ASPEK PELAYANAN UMUM PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
o t
u m
u
n 2012
-201
II -29
tahun 2007 sebesar 122,39, tahun 2008 sebesar 109,26, tahun 2009 sebesar 117,36, tahun 2010 sebesar 117,46, tahun 2011 sebesar
109,04, dan tahun 2012 sebesar 101,96 perkembangan naik turunnya APS 7-12 tahun disebabkan jumlah murid usia 7-12 tahun bertambah
seiring dengan pertambahan kelompok usia sekolah.
Pada Angka Partisipasi Sekolah APS kelompok usia 13-15 tahun Kota Payakumbuh, tahun 2007 sebesar 104,73, tahun 2008 sebesar
130,78, tahun 2009 sebesar 94,20, tahun 2010 sebesar 135,85, tahun 2011 sebesar 114,46,dan tahun 2012 sebesar 112,42,
perkembangan APS 13-15 tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah murid usia sekolah 13-15
tahun. Untuk kelompok usia 16-18 tahun, Angka Partisipasi Sekolah APS tahun 2007 sebesar 91.04, tahun 2008 sebesar 93,00, tahun 2009
sebesar 94,34, tahun 2010 sebesar 98,42 dan tahun 2011 sebesar 100,80, dan tahun 2012 sebesar 120,38 perkembangan APS 16-18
tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah murid usia sekolah 16-18 tahun. Pada Tabel 2.24
dapat dilihat Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah tahun 2007-2012 ditingkat pendidikan dasar dan menengah di Kota Payakumbuh.
Tabel 2.24 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah APSTahun 2007 s.d 2012
No Jenjang Pendidikan
2007 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. jumlah murid usia 7-12 tahun
orang 14.789
14.993 14.978 15.312
16.343 16.911
1.2. jumlah penduduk kelompok
usia 7-12 tahun orang 12.083
13.722 12.762 13.035
14.988 16.585
1.3. APS SDMI 122,39
109,26 117,36 117,46
109,04 101,96
2 SMPMTs
2.1. jumlah murid usia 13-15
tahun orang 7.341
6.950 6.652
8.916 8.325
8.352 2.2.
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun orang
7.009 5.314
7.061 6.563
7.273 7.429
2.3. APS SMPMTs 104,73
130,78 94,20
135,85 114,46
112,42
3 SMAMASMK
3.1. jumlah murid usia 16-18
tahun orang 7.230
7.441 7.608
7.999 8.255
9.142 3.2.
jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun orang
7.942 8.001
8.065 8.128
8.190 7.594
3.3. APS SMAMASMK 91,04
93,00 94,34
98,42 100,80
120,38 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Berdasarkan kecamatan, Angka Partisipasi Sekolah APS tingkat SDMI kelompok usia 7 - 12 tahun di kecamatan Payakumbuh Utara pada
tahun 2012 sebesar 107,41, kecamatan Payakumbuh Barat sebesar 134,13, kecamatan Payakumbuh Timur sebesar 87,20, kecamatan
o t
u m
u
¡ ¢
n 2012
-201
£
II -30
Payakumbuh Selatan sebesar 92,74 dan kecamatan Lamposi Tigo Nagori sebesar 92,31.
Pada usia 13 - 15 tahun Angka Partisipasi Sekolah APS tahun 2012 di kecamatan Payakumbuh Utara sebesar 111,16, kecamatan
Payakumbuh Barat sebesar 193,29, kecamatan Payakumbuh Timur sebesar 143,99, kecamatan Payakumbuh Selatan sebesar 12,22 dan
kecamatan Lamposi Tigo Nagori sebesar 27,92,
Pada usia 16-18 tahun Angka Partisipasi Sekolah APS untuk tingkat SMAMASMK tahun 2012 di kecamatan Payakumbuh Utara sebesar
66,16, kecamatan Payakumbuh Barat sebesar 299,86, kecamatan Payakumbuh Timur sebesar 144,72, kecamatan Payakumbuh Selatan
sebesar 21,56 dan kecamatan Lamposi Tigo Nagori sebesar 65,83. Angka Partisipasi Sekolah APS menurut kecamatan di Kota Payakumbuh
tahun 2012 dapat digambarkan pada Tabel 2.25.
Tabel 2.25 Angka Partisipasi Sekolah APSTahun 2012 Menurut Kecamatan
No Kecamatan
SDMI SMPMTs
SMASMKMA Jml
murid usia 7-
12 thn Jml
penduduk usia 7-12
th APS
Jml murid usia 13-
15 thn Jml
penduduk usia13-15
th APS
Jml murid usia 16-18
thn Jml
penduduk usia 16-18
th APS
1 Payakumbuh
Timur 3.400
3.899 87,20
2.399 1.666
143,99 2.469
1.706 144,72 2
Payakumbuh Barat
4.495 3.351 134,13
2.768 1.432
193,29 4.396
1.466 299,86 3
Payakumbuh Selatan
1.189 1.282
92,74 67
548 12,22
121 561
21,56 4
Payakumbuh Utara
6.734 6.269 107,41
2.977 2.678
111,16 1.815
2.743 66,16
5 Lamposi Tigo
Nagori 1.093
1.184 92,31
141 505
27,92 341
518 65,83
Jumlah 16.911
16.585 101,96 8.352
7.429 112,42
9.142 7.594 120,38
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
b. Rasio Ketersediaan SekolahPenduduk Usia Sekolah
Dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan maka ketersediaan sarana pendidikan merupakan faktor pedukung yang sangat
menentukan. Ketersediaan sarana pendidikan yang memadai dapat memperluas jangkauan pelayanan dan kesempatan memperoleh
pendidikan dalam rangka menunjang program wajib belajar 9 tahun.
Rasio ketersedian sekolah dengan penduduk usia 7-12 tahun pada tingkat SDMI tahun 2007 adalah 1 : 166 orang yang artinya 1 sekolah
melayani 166 orang penduduk usia 7-12 tahun, pada tahun 2008 sebesar 1 : 167 orang, tahun 2009 sebesar 1 : 168 orang, tahun 2010 sebesar 1 :
169 orang, tahun 2011 sebesar 1 : 194 orang dan tahun 2012 naik menjadi 224.
¤ ¥ ¦ § ¨
©
o t
ª ¥ª «ª¬
u m
u
® ¯
ª ®°
n 2012
-201
±
II -31
Ketersediaan sarana sekolah pada tingkat SMPMTs dengan penduduk usia 13-15 tahun pada tahun 2007 adalah 1 : 369 orang yang
artinya 1 sekolah melayani 369 orang penduduk usia 13-15 tahun, untuk tahun 2008 sebesar 1 : 372 orang, tahun 2009 sebesar 1 : 375 orang,
tahun 2010 sebesar 1 : 377 orang tahun 2011 sebesar 1 : 364 orang dan tahun 2012 menjadi 353.
