Dampak terhadap Akses ke Pelayanan Kesehatan:

168 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar • Kepercayaan antara mitra-mitra pembangunan merupakan prasyarat untuk keberhasilan. Pengakuan dukun sebagai sumber daya masyarakat yang penting dan pelaku utama perubahan terhadap hasil-hasil kesehatan ibu dan anak menjadi faktor penting bagi keberhasilan inisiatif. Demikian pula, menyoroti peranan bidan sebagai sumber daya dan bukan sebagai ancaman terhadap mata pencaharian dukun memungkinkan setiap mitra melaksanakan kewajibannya dengan lebih efektif. Melalui kemitraan bidan dan dukun, posisi mereka dihormati, dihargai dan tidak dapat dipisahkan dengan angka kematian ibu dan anak di masyarakat. • Insentif yang tepat dibutuhkan untuk membuat perubahan perilaku . Peraturan yang jelas, yang menjelaskan dan melindungi peranan setiap pihak merupakan pendorong yang besar bagi keberhasilan program ini. • Komunikasi yang terus-menerus dibutuhkan untuk menjaga hubungan kerjasama. Kunjungan ke masyarakat setiap bulan oleh staf Puskesmas dan nomor hotline 24 jam hari membantu menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, yang menjadi kunci dalam mengidentiikasi dan menyelesaikan kendala yang timbul. • Perubahan tradisi budaya yang telah dipelihara secara turun-temurun. Mengubah tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun tidak mudah dan membutuhkan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan adat istiadat di masyarakat. Dalam kemitraan bidan dan dukun, penguatan dukun merupakan strategi yang tepat untuk mengupayakan perubahan pengakuan peranan strategis mereka di tingkat desa. Struktur budaya masyarakat memainkan peranan penting dalam mempengaruhi perilaku dan mempromosikan praktek-praktek persalinan aman dalam cakupan yang lebih luas. Karena sesepuh di masyarakat sangat dihormati oleh masyarakat maka pendekatan kemitraan ini merupakan pendekatan yang tepat dalam konteks budaya.

b. Tantangan yang dihadapi dan solusi

Selama pelaksanaan program ini, ada beberapa kendala yang terjadi, diantaranya adalah: • Kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inisiatif adalah adat istiadat yang sudah tertanam kuat dan penolakan warga masyarakat untuk berubah. Puskesmas di beberapa wilayah di Aceh Singkil pernah melakukan kampanye, kegiatan dan kunjungan promosi dan sosialisasi kesehatan; tetapi perilaku masyarakat terhadap kesehatan tidak banyak berubah. Tradisi seperti lebih 169 www.kinerja.or.id Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar senang melahirkan di rumah atau kepercayaan bahwa membagikan informasi tentang kehamilan masa awal kepada petugas medis dapat menyebabkan sang bayi rentan terhadap “ilmu hitam”, masih tertanam kuat. Bertahannya kebiasaan-kebiasaan ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa dukun hanya memiliki sekilas pemahaman tentang aspek medis perawatan kehamilan, praktek persalinan aman atau perawatan pasca melahirkan dan banyak bidan tidak dapat berbicara dalam bahasa lokal yang menghambat mereka untuk menghadapi tradisi tersebut dengan contoh-contoh berbasis bukti. • Pendekatan berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas Singkil dalam pelaksanaan kemitraan bidan-dukun membuka peluang untuk menemui ibu- ibu hamil dan keluarga mereka serta tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berpengaruh untuk membahas pentingnya inisiatif baru ini bagi kesehatan keluarga di masyarakat. Keterlibatan dukun dalam formasi “tradisi baru” membantu mengurangi penolakan terhadap perubahan dengan tetap menghormati kedudukan mereka yang dihormati di masyarakat dan memberikan akses ke bantuan persalinan medis yang modern serta penyuluhan pra dan pasca melahirkan. • Kadang-kadang, komitmen bidan terhadap pengaturan baru ini memudar, tapi upaya pemantauan dan evaluasi Puskesmas Singkil dan dinas kesehatan telah membantu mempertahankan semangat mereka dan menanggulangi permasalahan yang timbul. • Pengumpulan data yang berkaitan dengan dampak oleh Puskesmas dari penerima manfaat program perlu lebih diperkuat, yang telah dicantumkan dalam rencana aksi tahun depan. Rekomendasi Untuk memastikan agar kemitraan bidan-dukun di Puskesmas Singkil dan Kabupaten Aceh Singkil secara keseluruhan berjalan secara berkelanjutan, maka langkah-langkah berikut ini adalah penting sekali: • Dukungan secara hukum atau legal sangat penting. Di Aceh Singkil, sudah ada berperapa surat keputusan kepala desa kampung • Pembuatan MOU di antara bidan dan dukun harus transparan dan melibatkan pemangku kepentingan. • Dukungan anggaran yang memadai adalah kunci sukses juga. Untuk memastikan bahwa inisiatif ini terus lanjut, Dinas Kesehatan Aceh Singkil sudah mengalokasikan Rp 938,6 juta untuk replikasi inisiatif ini, ditambah dengan