSPK Wajib jika mendapat akreditasi Asal historis standar JuklakJuknis sebelum era desentraliasi perlu disesuaikan; lahir NSPK Lahir dalam PP 252000; Permen2 keluar 2001, namun konsep perlu dikembangkan lagi; ronde kedua di 2008 Mulai awal 2000s, namun belum punya dasar hukum yang kuat, sampai keluar UU 252009 Telah lama diupayakan, namun popularitas meningkat tahun 2000s Mulai didorong pertengahan 2000s oleh KemPAN Penentu standar Menteri-menteri melalui Peraturannya masing- masing Menteri-menteri melalui Peraturannya masing- masing 13 sampai hari ini Kerangka dari KemPAN, dan spesiik oleh instansi UPTD yang relevan Instansi daerah yang relevan; badan akreditasi kalau relevan International Organization for Standardization Tabel 1: Perbandingan Inti Jenis Standar 4 11 3 w w w .ki nerj a.o r.id M o dul T ata K el o la P el aya na n Publ ik Berba sis Sta nd ar NSPK SPM SPP SOP ISO Instansi daerah yang relevan Instansi yang melaksanakan urusan yang dibarengi NSPK Dinas, dan UPTD dlm. sektor yang mempunyai SPM Terutama UPTD UPTD UPTD Pelayanan sasaran Pelayanan apapun yang mempunyai aspek teknis Pelayanan dasar urusan wajib Pelayanan apapun yang menyentuh publik Berkaitan pelayanan apapun Khususnya RS, Puskesmas, OSS Kapasitas pelaksana yang diperlukan Sedang; khusunya aspek teknis Sedang-tinggi; aspek perhitungan biaya dan integrasi dalam perencanaan anggaran paling rumit Rendah-sedang; aspek mekanisme pengaduan dan survei kepuasan paling rumit Rendah-sedang; perlu pengertian “business process” Tinggi, oleh karena merupakan pendekatan yang menyeluruh Fokus ongkos penerapan Tuntutan NSPK dapat berimplikasi biaya mis., pilihan teknologi Jangkauanmutu sesuai target pencapaian yang diatur oleh menteri-menteri Ongkos mengembangkan SPP; SPP cenderung prosedural, namun mutu staf dapat berimplikasi dana Ongkos awal untuk mengembangkan SOP Ongkos akreditasi dan monitoring secara berkala cukup tinggi Dasar hukum di daerah Kurang jelas kalau diperlukan Kurang jelas kalau diperlukan; terdapat Perda peraturan KDH Masing-masing UPTD mempunyai panduan, dan service charter Pedoman internal UPTD dokumen akreditasi Dokumen akreditasi dari badan akreditasi Pelaporan pengend- alian Pelaporannya tergantung kategori dalam NSPK. Menteri-menteri seharusnya memonitor penerapan NSPK Pencapaian SPM dilaporkan kepada KDH dan kepada menteri yang bersangkutan. Menteri memonitor pencapaian SPM Belum keluar PP yang akan menjelaskan. Sistem ombudsman? Kalau SOP intern saja – tidak ada pelaporan. Untuk yang berasal dari badan akreditasi, sesuai tuntutan badan Sesuai tuntutan ke badan akreditasi nasional di bawah ISO Sanksi untuk pengabaian Tergantung kategori NSPK Belum jelas Belum jelas Badan akreditasi dapat tarik statusnya Badan akreditasi dapat tarik statusnya? 5