Pada tingkat SMASMSMK ketersedian sarana sekolah yang melayani penduduk usia 16-18 tahun pada tahun 2007 adalah 1:418 orang
yang artinya 1 sekolah melayani 418 orang penduduk 16 - 18 tahun, selanjutnya tahun 2008 sebesar 1 : 421 orang, tahun 2009 sebesar 1 : 424
orang, tahun 2010 sebesar 1 : 427 orang dan tahun 2011 sebesar 1 : 328 orang dan tahun 2012 sebesar 1:361.
Adapun ketersediaan sarana sekolah dapat dilihat perbandingannya pada Tabel 2.26.
Tabel 2.26 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2007 s.d 2012 Kota Payakumbuh
No Jenjang Pendidikan
2007 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. Jumlah gedung
sekolah 73
73 73
73 74
74 1.2.
Jumlah penduduk kelompok usia 7-12
tahun 12.083 12.177 12.270 14.388 14.388 16.585
1.3. Rasio 166
167 168
169 194
224
2 SMPMTs
2.1. Jumlah gedung
sekolah 19
19 19
19 20
21 2.2.
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15
tahun 7.009
7.064 7.118
7.273 7.273
7.429 2.3. Rasio
369 372
375 377
364 353
3 SMAMASMK
3.1. Jumlah gedung
sekolah 19
19 19
19 20
21 3.2.
Jumlah penduduk kelompok usia 16-18
tahun 7.942
8.001 8.065
6.563 6.563
7.594 3.3. Rasio
418 421
424 427
328 361
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Berdasarkan kecamatan, rasio ketersediaan sekolah dengan penduduk usia 7-12 tahun pada kecamatan Payakumbuh Utara adalah 1 :
261 orang yang artinya 1 sekolah melayani 261 orang penduduk usia 7-12 tahun, kecamatan Payakumbuh Barat 1 : 176 orang, kecamatan
Payakumbuh Timur 1 : 229 orang, kecamatan Payakumbuh Selatan 1 : 213 orang dan kecamatan Lamposi Tigo Nagori 1 : 148 orang.
² ³ ´ µ ¶
·
o t
¸ ³¸ ¹¸º
u m
»
u
¼ ½
¸ ¼¾
n 2012
-201
¿
II -32
Pada tingkat SMPMTs ketersedian sarana sekolah dengan penduduk usia 13-15 tahun dilihat menurut kecamatan adalah pada
kecamatan Payakumbuh Utara adalah 1 : 297 orang, kecamatan Payakumbuh Barat 1 : 286 orang, kecamatan Payakumbuh Timur 1 : 333
orang dan kecamatan Lamposi Tigo Nagori 1 : 252 orang.
Pada tingkat SMAMASMK dengan penduduk usia 16-18 tahun dilihat menurut kecamatan adalah pada kecamatan Payakumbuh Utara
adalah 1 : 548 orang, kecamatan Payakumbuh Barat 1 : 162 orang, kecamatan Payakumbuh Timur 1 : 426 orang dan kecamatan Lamposi Tigo
Nagori 1 : 259 orang. Berikut ini dapat dilihat tersediaan sarana sekolah dan penduduk usia sekolah tahun 2010 menurut kecamatan pada Tabel
2.27.
Tabel 2.27 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012
Menurut Kecamatan Kota Payakumbuh
No Kecamatan
SDMI SMPMTs
SMAMASMK Jml
gedung sekolah
Jml penduduk
usia 7-12 th
Rasio Jml
gedung sekolah
Jml penduduk
usia 13-15 th
Rasio Jml
gedung sekolah
Jml penduduk
usia 16-18 th
Rasio 1
Payakumbuh Utara
24 6.269
261 9
2.678 297
5 2.743
548 2
Payakumbuh Barat
19 3.351
176 5
1.432 286
9 1.466
162 3
Payakumbuh Timur
17 3.899
229 5
1.666 333
4 1.706
426 4
Payakumbuh Selatan
6 1.282
213 548
1 561
561 5
Lamposi Tigo Nagori
8 1.184
148 2
505 252
2 518
259
Jumlah 74
16.585 224
21 7.429
353 21
7.594 361
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
c. Rasio GuruMurid
Disamping ketersediaan sarana sekolah, ketersediaan guru sebagai tenaga pengajar merupakan faktor pedukung dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Tahun 2007 rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SDMI adalah 16 orang yang artinya 1 guru melayani 16 murid sampai
tahun 2010 dan tahun 2011, 1 guru melayani 17 murid dan tahun 2012, 1 guru melayani 17 murid.
Rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SMPMTs pada tahun 2007 adalah 11, sampai tahun 2012 rasio jumlah guru dengan murid sama.
Pada tingkat SMAMASMK rasio guru dengan murid pada tahun 2007 adalah 8, tahun 2008 sampai tahun 2010 rasio 9 tahun 2011 dan 2012
rasionya sama yaitu 10.
Perkembangan perbandingan jumlah guru dengan murid dapat dilihat perbandingannya pada Tabel 2.28.
À Á Â Ã Ä
Å
o t
Æ ÁÆ ÇÆÈ
u m
É
u
Ê Ë
Æ ÊÌ
n 2012
-201
Í
II -33 Tabel 2.28
Rasio Guru dan Murid Tahun 2007 - 2012
No Jenjang
Pendidikan 2007
2008 2009
2010 2011
2012 1
SDMI
1.1. Jumlah Guru orang
959 969
976 976
1.027 1.006
1.2. Jumlah Murid orang
15.358 15.468 15.671 16.069 16.922 17.198 1.3. Rasio
16 16
16 16
16 17
2 SMPMTs
2.1. Jumlah Guru orang
685 692
724 715
726 753
2.2. Jumlah Murid orang
7.547 7.637
8.079 8.085
8.032 8.467
2.3. Rasio 11
11 11
11 11
11
3 SMAMASMK
3.1. Jumlah Guru orang
1.021 1.037
1.063 1.091
1.106 1112
3.2. Jumlah Murid orang
8.588 9.065
9.609 9.865 10.585 11.064
3.3. Rasio 8
9 9
9 10
10 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Berdasarkan kecamatan rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SDMI untuk kecamatan Payakumbuh Utara adalah 17, kecamatan
Payakumbuh Barat adalah 17, kecamatan Payakumbuh Timur adalah 15, Kecamatan Payakumbuh Selatan adalah 17 dan kecamatan Lampasi Tigo
Nagori rasio jumlah guru dengan murid adalah 13.
Rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SMPMTs pada tahun 2011 di kecamatan Payakumbuh Utara adalah 11, kecamatan
Payakumbuh Barat adalah 12, kecamatan Payakumbuh Timur adalah 12, dan kecamatan Lampasi Tigo Nagori adalah 1.
Pada tingkat SMAMASMK rasio jumlah guru dengan murid pada tahun 2012 di kecamatan Payakumbuh Utara adalah 11, kecamatan
Payakumbuh Barat adalah 9, kecamatan Payakumbuh Timur adalah 9 dan kecamatan Lampasi Tigo Nagori adalah 5. Rasio jumlah guru dengan
murid ditingkat pendidikan dasar dan menengah menurut kecamatan pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.29.
Î Ï Ð Ñ Ò
Ó
o t
Ô ÏÔ ÕÔÖ
u m
×
u
Ø Ù
Ô ØÚ
n 2012
-201
Û
II -34 Tabel 2.29
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2012 Menurut KecamatanKota Payakumbuh
No Kecamatan
SDMI SMPMTs
SMAMASMK Jumlah
Guru Jumlah
Murid Rasio
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio Jumlah
Guru Jumlah
Murid Rasio
1 Payakumbuh
Timur 206
3.360 16
192 2.316
12 321
2.973 9
2 Payakumbuh
Barat 261
4.635 17
217 2.658
12 498
5.404 10
3 Payakumbuh
Selatan 72
1.317 18
16 133
10 4
Payakumbuh Utara
382 6.693
17 312
3.435 11
214 2.168
10 5
Lamposi Tigo Nagori
85 1.193
14 32
58 2
63 386
6
Jumlah 1.006
17.198 17
753 8.467
11 1.112
11.064 10
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
d. Pendidikan Anak Usia Dini PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dapat dibagi kedalam 2 dua bagian yaitu :
1. PAUD Non Formal yang dikelola dibawah yayasan dengan jenis :
a. Taman Penipan Anak TPA
b. Kelompok Bermain KB dan
2. PAUD Non Formal yang dikelola kelurahan dengan SatuanPAUD
Sejenis SPS. Pada Tabel 2.30 dapat dilihat gambaran PAUD Non Formal.
Tabel 2.30 Jumlah Lembaga, Siswa Dan Tenaga Pendidik PAUD Non Formal
Tahun 2009 - 2012
No Lembaga PAUD Non Formal
2009 2010
2011 2012
1 Taman Penitipan Anak TPA
1.1. Jumlah Lembaga
20 20
25 17
1.2. Jumlah Pendidik Orang
70 75
95 56
1.3. Jumlah Peserta Didik Menurut
Umur Orang 0-2
2-4 4-6
0-2 2-4
4- 6
0-2 2-4
4-6 0-2
2-4 4-6
138 97
39 199
73 7
205 89
16 250
93 18
2 Kelompok Bermain KB
2.1. Jumlah Lembaga
40 52
71 72
2.2. Jumlah Pendidik Orang
190 202
215 161
2.3. Jumlah Peserta Didik Menurut
Umur Orang 0-2
2-4 4-6
0-2 2-4
4- 6
0-2 2-4
4-6 0-2
2-4 4-6
250 159
150 334
622 268
424 635
421 430
325 241
3 Satuan PAUD Sejenis SPS
3.1. Jumlah Lembaga
11 11
15 27
3.2. Jumlah Pendidik Orang
40 43
64 69
3.3 Jumlah Peserta Didik Menurut
Umur Orang 0-2
2-4 4-6
0-2 2-4
4-6
th
0-2 2-4
4-6 0-2
2-4 4-6
th
172 182
40 73
149 129
125 285
166 320
244 674
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Ü Ý Þ ß à
á
o t
â Ýâ ãâä
u m
å
u
æ ç
â æè
n 2012
-201
é
II -35
Dari Tabel 2.30 memperlihatkan perkembangan data PAUD Non Formal dari tahun 2009 dan tahun 2012, dimana jumlah TPA pada tahun
2009 adalah 20 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 199 orang, usia 2 - 4 tahun sebanyak 73 orang dan usia 4-6 tahun sebanyak
7 orang, pada Kelompok Bermain KB tahun 2009 jumlah lembaga 52 dengan peserta didik usia 1-2 tahun 334 orang, usia 2-4 tahun sebanyak
622 orang dan usia4-6 tahun sebanyak 368 orang berikuynya pada Satuan PAUD Sejenis SPS tahun 2009 terdapat 8lembaga dengan
jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 62 orang, usia 2-4 tahun sebanyak 119 orang dan usia 4-6 tahun sebanyak 82 orang.
Pada tahun 2012 jumlah TPA adalah 17 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 0-2 tahun 250 orang dan usia 2-4 tahun sebanyak 93
orang dan usia 4-6 tahun sebanyak 7 orang, kemudian Kelompok Bermain KB tahun 2012 jumlah lembaga 72 dengan jumlah peserta didik
usia 0-2 tahun 430 orang dan usia 2-4 tahun sebanyak 225 orang dan usia 4-6 tahun sebanyak 368 orang dan selanjutnya pada Satuan PAUD
Sejenis SPS tahun 2012 terjadi kenaikan jumlah lembaga menjadi 27 dengan jumlah peserta didik usia 0-2 tahun 320 orang, usia 2-4 tahun
sebanyak 244 orang dan usia 4-6 tahun sebanyak 674 orang.
Tabel 2.31 Perkembangan Data PAUD Formal
Tahun 2008 s.d 2012 Kota Payakumbuh
No PAUD Formal
Tahun 2008
2009 2010
2011 2012
1. Jumlah TKRA Lembaga
43 45
44 45
50 2.
Jumlah Guru Orang 241
266 276
282 313
3. Jumlah Murid Orang
2.399 2.438
2.726 2.809 2.018
4. Jumlah Rombongan Belajar
137 139
154 163
160 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Dari Tabel 2.31 terlihat perkembangan PAUD Formal baik dari segi jumlah TKRA, jumlah guru, jumlah murid dan jumlah rombongan belajar
seperti jumlah TKRA pada tahun 2008 adalah 43 menjadi 44 lembaga di tahun 2010, tahun 2011 menjadi 45 lembaga, tahun 2012 menjadi 50
lembaga jumlah guru tahun 2008 sebanyak 241 orang dan tahun 2010 menjadi 276 orang kemudian diperkirakan tahun 2011 menjadi 282
orang,dan tahun 2012 menjadi 313 orang berikutnya jumlah murid tahun 2008 adalah 2.399 orang menjadi 2.726 orang di tahun 2010, tahun 2011
menjadi 2.809 tahun 2012 menjadi 2.018 orang selanjutnya jumlah rombongan belajar tahun 2008 adalah 137 menjadi 154 di tahun 2010 dan
diperkirakan tahun 2011 menjadi 163 rombongan belajar, sedangkan di tahun 2012 menjadi 160 rombongan belajar.
