Hakekat Jenis Standar f341c857 c906 476d 8cc7 6bfd2865a624
116
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
kementerian yang mengeluarkan paket parsial atau lengkap yang diperbaharui dengan judul yang
memuat istilah “NSPK.” Kenyataannya tidak ada cara yang baku dalam penyusunan instrumen
kementerian tentang NSPK. Oleh karena itu, para stakeholders perlu waspada; bisa saja
suatu kementerian mengeluarkan instrumen baru dengan judul “NSPK”, namun kementerian itu tetap
menjalankan instrumen lain yang juga bersifat NSPK yang juga disesuaikan atau mungkin masih lama
kontradiktif. Dalam mengkonirmasimengembangkan NSPK,
diharapkan bahwa pembinaan dari Pemerintah diimbangi dengan hak otonomi daerah. Oleh karena
itu, praktik baik dalam menyusunmemperbaharui NSPK adalah dengan membatasinya pada prinsip
kepentingan nasional yang pokok, seperti hal-hal berikut: pemerataan akses pada pelayanan, mutu
pelayanan, keselamatan, perlindungan, kenyamaan, eisiensi, keseragamankebangsaan.
Standar Pelayanan Minimal SPM
Standar pelayanan minimal SPM adalah hak warga negara yang tertuang dalam konstitusi,Undang-
Undang dan Konvenan Internasional. Sebagaimana diatur dalam UU No. 322004, penyelenggaraan
urusan wajib yang bersifat pelayanan dasar berpedoman pada standar pelayanan minimal.
Standar yang dimaksudkan ditetapkan oleh Pemerintah dan diperkirakan akan dicapai secara
bertahap. Peraturan Pemerintah No. 652005 dan peraturan lanjutan lainnya menambah rincian
tentang konsep SPM. Beberapa kementerian mulai mengeluarkan
peraturan tentang SPM pada tahun 2001, sebagai respon terhadap PP 252001. Sebutan SPM pada
tahap ini dianggap terlalu ambisius, khususnya karena tuntutan pendanaan. Selain itu formulasinya
masih kurang jelas dan kurang layak untuk dikendalikan melalui sistem datapelaporan yang
ada pada saat itu. Pada fase ini muncul juga banyak debat dan kesalahpahaman atas SPM,
yang masih perlu banyak diskusi dan klariikasi. Misalnya,saat ini telah jelas bahwa daerah dapat
mengejar SPM lebih cepat daripada sasaran periodik yang ditentukan Pemerintah, dan daerah
dapat meningkatkan SPM 9 tahun wajib belajar sekarang ditingkatkan di berbagai daerah menjadi
12 tahun wajib belajar. Selain itu, sudah lebih jelas bahwa tidak ada dan tidak perlu dana khusus atau
organisasi khusus di daerah untuk SPM. Pencapaian SPM merupakan kegiatan inti daerah dan segala
sumber daya perlu memprioritaskan pencapaian SPM. Sudah tentu organisasi daerah dapat
disesuaikan agar pelayanan yang dimaksudkan menonjol, namun tidak perlu menambah unit-
unit khusus seakan SPM adalah suatu “proyek” tambahan.
Pada tahun 2008, setelah dikeluarkannya PP 652005 dan peraturan pelaksana yang sangat
operasional, Tim Konsultasi antar kementerian membantu DPOD mempedomani kementerian-
8
117
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
kementerian dan menyaring usulan SPM dari departmen, dengan kriteria yang lebih sesuai
konsep dan tertuang dalam PP 652005. Kini, 13 menteri mengeluarkan SPM yang disaring
melalui proses baru. Walaupun masih belum sempurna, daftar SPM saat ini lebih berguna bagi
semua pihak.
4
Diharapkan masyarakat menjadi lebih jelas akan pelayanan dasar yang dapat
mereka klaim. Pemerintah daerah akan lebih jelas atas pencapaian yang diharapkan dalam satu
periode jangka menengah, dan mampu mengukur “kesenjangan” dan merencanakanmenganggarkan
agar kesenjangan dapat ditutup dalam kurun waktu yang ditentukan.
Penerapan SPM telah mulai dilakukan di berbagai daerah, namun belum jelas sampai sejauh mana.
