166
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
diketahui di desa yang mengadakan kemitraan bidan-dukun.
2. Perbaikan pelayanan turut menghapuskan
praktek persalinan yang ditangani dukun di desa sekitar Puskesmas Singkil pada tahun 2013 –
suatu pencapaian luar biasa mengingat praktek ini masih umum di kecamatan-kecamatan lain.
3. Warga masyarakat di desa Teluk Rumbia dan
Rantau Gedang serta desa-desa mitra lainnya mulai mempercayai tenaga medis untuk pertama
kalinya. Bukti anekdotal dan kesaksian masyarakat
yang ditemukan selama kunjungan pemantauan dan evaluasi bulanan oleh Puskesmas Singkil
ke desa-desa peserta kemitraan bidan-dukun menyingkapkan dampak-dampak berikut ini:
a. Dampak terhadap Kualitas Pelayanan:
• Statistik kesehatan menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Puskesmas Singkil
menurun ke titik nol pada tahun 2013. Pada tahun 2012, terdapat satu kematian ibu.
• Statistik serupa yang dikelola oleh Puskesmas Singkil menunjukkan adanya
penurunan jumlah persalinan yang ditangani oleh dukun dalam pelayanan
Puskesmas dari 17 persalinan pada tahun 2011 menjadi delapan pada tahun 2012,
dan menjadi hanya dua pada tahun 2013. Patut diperhatikan bahwa dua persalinan
yang dibantu oleh dukun pada tahun 2013 terjadi di desa di luar wilayah program
percontohan. Dari Januari 2012 sampai Oktober 2013, sebanyak 214 persalinan
telah dibantu melalui kemitraan baru bidan dan dukun.
• Hasil diskusi kelompok fokus memperlihatkan bahwa kepercayaan antara
bidan dan dukun telah semakin baik di desa-desa program percontohan. Bidan
dan dukun menyatakan bahwa kemitraan mereka telah memperjelas batas-batas
tugas dan tanggung jawab mereka. Dukun merasa bahwa, dengan kemitraan, tugas
mereka menjadi lebih mudah karena bidan bertanggung jawab atas aspek klinis dan
dapat diandalkan ketika terjadi komplikasi. Demikian pula, bidan mengatakan bahwa
dukun telah membantu berbicara dengan ibu-ibu dan keluarga mereka serta
menenangkan mereka selama proses persalinan, menangani aspek-aspek penting
non-medis. • Kepala Puskesmas Singkil mengatakan
bahwa melalui perluasan jaringan dukun, Puskesmas mendapatkan kesempatan
yang lebih baik untuk mengetahui adanya ibu-ibu hamil muda di wilayah pelayanan
Puskesmas. Karena dukun sekarang membagikan informasi kepada Puskesmas
maka kehamilan yang berpotensi berisiko tinggi dan persalinan yang akan segera
terjadi lebih cepat teridentiikasi.
b. Dampak terhadap Akses ke Pelayanan Kesehatan:
• Dukun terbukti sangat penting dalam mendorong ibu hamil untuk menjalani
pemeriksaan kehamilan di sarana kesehatan
167
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
yang tepat. Sebagai hasilnya, 113 ibu hamil melakukan pemeriksaan triwulan pertama
kehamilan mereka pada tahun 2012 dan 109 ibu lagi sampai Oktober 2013.
• Program kemitraan bidan-dukun telah mengidentiikasi kendala logistik yang
menghambat pelayanan kesehatan sehingga akhirnya mendorong pembentukan
pelayanan hotline Puskesmas Singkil untuk keadaan darurat. Melalui nomor
hotline ini, ibu-ibu yang akan melahirkan dapat memesan ambulan dan ambulan air
untuk transportasi darurat ke Puskesmas. Pelayanan ini bukan hanya mempengaruhi
ibu hamil melainkan juga mempunyai dampak yang jauh lebih luas terhadap
masyarakat sekitarnya. • Berkat adanya kemitraan bidan-dukun,
kaum ibu sekarang dapat mengakses pelayanan kesehatan profesional dalam
bahasa yang mereka pahami. Dengan adanya pelayanan dukun sebagai perantara
bagi masyarakat desa, bidan sekarang dapat lebih efektif berkomunikasi dengan
pasien-pasiennya.
c. Dampak terhadap Publik:
• Diskusi kelompok fokus telah meningkatkan kesadaran masyarakat di desa-desa yang
ikut dalam program kemitraan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan
mencari bantuan medis untuk proses persalinan yang aman.