ê ë ì í î
ï
o t
ð ëð ñðò
u m
ó
u
ô õ
ð ôö
n 2012
-201
÷
II -36
e. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah menunjukkan jumlah dan persentase siswa untuk setiap tingkatan pendidikan SDMI, SMPMTs dan SMAMASMK
yang tidak menyelesaikan pendidikannya. Indikator angka putus sekolah adalah melihat efisiensi belajar dari
siswa dapat dilihat pada tabel di atas yang menggambarkan seberapa besar angka putus sekolah pada setiap jenjang pendidikan.
Pada jenjang pendidikan SDMI angka putus sekolah tahun 2008 sebesar 0,07 dan tahun berikutnya naik sampai menjadi 0,11 tahun 2010
dan tahun 2011 menjadi 0,04, tahun 2012 menjadi 0,09 pada jenjang pendidikan SMPMTs angka putus tahun 2008 sebesar 1,33 dan tahun
terjadi penurunan hingga tahun 2010 menjadi 0,67 dan tahun 2011 sebesar 0,66, tahun 2012 menjadi 0,88 berikutnya pada jenjang
pendidikan SMAMASMK angka putus sekolah 2008 sebesar 1,43 tahun berikutnya terjadi turun naik hingga tahun 2010 menjadi 2,12 dan tahun
2011 turun menjadi 2,06, tahun 2012 menjadi 1,20
Dari kondisi ini menunjukan pada pendidikan SMPMTs dan SMAMASMK yang menggambarkan tingkat efisiennya lebih bagus,
dikarenakan angka putus sekolah dari tahun ke tahun semakin kecil dibandingkan dengan jenjang pendidikan SDMI yang angka putus
sekolahnya semakin besar.
Tabel 2.32 Angka Putus Sekolah Berdasarkan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2008 - 2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
No Jenjang Pendidikan
tahun 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. Jumlah Murid SDMI Orang 15.216
15.492 16.069
16.922 17.198
1.2. Jumlah Murid Putus Sekolah Orang 12
10 19
7 16
1.3. Persentase Angka Putus Sekolah 0,07
0,06 0,11
0,04 0,09
2 SMPMTs
2.1. Jumlah Murid SMPMTs Orang 7.125
7.555 8.085
8.029 8.467
2.2. Jumlah Murid Putus Sekolah Orang 95
90 54
134 75
2.3. Persentase Angka Putus Sekolah 1,33
1,19 0,66
1,66 0,88
3 SMAMASMK
3.1. Jumlah Murid SMAMASMK Orang 8.878
9.150 9.865
10.585 11.064
3.2. Jumlah Murid Putus Sekolah Orang 127
150 209
219 133
3.3. Persentase Angka Putus Sekolah 1,43
1,63 2,11
2,06 1,20
ø ù ú û ü
ý
o t
þ ùþ ÿþ
u m
u
þ
n 2012
-201
II -37
f. Angka Kelulusan
Untuk melihat keberhasilan belajar dari siswa dapat dilihat pada tabel di atas yang menggambarkan tingkat kelulusan berdasarkan jenjang
pendidikan, pada jenjang pendidikan SDMI lulusan pada tahun 2008 sebesar 99,56 dan tahun berikutnya terjadi turun naik sehingga tahun
2012 menjadi 100, pada jenjang pendidikan SMPMTs lulusan pada tahun 2008 sebesar 97,84 di tahun berikutnya juga terjadi turun naik dan
tahun 2012 menjadi 97,70, berikutnya pada jenjang pendidikan SMAMASMK lulusan pada tahun 2008 sebesar 89,91 tahun berikutnya
kondisi lulusan sampai tahun 2012 menjadi 99,48.
Tabel 2.33 Angka Lulusan Siswa Pada Jenjang Pendidikan Dasar danMenengah
Tahun 2008 - 2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
g. Guru yang memenuhi kualifikasi S1D.IV
Peningkatan mutu pendidikan dapatdilihat melihat kualifikasi guru dengan standar S1D4 dari jumlah guru yang ada pada setiap jenjang
pendidikan.Kondisi pada tahun 2012 pada jenjang pendidikan TKRA dengan jumlah guru 313 orang yang memiliki kualifikasi S1D4 sebanyak
105 orang dengan rasio 33,54 , jenjang pendidikan SDMI jumlah guru 1.006 orang dengan kualifikasi S1D4 sebanyak 626 orang dengan rasio
62,22, jenis pendidikan SLB jumlah guru 85 orang dengan kualifikasi S1D4 66 orang dengan rasio 77,64 , jenjang pendidikan SMPMTs
jumlah guru 753 orang dengan kualifikasi S1D4 sebanyak 630 orang dengan rasio 83,66 dan jenjang pendidikan SMAMASMK jumlah guru
1.112 orang dengan kualifikasi S1D4 sebanyak 1.002 orang dengan rasio 90.11.