Kementerian-kementerian belum mengeluarkan gambaran utuh tentang pencapaian SPM di
daerah karena sistem pelaporan
5
belum berjalan semestinya, mungkin karena daerah dibebani
terlalu banyak tuntutan laporan dengan format yang berbeda-beda. Terlihat bahwa beberapa
kementerian seperti Pendidikan Nasional hanya mengetahui status sistem pendataan dan
pencapaian SPM di beberapa daerah, misalnya melalui upaya uji cobapilot.
Walaupun informasi atas status penerapan SPM masih langka, jelas bahwa daerah mengalami
kesulitan dalam penerapan SPM. Dukungan bersifat pengembangan kapasitas masih terbatas,
khususnya untuk pengintegrasian SPM dalam proses perencanaanpenganggaran dan metode
menghitung biaya yang diperlukan untuk menutupi kesenjangan dalam pencapaian SPM.
Standar Pelayanan Publik SPP
Sesuai UU 252009 tentang pelayanan publik, SPP adalah indikator “kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.” Motivasi untuk mengembangkan SPP adalah
untuk mencegahkorupsi dan menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan publik yang baik. Tiga aspek
yang diutamakan adalah syarat-syarat pelayanan publik disampaikan dengan jelas dan lengkap, waktu
pelayanan jelas dan menjamin akses, dan biaya
4 Masih cukup banyak SPM yang dikembangkan untuk urusan yang sebenarnya tidak memenuhi deinisi pelayanan dasar.” Lagipula, belum jelas apakah sasaran periodik untuk pencapaian SPM, secara bertahap, seimbang dengan segala sumber daya keuangan
yang bersedia untuk daerah. 5 Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah-LPPD, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah- LKPJ, Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah – LAKIP dan lain lain.
9
118
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
diketahui dengan pasti.Prinsip transparansi dan akuntabilitas sangat mewarnai standar-standar yang
dikembangkan di bawah payung SPP. Dengan adanya SPP, diharapkan bahwa persoalan
yang seringkali dihadapi oleh penyedia layanan misalnya penundaan waktu pelayanan, pelayanan
yang kurang sopan, penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, perlakukan tidak adil terhadap
pengguna layanan, permintaan imbalan yang tidak sesuai biaya dapat dibenahi oleh organisasi
pelayanan itu sendiri.
6
Belum banyak daerahorganisasi yang mengembangkan dan menerapkan SPP. Sosialisasi
belum dilakukan secara intensif, dan ini dapat dimengerti karena PP untuk pelaksanaan UU
252009 belum siap. Dalam PP tersebut diharapkan akan diuraikan pendekatan kongkrit untuk
mewujudkan SPP dan cara menjamin agar SPP dipatuhi. Aspek sanksi diatur secara umum dalam
undang-undang misalnya peranan ombudsman dan perlu dijelaskan dengan baik dalam peraturan
pelaksananya.
Standard Operating Procedures SOP
SOP prosedur tetap dalam bahasa Indonesia dibutuhkan dalam hampir semua organisasi yang
menjamin mutu suatu proses, baik pelayanan intern maupun pelayanan langsung kepada masyarakat
umum. Penyusunan SOP memerlukan pemahaman yang baik akan berbagai sistemproses dalam suatu
organisasi, khususnya yang paling menentukan sukses organisasi. SOP memberikan arahan dan
petunjuk untuk menambah keseragaman agar keluaran menjadi konsisten. SOP juga menekankan
eisiensi suatu proses. Dengan adanya SOP, staf akan lebih mudah berkomunikasi dan melatih staf
baru. Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD danatau
UPT nya dapat mengembangkan SOP. Biasannya, untuk organisasi yang serupa maka SOP nya juga
akan hampir serupa sehingga tidak perlu mulai dari nol. Namun demikian, SOP perlu mencerminkan
juga perbedaan yang terdapat dalam organisasi dibandingkan kelas organisasi tersebut dan
kekhususan pengguna pelayanan. Semua organisasi dapat menggunakan SOP,
dan pada umumnya organisasi mengembangkan SOP secara suka rela atau menerima SOP dari
organisasi induknya. Di Indonesia, dalam bidang pemerintahan, terdapat juga SOP yang wajib
diikuti apabila suatu organisasi ingin atau wajib mendapat akreditasi. Misalnya, seluruh rumah
sakit RS wajib melakukan akreditasi, dan dinilai 3 tahun sekali.Badan yang mengelola akreditasi
rumah sakit di Indonesia adalah Komisi Akreditasi Rumah Sakit KARS. Apabila RS inging mendapat
akreditasi yang diakui secara internasional,
6 Ombusdman 2010. Banyak Istansi Tak Terapkan Standar Pelayanan Publik, Kamis, 2 September. http:www.ombudsman. go.idWebsitedetailArchieve387id
10
119
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
perlu menerapkan SOP yang diatur oleh badan internasional ISQua.
