Bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil penting untuk mempercepat reformasi

180 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar caranya untuk mengurangi jenis izin, meningkatkan wewenang PTSP, memperbaiki kualitas pelayanan dan memperkuat tata kelola PTSP. Selain itu, LSM mitra, YAS, juga membawa pengalaman ini kepada dua kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan –Luwu Utara dan Pinrang. Di Luwu Utara, sebuah rancangan surat keputusan bupati mengenai penyederhanaan perizinan disusun dan PTSP yang baru– dengan kualitas pelayanan dan tata kelola PTSP Barru yang sama – dibentuk. Di Pinrang, YAS berhasil memfasilitasi Pemda untuk mengurangi jenis izin dari 89 menjadi 27, semuanya diserahkan kepada PTSP. YAS tetap bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan forum PTSP provinsi untuk menerapkan pembelajaran yang diperoleh dari PTSP Barru. Di tingkat nasional, Barru telah diakui sebagai kabupaten teladan oleh Kementerian Dalam Negeri atas upaya reformasi perizinan dan rancangan buku panduanmanual yang disusunnya. Pada bulan November 2013, Pemerintah Barru membagikan pengalamannya dalam menyederhanakan dan memperbaiki tata kelola perizinan usaha dalam sebuah acara nasional di Jakarta di hadapan 20 kabupaten dari empat provinsi di Indonesia. Salah satu peserta, Kabupaten Tulungagung – yang berada di Jawa Timur, yang biasanya dianggap “lebih maju” daripada Sulawesi Selatan – akan mengunjungi Barru untuk belajar dari pengalaman Barru pada bulan Desember 2013. Testimoni Syamsir Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal, Barru “Kita berupaya melakukan reformasi birokrasi melalui peningkatan kualitas layanan dimana masyarakat sudah mengetahui bahwa di KP3M pelayanannnya sudah pasti, transparan, ramah sehingga kecenderungan untuk melakukan perizinan di KP3M itu sudah mulai ada. Dengan adanya legalitas usaha dalam bentuk SITU, SIUP, TDP maupun ijin lainnya, mereka dapat mengakses perbankan dan menambah modal untuk memperluas usahanya”. Detail Kontak Syamsir Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Jl. H.A. Iskandar Unru No. 4, Barru, South Sulawesi 90751 Email kp3m_anchyyahoo.com 181 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar Bahan Bacaan 3.3. Praktik Cerdas KINERJA Distribusi Guru Proporsional, Luwu Utara, Sulawesi Selatan Ringkasan Salah satu tantangan besar di bidang pendidikan di Kabupaten Luwu Utara adalah kesenjangan kualitas pendidikan. Hal ini terutama disebabkan oleh distribusi guru yang tidak merata di sekolah di desa dan kota. Masih banyak guru yang beranggapan bahwa mutasi terutama ke daerah terpencil merupakan hukuman atas kinerja yang kurang baik, bukan sebagai kesempatan untuk membuat perubahan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kabupaten Luwu Utara melakukan terobosan dengan memindahkan 128 guru PNS ke sekolah yang kekurangan guru melalui kerjasama erat lintas sektoral dan kemitraan dengan masyarakat. Program distribusi guru proporsional di Luwu Utara ini unik karena memadukan supply dan demand untuk mencapai pelayanan publik yang berkualitas. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara mempertimbangkan berbagai aspek teknis dan non-teknis ketika memindahkan guru tersebut, misal pemenuhan standar jam mengajar dan jarak antara sekolah yang baru dan tempat tinggal guru. Selain itu, keputusan pemindahan guru PNS tidak lagi dilakukan oleh pemerintah secara eksklusif. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan melibatkan mereka di setiap proses inisiatif ini, mulai dari advokasi pengesahan dan pelaksanaan Peraturan Bupati, sosialisasi peraturan hingga monitoring dan evaluasi. Keterlibatan masyarakat ini dilakukan melalui berbagai saluran, seperti pertemuan formal dan informal, dialog radio dan media masa lainnya. Situasi sebelum Inisiatif Kabupaten Luwu Utara di provinsi Sulawesi Selatan menghadapi masalah serius berkaitan dengan ketimpangan kualitas pelayanan pendidikan di sekolah. Penyebab utama kesenjangan ini adalah penyebaran guru yang tidak merata antara sekolah di desa dan di kota. Sementara pengadaan dan penempatan guru sangat dipengaruhi oleh faktor politik ketimbang kebutuhan sekolah. Data mengenai distribusi guru di Luwu Utara yang dikumpulkan dan dianalisis oleh Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Inovasi Pendidikan LPKIPI ‘Ketersediaan Guru Kelas Mata Pelajaran’ memperlihatkan bahwa hanya 47,76 sekolah dasar di kabupaten ini memiliki guru kelas PNS dalam jumlah yang memadai. Untuk mengatasi masalah ini dalam jangka pendek, sekolah merekrut 182 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar guru honorer yang kualitas dan kompetensinya belum terstandar. Ironisnya, guru yang ditugaskan di wilayah perkotaan yang kelebihan guru dapat mengalami dampak negatif terhadap jenjang karir mereka karena mereka tidak dapat melaporkan jam pengajaran yang memadai untuk mendapatkan kesempatan promosi atau bahkan sertiikasi lanjutan. Penolakan guru untuk ditempatkan di daerah terpencil salah satunya disebabkan oleh persepsi guru yang merasa bahwa mutasi adalah hukuman atas kinerja mereka yang buruk, bukan sebagai kesempatan untuk melakukan perubahan. Strategi Implementasi Untuk melaksanakan program distribusi guru proporsional ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara menggandeng berbagai pihak, seperti jajaran pemerintah kabupaten yang berkaitan, DPRD, LSM, forum lintas-pemangku kepentingan yang beranggotakan perwakilan masyarakat dan pejabat, organisasi profesi, media dan jurnalis warga. Berikut adalah tahapan implementasi program distribusi guru proporsional di Luwu Utara:

1. Persiapan

Tahap ini dimulai dengan lokakarya diseminasi peraturan bersama lima menteri tentang penataan dan pemerataan guru PNS kepada jajaran pemerintah daerah yang berkaitan, sekolah, masyarakat dan media massa. Pada tahap ini, organisasi profesi dan masyarakat berinisiatif membentuk Forum Komunikasi Peduli Pendidikan FKPP yang beranggotakan perwakilan masyarakat dan pejabat pemerintah atas persetujuan pemerintah daerah. Organisasi ini kemudian dilibatkan dalam kegiatan analisis, perencanaan, monitoring dan evaluasi serta sosialisasi program melalui radio dan media cetak.

2. Pengumpulan, veriikasi

dan analisa data Pemerintah Kabupaten Luwu Utara bekerjasama dengan LSM Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Inovasi Pendidikan LPKIPI untuk memperbaharui dan memvalidasi data guru secara saksama yang disimpan dalam basis data guru nasional yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain membantu mengumpulkan data, LPKIPI juga membantu menganalisis secara mendalam data distribusi guru yang telah diperbaharui. Berdasarkan hasil analisa tersebut, pemerintah kabupaten Luwu Utara dapat mengidentiikasi jumlah sekolah yang kelebihan dan kekurangan guru PNS dan memutuskan untuk memindahkan 128 guru ke sekolah yang kekurangan guru. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara juga meminta LPKIPI untuk mendampingi dan 183 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar meningkatkan kapasitas staf dinas pendidikan untuk mengumpulkan, veriikasi dan analisa data sehingga mereka dapat mengumpulkan dan menganalisis data secara mandiri di masa depan.

3. Pelaksanaan Distribusi Guru Proporsional

a. Pembentukan tim teknis

Untuk melaksanakan program distribusi guru proporsional, pemerintah kabupaten membentuk tim teknis yang melibatkan beberapa instansi dan unit kerja, termasuk dinas pendidikan, badan perencanaan pembangunan daerah, balai pelatihan pemerintah, dinas pendapatan daerah, dinas pengelolaan keuangan dan aset daerah, biro hukum, instansi pengelola organisasi dan Forum Komunikasi Peduli Pendidikan di Luwu Utara. Tim teknis ini bertugas untuk menyusun, menganalisis dan memveriikasi data distribusi guru dan menyusun peraturan bupati beserta lampiran pedoman pelaksanaannya. Setelah tim teknis menyelesaikan rancangan peraturan dan pedoman pelaksanaannya, Peraturan Bupati No.282012 tentang Distribusi Guru Proporsional diterbitkan.

