178
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
perorangan. Kelompok kerja perizinan sebagai pendorong reformasi perlu bersabar dalam
meyakinkan instansi teknis untuk mendukung proses reformasi. Pendekatan bertahap yang
diadopsi dalam inisiatif ini berguna dari dua segi: i perlahan-lahan membangun kapasitas PTSP;
dan ii memberikan bukti keberhasilan yang dapat meyakinkan pihak-pihak yang dulunya
skeptis untuk bergabung dengan “koalisi reformasi.”
c. Bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil penting untuk mempercepat reformasi
dan mempertahankannya.
Interaksi yang intensif dengan asosiasi pengusaha, LSM, jurnalis dan akademisi
sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman tentang masalah-masalah
perizinan. Selanjutnya, interaksi ini juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan “tekanan”
terhadap instansi teknis yang menolak reformasi dan untuk menjangkau masyarakat umum
serta penerima manfaat sasaran tertentu, seperti masyarakat miskin dan usaha mikro.
Setelah pendampingan, organisasi sipil masyarakat dapat membantu mempertahankan
reformasi dan bahkan lebih meningkatkannya. Kerjasama dengan LSM yang beroperasi di
beberapa kabupaten, YAS dalam hal ini, sangat bermanfaat untuk merancang pendampingan
berdasarkan pengalaman mereka maupun untuk mereplikasi inisiatif di kabupaten-kabupaten lain.
Tantangan dan Solusi
Selama program ini dijalankan ada beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain adalah:
a. Penolakan dari instansi teknis lokal yang biasa mengelola penerbitan izin sebelum penyerahan
wewenang dan deregulasi. Pengurangan wewenang perizinan menghambat dukungan
kelembagaan dan individual bagi instansi yang kehilangan wewenangnya.
b. Ada beberapa peraturan teknis nasional yang tidak mendukung upaya untuk
menyederhanakan regulasi atau menyerahkan wewenang kepada PTSP. Sebagai contoh,
peraturan teknis mengenai program kesehatan dan lingkungan hidup secara spesiik
menetapkan bahwa izin harus dikaji oleh instansi teknis lokal masing-masing. Demikian
pula, salah satu peraturan mewajibkan segala jenis restoran, berapa pun besarnya, untuk
mengadakan analisis dampak lingkungan dan menyusun rencana pemantauan UKLUPL
yang mahal bagi usaha mikro.
Kelompok kerja perizinan melaksanakan lima solusi
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut: a. Kelompok kerja mengadopsi pendekatan
bertahap dan terpadu. Pengurangan bertahap jenis izin dan penyerahan wewenang perizinan
dilaksanakan tanpa menunggu persetujuan semua instansi teknis untuk menyerahkan
kendali.
179
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
b. Kelompok kerja mengadakan serangkaian diskusi dengan instansi teknis lokal yang
pada awalnya tidak mendukung pelaksanaan reformasi perizinan. Upaya yang dilakukan
akhirnya berhasil memenangkan orang-orang yang tadinya menolak.
c. Berdasarkan masukan dari kelompok kerja, Bupati Barru selalu menyatakan kepada publik
dalam berbagai kesempatan bahwa beliau ingin agar Pemerintah Kabupaten meningkatkan iklim
investasi dengan mengurangi jumlah izin yang diwajibkan dan dengan menambah wewenang
PTSP. d. Tim teknis PTSP – yang beranggotakan wakil-
wakil dari instansi teknis yang berwenang menilai dan mengabulkan permohonan izin –
dibentuk untuk memastikan agar permohonan izin teknis dinilai secara memadai.
e. Pemerintah Kabupaten mengambil inisiatif untuk mengikuti semangat, bukan perincian, peraturan
pusat dengan menerbitkan peraturan daerah sendiri.
Rekomendasi
Ada dua strategi utama untuk memastikan agar inisiatif ini berkelanjutan:
Pertama, penerbitan berbagai peraturan daerah memastikan bahwa inisiatif ini dilembagakan. Upaya
deregulasi perizinan – dengan mengurangi jenis izin yang diwajibkan – disahkan melalui Perda yang
disetujui oleh DPRD. Ini adalah peraturan tertinggi yang dapat dikeluarkan oleh Pemda dan diharapkan
akan dipertahankan meskipun terjadi pergantian kepala daerah. Penyerahan wewenang perizinan
kepada PTSP, meningkatnya kualitas pelayanan dan tata kelola PTSP juga disahkan melalui SK atau
Peraturan Kepala Daerah. Kedua, desain dan pelaksanaan proses reformasi
perizinan yang inklusif sangat mengandalkan keterlibatan organisasi sipil masyarakat, termasuk
asosiasi pengusaha, untuk mendapatkan umpan balik dan pendampingan di bidang-bidang prioritas.
Peranan aktif mereka dalam reformasi yang sedang berjalan ini diharapkan akan menciptakan kebutuhan
yang berkelanjutan dari masyarakat sipil terhadap pelayanan perizinan yang berkualitas dan tata kelola
yang sepatutnya. Beberapa aspek dari inisiatif ini direplikasi
oleh instansi teknis lain di Pemda Barru. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Dinas
Tenaga Kerja juga mengembangkan SOP dan standar pelayanan dengan memanfaatkan
pengalaman PTSP. Selanjutnya, Pemda juga sedang merancang suatu unit pelayanan publik yang
terpadu Masiga Center, sehingga PTSP, Dinas Catatan Sipil dan Dinas Tenaga Kerja mempunyai
lokasi yang sama dan front-ofice yang terpadu
untuk memastikan agar kualitas pelayanan dan tata kelolanya sama-sama tinggi. Masiga Center akan
diluncurkan pada tahun 2014. Beberapa kabupaten yang lain di provinsi ini juga
telah mereplikasi inisiatif Barru. Kabupaten Soppeng dan Sinjai mempelajari PTSP Barru mengenai