7
Standar ISO
8
ISO 9001:2008 adalah salah satu dari berbagai standar ISO International Organization for
Standardization yang mengarah pada manajemen organisasi yang bermutu. ISO adalah suatu organisasi
internasional non-pemerintah, dan membentuk jaringan antar 159 organisasi nasional yang dapat
merupakan badan pemerintah atau berorientasi pada swasta. Sekretariat ISO berpusat di Jenewa-
Swiss. ISO hanya menentukan standar, dengan kerjasama organisasi nasional dan keahlian tertentu.
Standar ini bersifat persyaratan proses manajemen yang dianggap akan menghasilkan suatu sistem
manajemen yang bermutu. Sistem ini relevan untuk organisasi apapun, publik atau swasta, besar atau
kecil. Organisasi yang mampu menerapkannya mendapat “sertiikasi ISO 9001:2008,” namun
organisasi dapat mengikuti standar tanpa mendapat sertiikasi.
Organisasi yang pantas mengejar sertiikasi ISO adalah yang mengutamakan kepuasan kliennya.
Sistem ISO telah teruji menjadi suatu pendekatan yang menyeluruh untuk memperbaiki proses internal
agar kepuasan klien tercapai. Standar yang dituntut cukup ketat, namun cara untuk memenuhinya
masih leksibel untuk mencerminkan kekhususan organisasi.
ISO 9001-2008 mengandalkan pada organisasi sendiri untuk menerapkan audit manajemen guna
mendapat gambaran atas status organisasi. Aspek yang tercakup termasuk aspek hukum,
perencanaan, desain proses keluaran organisasi, komunikasi, kompetensi staf, otoritas dan
pertanggung jawaban internal, hubungan dengan klien, pengukuran prestasi, dan lain-lain.
Pelibatan klien dalam tahap ini sangat disarankan agar nampak apakah organisasi mampu memenuhi
kebutuhan klien. Apabila diinginkan, organisasi dapat membuktikan statusnyaperbaikan dengan
memanfaatkan suatu “badan independen sertiikasi sistem mutu” independent quality system
certiication body yang akan menjamin tingginya kredibilitas bahwa organisasi betul
mencapai standar ISO. Di Indonesia, sistem
akreditasi ISO dikelola oleh Komite Akreditasi Nasional
9
dan didukung oleh pihak ketiga, yaitu
7 Jurnas.com 2010. 2014, RS Ditargetkan Terakreditasi Internasional Jakarta Friday, 9 July, 7 http:www.jurnas.com news32482014,_RS_Ditargetkan_Terakreditasi_Internasional103Sosial_Budaya
8 Informasi untuk bagian laporan ini disesuaikan sebagian besar dari situs ISO, di bawah judul “ISO 9000 essentials” http:www. iso.orgisoiso_cataloguemanagement_and_leadership_standardsquality_managementiso_9000_essentials.htm
9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2001 Tentang Komite Akreditasi Nasional
11
120
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
badan sertiikasi; 14 badan sertiikasi ISO seri 9000 terakreditasi data 2003.
10
Selain memberikan sertiikasi, badan ini juga diberikan hak melakukan
kunjungan pemeriksaan surveillance visits minimal sekali setiap tahun, untuk menjamin bahwa sistem
ISO betul berjalan. Keputusan untuk mendapatkan sertiikasi,
untuk SKPD atau UPTnya, sangat tergantung pada persepsi manfaat dan biaya yang cukup
berat pada tahap sertiikasi, dan kunjungan pemeriksaan secara terus-menurus dari badan
sertiikasi. Perlu juga dipertimbangkan apakah badan sertiikasi yang berada di Indonesia dan
menawarkan harga sertiikasi yang berbeda- beda benar-benar memahami organisasi yang
disertiikasi dan mempunyai reputasi yang baik.