b. Sosialisasi pelaksanaan Peraturan Bupati dan Insentif

Dinas Pendidikan Luwu Utara mendiseminasi Peraturan Bupati mengenai Distribusi Guru Proporsional bekerja sama dengan forum lintas pemangku kepentingan melalui diskusi di warung kopi, kerjasama dengan jurnalis warga dan surat kabar regional dan lokal Palopo Pos, Upeks, Seputar Indonesia, Tribun Timur, selain diskusi langsung dan format interaktif program “Selamat Pagi” di radio lokal Adira FM. Untuk membantu guru yang dipindah- tugaskan ke daerah terpencil merasa lebih nyaman dan betah bekerja di sekolah yang baru, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara memberikan insentif dan rumah dinas bagi guru-guru yang dipindahkan ke daerah tersebut. Selain itu, sebagaimana ditetapkan dalam Prosedur Pelaksanaan Distribusi Guru Proporsional yang menjadi lampiran Peraturan Bupati, Pemerintah Luwu Utara akan mengurangi dukungan pendanaan kepada sekolah dan atau instansi teknis yang menolak inisiatif ini dan memberikan sanksi bagi guru yang menolak dipindahkan.

4. Monitoring dan Evaluasi

Upaya pemantauan difokuskan pada 128 guru yang dipindah-tugaskan sesuai dengan ketentuan dalam Surat Keputusan tentang redistribusi guru No. 821.293131BKDD tanggal 31 Oktober 2013. Untuk memantau kemajuan dan hambatan program distribusi guru proporsional ini, 184 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar pemerintah kabupaten menetapkan mekanisme pemantauan internal yang melibatkan badan perencanaan pembangunan daerah dan unit-unit teknis dinas pendidikan kabupaten. Secara bersama-sama, tim gabungan ini mengadakan evaluasi setiap triwulan melalui wawancara dengan pegawai instansi teknis, dengan berfokus pada aspek-aspek inansial dari pelaksanaan inisiatif. Selain itu, instansi teknis juga mengadakan evaluasi internal untuk mengkaji kemajuan inisiatif. Selain mekanisme formal, wakil bupati juga memberikan tanggapan secara pribadi terhadap pengaduan yang diterimanya selama pelaksanaan inisiatif. Dengan wewenangnya, wakil bupati memanggil semua kepala instansi teknis pendidikan untuk memberikan penjelasan dan segera menyelesaikan permasalahan. Sebagai bagian dari upaya pemantauan dan evaluasi yang komprehensif, forum lintas pemangku kepentingan melakukan wawancara dengan guru yang diredistribusikan dan mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam dialog yang dijadwalkan secara teratur. Forum lintas pemangku kepentingan dan jurnalis warga juga memantau pelaksanaan inisiatif distribusi guru proporsional oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan bupati dan pedoman pelaksanaannya. Forum lintas pemangku kepentingan juga berencana mengadakan survei kepuasan guru yang direlokasi, sekolah asal, sekolah yang menerima guru baru, murid dan orang tua untuk mengkaji manfaat-manfaat yang dianggap berasal dari pelaksanaan inisiatif. Rekomendasi dari survei ini akan disampaikan kepada Pemerintah Luwu Utara sebagai bagian dari evaluasi yang berkelanjutan terhadap inisiatif. Anggaran yang Diperlukan Sumber utama pendanaan untuk inisiatif ini berasal dari pemerintah daerah dengan kontribusi waktu dan tenaga dari warga masyarakat melalui forum lintas pemangku kepentingan dan media massa. Selama pelaksanaan inisiatif, Pemerintah Luwu Utara mengalokasikan dana sebesar Rp.148 juta pada tahun 2012 dan Rp.160 juta pada tahun 2013 kepada Dinas Pendidikan dan Bappeda untuk kegiatan sosialisasi dan penyadaran masyarakat mengenai kebijakan baru. Selain itu, pemerintah daerah juga telah memberikan Rp.24 juta kepada forum lintas pemangku kepentingan untuk mengumpulkan masukan mengenai inisiatif melalui serangkaian diskusi publik. Pemerintah daerah juga telah memberikan Rp.110 juta kepada Ikatan Guru Indonesia untuk mendukung pengembangan profesi guru. Setelah Peraturan Bupati dikeluarkan dan pedoman pelaksanaannya diinalisasi, pemerintah daerah mengalokasikan Rp.35 juta untuk pembiayaan relokasi guru dan Rp.600 juta untuk membangun rumah-rumah baru sebagai insentif untuk pemindahtugasan guru ke daerah-daerah terpencil.