No Jenjang Pendidikan
Tahun 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. Peserta UN Orang 2.295
2.282 2.163
2.148 2.394
1.2. Jumlah Lulusan Orang 2.285
2.282 2.162
2.148 2.394
1.3. Persentase Lulusan 99,56
100 99,95
100 100
2 SMPMTs
2.1. Peserta UN Orang 2.227
2.362 2.385
2.585 2.525
2.2. Jumlah Lulusan Orang 2.179
2.076 1.722
2.489 2.467
2.3. Persentase Lulusan 97,84
87,89 72,20
96,28 97,70
3 SMAMASMK
3.1. Peserta UN Orang 2.490
2.662 2.770
2.943 3.133
3.2. Jumlah Lulusan Orang 2.239
2.545 2.332
2.937 3.117
3.3. Persentase Lulusan 89,91
95,60 84,13
99,79 99,48
o t
u m
u n
2012 -201
II -38
Perkembangan jumlah guru yang memenuhi kulaifikasi S1D.IV dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.34 Jumlah Guru Yang Berkualifikasi S1D4 Menurut Jenjang Pendidikan
Tahun 2011 - 2012
No Jenjang Pendidikan
Tahun 2011 Tahun 2012
1 TKRA
1.1. Jumlah Guru Orang
278 313
1.2. Guru Berkualifikasi S1D4 Orang
27 105
1.3. Rasio
9,72 33,54
2 SDMI
2.1. Jumlah Guru Orang
1.027 1.006
2.2. Guru Berkualifikasi Orang
590 626
2.3. Rasio
57,45 62,22
3 SLB
3.1. Jumlah Guru Orang
64 85
3.2. Guru Berkualifikasi Orang
34 66
3.3. Rasio
77,64
4 SMPMTs
4.1. Jumlah Guru Orang
726 753
4.2. Guru Berkualifikasi Orang
588 630
4.3. Rasio
80,10 83,66
5 SMAMASMK
5.1. Jumlah Guru Orang
1.106 1.112
5.2. Guru Berkualifikasi Orang
1005 1.002
5.3. Rasio
90,87 90,11
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Untuk memperoleh tambahan kesejahteraan, guru berkualifikasi S1D4 harus mendapatkan sertifikat keahlianprofesional yang bertujuan
untuk meningkatan mutu pendidikan yang lebih baik.Adapun kondisi guru yang memperoleh sertifikat keahlianprofesional sejak tahun 2006 sampai
tahun 2012 adalah pada jenjang pendidikan TK sampai tahun 2012 dengan jumlah guru 294 orang yang bersertifikat keahlianprofesional27 orang
dengan rasio 20,07, jenjang pendidikan SD tahun 2012 jumlah guru 961 orang yang bersertifikat keahlianprofesional 450 orang dengan rasio
46,82, jenjang pendidikan SLB tahun 2012 jumlah guru 85 orang yang bersertifikat keahlianprofesional 40 orang dengan rasio 47,06. jenjang
pendidikan SMP tahun 2012 jumlah guru 553 orang yang bersertifikat keahlianprofesional 338 orang dengan rasio 61,12, jenjang pendidikan
SMA tahun 2012 jumlah guru 382 orang yang bersertifikat keahlianprofesional 255 orang dengan rasio 66,75, jenjang pendidikan
SMK tahun 2012 jumlah guru 550 orang yang bersertifikat keahlianprofesional 321 orang dengan rasio 58,36. Dan pada pengawas
o t
u m
u n
2012 -201
II -39
sekolah tahun 2012 dengan jumlah pengawas sekolah 24 orang yang bersertifikat keahlianprofesional 24 orang dengan rasio 100 .
Perkembangan jumlah
guru yang
memiliki sertifikat
keahlianprofesional dari tahun 2006 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.35.
Tabel 2.35 Jumlah Guru Yang Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan
Tahun 2006 - 2012
No Jenjang Pendidikan
Tahun Total
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012 1
TK
1.1. Jumlah Guru Orang 192
257 241
266 274
294 294
294 1.2. Guru Bersertifikasi Orang
2 3
5 14
27 51
1.3. Rasio 0,78
1,13 1,83
4,77 10,62
20,07
2 SD
2.1. Jumlah Guru Orang 845
919 935
877 947
972 961
961 2.2. Guru Bersertifikasi Orang
12 73
20 41
117 113
81 450
2.3. Rasio 1,42
7,95 2,14
4,68 12,36
11,63 8,42
46,82
3 SLB
3.1. Jumlah Guru Orang 42
42 47
49 64
69 85
85 3.2. Guru Bersertifikasi Orang
5 2
3 8
13 7
40 3.3. Rasio
11,91 4,26
6,13 12,5
18,84 8,23
47,05
4 SMP
4.1. Jumlah Guru Orang 509
517 531
536 519
522 553
553 4.2. Guru Bersertifikasi Orang
6 51
34 54
112 65
26 338
4.3. Rasio 1,18
9,87 6,41
10,08 21,58
12,46 4,70
61,12
5 SMA
5.1. Jumlah Guru Orang 306
312 338
359 365
380 382
382 5.2. Guru Bersertifikasi Orang
41 32
53 26
40 48
255 5.3. Rasio
13,15 9,47
14,77 7,13
10,53 12,56
66,75
6 SMK
6.1. Jumlah Guru Orang 521
502 543
518 526
530 550
550 6.2. Guru Bersertifikasi Orang
46 57
80 35
64 45
321 6.3. Rasio
9,17 10,50
15,45 6,66
12,08 8,18
58,36
7 Pengawas Sekolah
7.1. Jumlah Pengawas Orang 12
12 12
12 18
18 24
24 7.2. Guru Bersertifikasi Orang
1 1
9 1
2 24
73. Rasio
8,34 8,34
75 5,56
11,12 100
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
h. Perkembangan Perguruan Tinggi di Payakumbuh
Payakumbuh juga memiliki delapan Perguruan Tinggi yang tersebar pada lima kecamatan yang terus berkembang, data perguruan tinggi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.36.
o t
u m
+
u
, -
,.
n 2012
-201
II -40 Tabel 2.36
Perguruan Tinggi di Kota Payakumbuh tahun 2011
No Nama Perguruan Tinggi
Lokal Mahasiswa
Dosen 1
Fakultas Pertanian Muhammadyah 5
85 33
2 STKIP Abdi Pendidikan
10 1.441
67 3
STT payakumbuh 13
418 33
4 STIT Payakumbuh
7 464
34 5
Akademi Kebidanan Widya Husada 9
385 38
6 STIH Putri Maharaja
3 120
22 7
UNAND Kampus II Payakumbuh 4
237 42
8 STAI Darul Qur’an
3 52
38 Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2012
Keberadaan perguruan tinggi ini diharapkan dapat memberikan dampak yang luas bagi masyarakat Payakumbuh multiplier effect baik dari segi
peningkatan kualitas manusia, peningkatan taraf ekonomi dan sosial budaya. Perguruan tinggi tidak hanya menampung mahasiswa yang berasal dari
kota Payakumbuh tapi juga dari daerah lain seperti : kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Sinjunjung dan
lainnya, sehingga hal ini juga menjadi peluang pengembangan ekonomi masyarakat kota Payakumbuh.
2. Kesehatan a.
Rasio Posyandu per satuan balita Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat UKBM pada tahun 2009 berjumlah 165 buah dengan rincian Posyandu Madya 43 buah, posyandu Purnama 86 buah dan posyandu
Mandiri sebanyak 36 Buah dengan total jumlah posyandu sebanyak 165 dan jumlah balita 11.905 maka rasio posyandu per satuan balita adalah
13,86. Ini berarti setiap posyandu memiliki ± 14 orang anak balita, kondisi ini tergambar pada Tabel 2.37.
Tabel 2.37 Jumlah Posyandu dan Balita
Tahun 2007 s.d 2011Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1. Jumlah posyandu
165 165
165 165
165 2.
