Pengembangan Iklim Usaha yang Baik

56 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar tahun terakhir sektor kesehatan telah mengalami perbaikan namun penurunan angka kematian ibu dan anak masih terlalu lambat untuk mencapai MDGs pada tahun 2015. KINERJA mendorong para pelaku di pemerintah daerah untuk mencapai kinerja yang lebih baik dengan memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh reformasi yang telah dilaksanakan.Terutama untuk intervensi kesehatan, KINERJA memilih reformasi kebijakan yang berfokus pada pelaksanaan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat di bidang KIA dan perbaikan pelayanan Puskesmas serta penguatan mekanisme umpan balik. KINERJA mendukung program-program nasional Kementerian Kesehatan berikut ini: • Promosi Inisiasi Menyusu Dini IMD dan ASI Eksklusif. Kedua program gabungan ini berupaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya air susu ibu. Program ini merupakan intervensi berbasis bukti yang efektif untuk mengurangi angka kematian bayi dan kasus-kasus diare. Program ini juga berupaya meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui. • Kesiapan Persalinan K1 - K4 pemeriksaan ibu hamilperawatan pasca melahirkan [PNC or KN kunjungan neonatal]. Program ini menggambarkan tahapan tindakan yang perlu diambil untuk menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah persalinan. Program ini digabungkan dengan Program Kemitraan Bidan dan Dukun yang mempromosikan persalinan dengan fasilitas kesehatan yang tepat dan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat. Hanya bidan yang hendaknya menangani aspek-aspek klinis sedangkan dukun bayi memantau persiapan sebelum persalinan.

c. Tata Kelola Program Pendidikan

Akses ke pendidikan dasar menjadi prioritas utama pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka mencapai Sasaran Pembangunan Milenium MDGs dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum SPM Pemerintah Indonesia di bidang pendidikan dasar. Paket- paket sektor pendidikan mencakup penyebaran guru, anggaran pendidikan dan analisis biaya satuan, serta manajemen berbasis sekolah. Ketiga intervensi ini dipilih karena telah diakui oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan pemerintah daerah sebagai masalah penting dalam perbaikan pelayanan pendidikan dasar. KINERJA akan memanfaatkan model-model yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah dengan bantuan dari berbagai program penyediaan pelayanan publik yang didukung oleh mitra-mitra pembangunan sebelumnya terkait dengan proses perencanaan dan penganggaran partisipatif. Dukungan KINERJA akan berfokus pada penerapan model-model tersebut, terutama berkaitan dengan mekanisme 57 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar pelaksanaan, pengawasan, dan umpan balik guna mendukung reformasi pendidikan dasar. Dukungan KINERJA pada tiga program pemerintah adalah: • Penyebaran Guru secara Proporsional. Sebagian besar dinas pendidikan kabupatenkota mengajukan permintaan tenaga kependidikan berdasarkan kebutuhan ruang kelas berbasis bukti dan hasil dari upaya pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pemerintah Indonesia. Proyek percontohan BERMUTU Kemendiknas yang didukung pendanaan dari Bank Dunia memfasilitasi dinas pendidikan untuk melakukan kajian, menganalisis dan mengembangkan rekomendasi-rekomendasi di bidang pengelolaan guru. Hasilnya seringkali memperlihatkan rasio kelebihan guru di kabupatenkota dan adanya ketimpangan besar rasio antara kota dan kecamatan. Penyebaran guru tidak merata di seluruh sistem pendidikan dan terkonsentrasi di sekolah-sekolah perkotaan, sedangkan yang bersedia mengajar di daerah pedesaan hanya sedikit. • Analisis Anggaran Pendidikan dan Biaya Satuan Operasional Sekolah. BOS Bantuan Operasional Sekolah adalah hibah Pemerintah Indonesia yang mulai tahun 2011 telah dialokasikan ke anggaran pemerintah daerah untuk kemudian diteruskan ke sekolah-sekolah guna mendukung pengeluaran operasional pendidikan. Menurut hasil beberapa survei, jumlah BOS tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran pendidikan yang sebenarnya. Banyak kabupaten kota bersedia membiayai kekurangan ini tetapi mereka tidak mengetahui cara menghitungnya. Analisis Anggaran Pendidikan dan Biaya Satuan Operasional Sekolah BOSP, yang difasilitasi oleh DBE1-USAID, mendorong dinas pendidikan kabupaten dan pemangku kepentingan terkait untuk menganalisis biaya satuan pendidikan sebagai dasar dalam menentukan alokasi pendidikan secara keseluruhan per kabupatenkota. Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah terjadi kekurangan dana dan, jika ya, maka bagaimana mengatasinya, terutama ketika dana BOS tidak cukup untuk menutupi keseluruhan biaya. Kekurangan dana dapat ditutup dengan dana APBD kabupaten atau provinsi atau dengan sumbangan dari masyarakat. • Manajemen Berbasis Sekolah. Kemendiknas telah mengembangkan kebijakan dan model-model melalui BOS untuk membantu pemangku kepentingan di sekolah kepala sekolah, guru, komite sekolah dan orang tua dalam mengembangkan rencana pembangunan sekolah terpadu dan laporan keuangan sekolah melalui proses yang lebih partisipatif, transparan dan akuntabel.