• Diskusi kelompok fokus telah menciptakan peluang baru bagi desa-desa yang bermitra
untuk berpartisipasi dalam perluasan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Sebagian besar penerima manfaat langsung dengan terus terang mengatakan
mendukung penerapan inisiatif yang lebih luas dan replikasi lebih jauh di desa-desa
lain dan di kecamatan baru.
Pembelajaran
Inisiatif ini berhasil berkat adanya komitmen dari pemerintah lokal dan tokoh masyarakat. Tanpa
kerjasama dari mereka, inisiatif dinas kesehatan ini tidak akan diterima oleh masyarakat atau
perubahan perilaku tidak akan terjadi begitu cepat. Pendekatan yang menekankan partisipasi publik
untuk meningkatkan rasa memiliki dan akuntabilitas atas hasil terbukti sangat diperlukan.
a. Pembelajaran yang dipetik dari Kemitraan Bidan dan Dukun:
• Partisipasi publik sangat penting untuk keberhasilan.
Komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan termasuk dinas kesehatan,
Puskesmas, bidan, dukun dan kepala desa merupakan kunci keberhasilan dalam
pelaksanaan inisiatif kemitraan. Tanpa adanya partisipasi aktif masyarakat, kesadaran dan
komitmen untuk menanggulangi masalah tidak mungkin terwujud.
168
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
• Kepercayaan antara mitra-mitra pembangunan merupakan prasyarat untuk
keberhasilan. Pengakuan dukun sebagai sumber daya
masyarakat yang penting dan pelaku utama perubahan terhadap hasil-hasil kesehatan
ibu dan anak menjadi faktor penting bagi keberhasilan inisiatif. Demikian pula, menyoroti
peranan bidan sebagai sumber daya dan bukan sebagai ancaman terhadap mata
pencaharian dukun memungkinkan setiap mitra melaksanakan kewajibannya dengan lebih
efektif. Melalui kemitraan bidan dan dukun, posisi
mereka dihormati, dihargai dan tidak dapat dipisahkan dengan angka kematian ibu dan
anak di masyarakat. • Insentif yang tepat dibutuhkan untuk
membuat perubahan perilaku .
Peraturan yang jelas, yang menjelaskan dan melindungi peranan setiap pihak merupakan
pendorong yang besar bagi keberhasilan program ini.
• Komunikasi yang terus-menerus dibutuhkan untuk menjaga hubungan kerjasama.
Kunjungan ke masyarakat setiap bulan oleh staf Puskesmas dan nomor hotline 24 jam
hari membantu menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, yang menjadi kunci dalam
mengidentiikasi dan menyelesaikan kendala yang timbul.
• Perubahan tradisi budaya yang telah dipelihara secara turun-temurun.
Mengubah tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun tidak mudah dan membutuhkan
strategi dan pendekatan yang sesuai dengan adat istiadat di masyarakat. Dalam kemitraan
bidan dan dukun, penguatan dukun merupakan strategi yang tepat untuk mengupayakan
perubahan pengakuan peranan strategis mereka di tingkat desa. Struktur budaya
masyarakat memainkan peranan penting dalam mempengaruhi perilaku dan mempromosikan
praktek-praktek persalinan aman dalam cakupan yang lebih luas. Karena sesepuh di
masyarakat sangat dihormati oleh masyarakat maka pendekatan kemitraan ini merupakan
pendekatan yang tepat dalam konteks budaya.
b. Tantangan yang dihadapi dan solusi
Selama pelaksanaan program ini, ada beberapa kendala yang terjadi, diantaranya adalah:
• Kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inisiatif adalah adat istiadat
yang sudah tertanam kuat dan penolakan warga masyarakat untuk berubah.
Puskesmas di beberapa wilayah di Aceh Singkil pernah melakukan kampanye,
kegiatan dan kunjungan promosi dan sosialisasi kesehatan; tetapi perilaku
masyarakat terhadap kesehatan tidak banyak berubah. Tradisi seperti lebih