Jumlah balita 12.289
11.002 12.263
11.017 12.186
3. Rasio
1;74,4 1;66,7
1;74,0 1;66,7
1;73,8 Sumber Data : BPMP KB
Selanjutnya jumlah posyandu dan balita di kota Payakumbuh per kecamatan pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.38 :
0 1 2 3 4
5
o t
6 16 768
u m
9
u
: ;
6 :
n 2012
-201
=
II -41 Tabel 2.38
Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2011Kota Payakumbuh
NO Kecamatan
Jumlah posyandu Jumlah balita Rasio
1 Kecamatan Payakumbuh Timur
38 2.551
1,49 2
Kecamatan Payakumbuh Barat 55
4.786 1,15
3 Kecamatan Payakumbuh Selatan
18 980
1,84 4
Kecamatan Payakumbuh Utara 21
1.625 1,29
5 Lamposi Tigo Nagori
33 2,244
1,47
Jumlah 165
12.186 1,35
Sumber Data : BPMP KB
b. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien.Rasio rumah sakit per satuan penduduk dapat dilihatpada tabel berikut:
Tabel 2.39 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk
Tahun 2007 s.d 2011Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1. Jumlah Rumah Sakit Umum Pemerintah 1
1 1
1 1
2. Jumlah Rumah Sakit JiwaParu dan
penyaki khusus lainnya milik pemerintah 3. Jumlah Rumah Sakit ADAU ALPOLRI
4. Jumlah Rumah Sakit Daerah 2
2 2
2 2
5. Jumlah seluruh Rumah Sakit 3
3 3
3 3
6. Jumlah Penduduk 105,798
106.632 116.910
119.003 7. Rasio
1;52.899 1;53.316
1;58.445 1;59.501
Sumber Data: Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
c. Rasio dokter per satuan penduduk
Jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan terdiri dari dokter umum 28 orang, dokter gigi 12 orang pada tahun 2011, maka rasio dokter
per satuan penduduk adalah 1;3.001. Dan untuk tenaga para medis bidan,perawat,perawat gigi pada tahun 2011 berjumlah 95 orang dengan
jumlah penduduk 120.051 orang. Maka rasio tenaga medis per satuan penduduk adalah 1;1.263
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah
? A B
C
o t
D ?D EDF
u m
G
u
H I
D HJ
n 2012
-201
K
II -42
penduduk yang ada. Jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Selain itu
distribusi dokter dan dokter spesialis tidak merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Jumlah dokter menurut kecamatan di luar RS tahun
2011 dapat dilihat padaTabel 2.40 :
Tabel 2.40 Jumlah Dokter Menurut Kecamatan di Luar RS Tahun 2011
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah Dokter Rasio
dr Drg
dr drg
1 Payakumbuh Timur
29,286 4
4 1;7.321
1;7.321 2
Payakumbuh Barat 47,080
11 5
1;4.280 1;9.416
3 Payakumbuh Selatan
9,631 3
1 1;3.210
1;9.631 4
Payakumbuh Utara 25,165
4 1
1;6.291 1;25.165
5 Lamposi Tigo Nagori
8,889 6
1 1;1.481
1;8.889
Jumlah 120.051
28 12
1;4.287 1;10.004
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
d. Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Rasio Tenaga Medis per jumlah penduduk menunjukkan seberapa besar ketersediaan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kepada penduduk.Untuk menghitung rasio tenaga medis persatuan penduduk dapat disusun Tabel 2.41.
Tabel 2.41 Jumlah Tenaga Para Medis Bidan, Perawat, Perawat Gigi
di Luar RS Tahun 2007 s.d 2011 Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1 Jumlah Tenaga Para Medis
80 80
89 95
95 2
Jumlah Penduduk 104.969
105.994 106.911
117.876 120.051
3 Rasio
1;1.312 1;1.324
1;1.201 1;1.240
1;1263 Sumber Data; Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
e. Rasio Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik dan Pustu Per Satuan
Penduduk Puskesmas pada tahun 2011 berjumlah 8 unit dan jumlah penduduk
120.051. Rasio puskesmas per satuan penduduk adalah 1:15.006. Sedangkan jumlah puskesmas pembantu di Kota Payakumbuh 24 dan
jumlah seluruh desa 76 pada tahun 2011 sehingga cakupan puskesmas pembantu adalah 31,57.Sedangkan Rumah Sakit di Kota Payakumbuh
berjumlah 2 Buah yaitu Rumah sakit Pemerintah RSUD Dr Adnaan WD.
L M N O P
Q
o t
R MR SRT
u m
U
u
V W
R VX
n 2012
-201
Y
II -43
Rumah Sakit Umum Daerah dimana rasio berdasarkan jumlahRSU persatuan penduduk sebanyak 1;60.025.
f. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan dan Cakupan Kelurahan Universal Child
Imunization UCI Komplikasi dan Kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa persalinan hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukanoleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompentensi kebidanan
Dari hasil profil kesehatan tahun 2009 menunjukkan bahwa 2.201 persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 2.201 100.
Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil telah memanfaatkan keberadaan tenaga kesehatan di Kota Payakumbuh. Sedangkan Cakupan kelurahan
Universal Child Immunization UCI pada tahun 2009 telah mencapai 92 Kelurahan UCI dari 73 kelurahan
3. Pekerjaan Umum
Kondisi tahun 2011 dari aspek pelayanan umum urusan pekerjaan umum dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :
a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam keadaan baik
Proporsi panjang jaringan jalan dalam keadaan baik dapat dilihat dari panjang jalan kondisi baik dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya.
Pada tahun 2008 panjang jalan dengan kondisi baik sepanjang 143,10 Km dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya 237,27 Km dengan
proporsi 60,31. Pada tahun 2009 panjang jalan dalam kondisi baik 155,10 Km dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya 237,29 Km
dengan proporsi 65,36. Dan pada tahun 2010 panjang jalan dengan kondisi baik 115,73 Km dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya
220,28 Km dengan proporsi 52,54, sedangkan tahun 2011 panjang jalan dengan kondisi baik sudah mencapai 137,46 Km dibandingkan dengan
panjang jalan seluruhnya 261,44 Km atau dengan proporsi 52,58.
b. Rasio jaringan irigasi
Rasio jaringan irigasi ini dapat dilihat dari panjang saluran irigasi Km dibandaingkan dengan luas lahan budidaya pertanian Hektar. Pada tahun
2008 panjang saluran irigasi sebesar 151,98 Km dibandingkan luas lahan budidaya pertanian sebesar 2.951 Hektar dengan rasio 51,501 permil.
Pada tahun 2009 panjang saluran irigasi sebesar 123,36 Km dibandingkan luas lahan budidaya pertanian sebesar 4.841 Hektar dengan rasio 25,482
permil. Pada tahun 2010 panjang saluran irigasi sebesar 153,84 Km dibandingkan luas lahan budidaya pertanian sebesar 4.226,30 Hektar
dengan rasio 36,400 permil. Sedangkan tahun 2011 panjang saluran irigasi
Z [ \ ]
_
o t
` [` a`b
u m
c
u
d e
` df
n 2012
-201
g
II -44
sebesar 151.174,7 m dibandingkan luas lahan budidaya pertanian sebesar 5.211 hektar dengan rasio 29,01.
c. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2008
jumlah tempat ibadah sebanyak 353 dibandingkan dengan jumlah penduduk 105.993 jiwa dengan rasio 0,32 .
Pada tahun 2009 jumlah tempat ibadah sebanyak 337 dibandingkan dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa dengan rasio 0,32 . Pada tahun
2010 jumlah tempat ibadah sebanyak 337 buah dibandingkan dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa dengan rasio 0,29 . Sedangkan tahun
2011 terdapat sebanyak 339 tempat ibadah dibandingkan jumlah penduduk 119.986 atau sebesar 0,28 .
d. Persentase rumah tinggal bersanitasi
Persentase rumah tinggal bersanitasi dapat dilihat dari jumlah rumah tinggal berakses sanitasi dibandingkan dengan jumlah rumah tinggal. Pada
tahun 2008 jumlah rumah tinggal berakses sanitasi sebesar 19.371 unit dibandingkan jumlah rumah tinggal sebanyak 22.966 unit dengan rasio
84,35. Pada tahun 2009 jumlah rumah tinggal berakses sanitasi sebesar 19.436 unit dibandingkan dengan jumlah rumah tinggal sebanyak 23,234
unit atau dengan rasio 84,35. Pada tahun 2010 jumlah rumah tinggal berakses sanitasi sebesar 19.501 unit rumah dibandingkan dengan jumlah
rumah tinggal sebanyak 23.502 buah dengan rasio 82,29.Sedangkan tahun 2011 jumlah rumah tinggal berakses sanitasi sebesar 21.144 unit
dibandingkan dengan jumlah rumah tinggal 25.305 unit atau sebesar 83,56
e. Rasio Permukiman Layak Huni
Rasio permukiman layak huni dapat dilihat dari luas permukiman layak huni Hektar dibandingkan luas wilayah permukiman hektar. Pada
tahun 2008 luas permukiman layak huni sebanyak 3.114 hektar dibandingkan dengan jumlah luas permukiman 1.718 hektar dengan rasio
1,81. Pada tahun 2009 luas permukiman layak huni sebanyak 3.217 hektar dibandingkan dengan jumlah luas permukiman 1.718 hektar dengan rasio
1,6. Pada tahun 2010 luas permukiman layak huni sebanyak 3.320 hektar dibandingkan dengan jumlah luas permukiman 1.718 hektar dengan rasio
1,63.Sedangkan tahun 2011 luas permukiman layak huni sebanyak 3.325 hektar dibandingkan dengan jumlah luas permukiman 2.092 hektar dengan
rasio 1,59.
h i j k l
m
o t
n in onp
u m
q
u
r s
n rt
n 2012
-201
u
II -45
f. Rasio rumah layak huni
Rasio rumah layak huni dapat dilihat dari jumlah rumah layak huni unit dibandingkan jumlah penduduk jiwa. Pada tahun 2008 rumah layak
huni sebanyak 19.141 unit dibandingkan dengan jumlah penduduk 105.993 jiwa dengan rasio 0,18. Pada tahun 2009 rumah layak huni sebanyak
19.936 unit dibandingkan dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa dengan rasio 0,19. Pada tahun 2010 rumah layak huni sebanyak 20.586unit
dibandingkan dengan jumlah penduduk 117.876 jiwa dengan rasio 0,17. Sedangkan tahun 2011 rumah layak huni sebanyak 24.870 unit
dibandingkan dengan jumlah penduduk 119.986 jiwa dengan rasio 0,20.
g. Panjang jalan dilalui roda empat
Pada tahun 2008 jumlah panjang jalan 243,76 Km dibandingkan jumlah penduduk 105.993 dengan rasio 0,002. Pada tahun 2009 jumlah
panjang jalan 237,29 Km dibandingkan jumlah penduduk 106.911 dengan rasio 0,002. Pada tahun 2010 jumlah panjang jalan 220,29 Km
dibandingkan jumlah penduduk 117.876 dengan rasio 0,002.Sedangkan tahun 2011 jumlah panjang jalan 246,48 Km dibandingkan jumlah
penduduk 119.986 jiwa dengan rasio 0,002.
h. Panjang jalan kota dalam kondisi baik
Pada tahun 2008 panjang jalan kota dalam kondisi baik 143,10 Km dibandingkan panjang seluruh jalan kota diseluruh daerah tersebut 243,76
Km dengan rasio proporsi 58,71. Pada tahun 2009 panjang jalan kota dalam kondisi baik 155,10 Km dibandingkan panjang seluruh jalan kota
diseluruh daerah tersebut 237,29 Km dengan rasio proporsi 65,36. Pada tahun 2010 panjang jalan kota dalam kondisi baik 115,73 Km dibandingkan
panjang seluruh jalan kota diseluruh daerah tersebut 220,29 Km dengan rasio proporsi 52,54. Sedangkan tahun 2011 panjang jalan kota dalam
kondisi baik 137,77 Km dibandingkan panjang seluruh jalan kota diseluruh daerah tersebut 246,48 Km atau sebesar 55,90.
i. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainasesaluran pembuangan
Pada tahun 2008 panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase sepanjang 67,10 Km dibandingkan jumlah panjang jalan 243,76 Km
dengan proporsi 27,53. Pada tahun 2009 panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase
sepanjang 68,30 Km dibandingkan panjang jalan seluruh kota 237,29 Km dengan proporsi 28,78. Pada tahun 2010 panjang jalan yang memiliki
trotoar dan drainase sepanjang 70,38 Km dibandingkan panjang jalan seluruh kota 220,29 Km dengan proporsi 31,95. Sedangkan pada tahun
2011 panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase sepanjang 72,16 Km
v w x y z
{
o t
| w| }|~
u m
u
|
n 2012
-201
II -46
dibandingkan panjang jalan seluruh kota 246,48 Km dengan proporsi 29,28
j. Drainase dalam kondisi baikpembuangan aliran air tidak tersumbat
Dapat dilihat dari panjang drainase yang tidak tersumbat pembuangan aliran air Km dibandingkan seluruh drainase di daerah kota
Km. Pada tahun 2008 panjang drainase yang tidak tersumbat pembuangan aliran air sepanjang 52,50 Km dibandingkan dengan panjang
seluruh drainase di daerah kota sepanjang 54,30 Km dengan rasio 96,69. Pada tahun 2009 panjang drainase yang tidak tersumbat pembuangan
aliran air sepanjang 56,50 Km dibandingkan dengan panjang seluruh drainase di daerah kota sepanjang 58,30 Km dengan rasio 96,91. Pada
tahun 2010 panjang drainase yang tidak tersumbat pembuangan aliran air sepanjang 61,48 Km dibandingkan dengan panjang seluruh drainase di
daerah kota sepanjang 63,30 Km dengan rasio 97,12. Sedangkan tahun 2011 panjang drainase yang tidak tersumbat pembuangan aliran air
sepanjang 66,54 Km dibandingkan dengan panjang seluruh drainase di daerah kota sepanjang 68,36 Km atau sebesar 97,34.
k. Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan
longsor lingkup kewenangan kota Dapat dilihat dari jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah jalan
penghubung dan aliran sungai rawan longsor dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor.
Pada tahun 2008 jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor 11 lokasi dibandingkan
dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor 48 lokasi dengan proporsi 22,92. Pada tahun 2009 jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah
jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor 12 lokasi dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor 48 lokasi dengan proporsi
25. Pada tahun 2010 jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor 24 lokasi dibandingkan
dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor 48 lokasi dengan proporsi 50.Sedangkan tahun 2011 jumlah lokasi pembangunan turap sudah pada
31 lokasi dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor 48 lokasi atau dengan persentase 64,48.
4. Perumahan dan Pemukiman Untuk aspek perumahan, kebutuhan rumah pada tahun 2007 hanya
sebesar 188 unit dan sesuai dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka diperkirakan akan mencapai 508 unit pada tahun 2013.
Selain itu terdapat rumah yang harus direhabilitasi sebanyak 435 unit. Selain itu, terdapat pula 14 kawasan kumuh yang ditetapkan dengan luas sekitar 81
o t
u m
u
n 2012
-201
II -47
ha, namun kondisinya tidak terlalu kumuh sebagaimana permukiman kumuh di kota-kota besar. Masih cukup tingginya backlog rumah dan masih adanya
kawasan kumuh disebabkan oleh terbatasnya sumber pembiayaan sektor perumahan dan permukiman serta belum seimbangnya pembangunan di
seluruh wilayah.
Selama kurun waktu 2007 - 2012, penanganan perumahan difokuskan pada upaya untuk mendorong pembangunan perumahan melalui investor atau
pengembang. Sedangkan pengembangan kasibalisiba serta penataan kawasan kumuh perlu ditingkatkan melalui kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat. Upaya ini dirasakan telah cukup mampu untuk mendorong penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah,
peningkatan kualitas lingkungan perumahan oleh masyarakat, serta pengembangan kawasan permukiman baru yang lebih tertata. Namun
demikian, percepatan pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah perlu segera dilakukan dan pelibatan masyarakat serta
dunia usaha dalam pengembangan perumahan perlu terus ditingkatkan. Di samping itu, implementasi pengembangan kasibalisiba masih cukup rendah
sehingga upaya-upaya untuk mendorong percepatan pengembangan kasibalisiba sangat diperlukan.
Di samping itu, pembangunan perumahan dan permukiman juga menitikberatkan pada sarana dan prasarana lingkungan, yang sejalan dengan
visi Kota Payakumbuh menjadi kota yang sehat. Untuk itu telah dilakukan pembangunan jalan lingkungan, drainase, rehab rumah tidak layak huni,
pembangunan sanitasi lingkungan berupa MCK plus, septiktank komunal dan prasarana persampahan serta peningkatan layanan air bersih melalui PDAM
dan Pamsimas.
5. Penataan Ruang
Peruntukan setiap ruang di kota Payakumbuh harus ditata dengan rapi agar kota tidak menjadi semrawut. Kondisi ruang di Kota Payakumbuh sebagai
berikut : a.
Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB Jenis pemanfaatan ruang yang diarahkan dalam Ruang Terbuka
Hijau RTH yang diarahkan pengembangannya di Kota Payakumbuh terdiri dari :
RTH taman kota, terdapat pada kawasan ngalau
RTH taman kota pada kawasan eks perkantoran Bupati Lima puluh
Kota.
RTH jalur hijau Sempadan Sungai Tempat Pembuangan Sampah Sementara Kawasan Padang Karambia dan Kapalo Koto, jalan kereta
api dan jalur SUTET
o t
u m
u
n 2012
-201
II -48
RTH tempat pemakaman umum
RTH jalur hijau jalan
RTH ruang pejalan kaki Jika dilihat dari ruang terbuka hijau dibandingkan dengan luas
wilayah ber-HPLHGB makan rasio RTH adalah 29,98 hektar. b.
Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Jumlah bangunan ber-IMB dibandingkan dengan jumlah bangunan
terjadi peningkatan dari tahun ketahun, baik untuk bangunan yang sudah ada maupun yang baru dibangun. Hal ini karena adanya peningkatan
kinerja dalam pembinaan, pengawasan, dan pengendalian IMB. Pada tahun 2010 sebesar 2.130 unit rumah yang ber-IMB. Sedangkan tahun
2011 meningkat menjadi 2.774 unit atau baru 10,96 dari jumlah rumah keseluruhan.
6. Perencanaan Pembangunan Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi
PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah serta Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mekanisme perencanaan
pembangunan daerah dituntut untuk mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif participatory planning.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sistem
perencanaan pembangunan mencakup lima pendekatan, yaitu : Politik; Teknokratik; Partisipatif; Atasbawah top-down; dan Bawah atas bottom-up.
Sedangkan perencanaan pembangunan terdiri dari empat 4 tahapan yakni :
Penyusunan rencana;
Penetapan rencana;
Pengendalian pelaksanaan rencana; dan
Evaluasi pelaksanaan rencana;
Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus
perencanaan yang utuh, penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
¡ ¢ £ ¤
¥
o t
¦ ¡¦ §¦¨
u m
©
u
ª «
¦ ª¬
n 2012
-201
II -49
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah di Kota Payakumbuh relatif mengalami
peningkatan. Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :
Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya
mekanisme perencanaan partisipatif;
Terselenggaranya forum SKPD, dan Forum Musrenbang;
Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran;
Selama lima tahun terakhir perencanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan tersebut adalah disamping telah tersusunnya perencanaan umum
RPJPD, RPJMD, RKPD, dan KUAPPAS, juga telah menerbitkan perencanaan RTRW.
7. Perhubungan
Salah satu yang menentukan lancarnya perekonomian suatu kota adalah kondisi arus barang dan orang yang akan didistribusikan dari daerah
sumber daya ke lokasi – lokasi pusat perekonomian. Kondisi perhubungan di kota Payakumbuh dapat terlihat dari :
a. Jumlah arus penumpang angkutan umum
Dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum yang masukkeluar daerah selama 1 tahun. Pada tahun 2008 sebanyak 443.076
orang, tahun 2009 sebanyak 590.226 orang dan tahun 2010 sebnyak 655.789 orang, sedangkan tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 52.724
orang atau berjumlah 642.950 orang.
b. Rasio izin trayek
Dapat dilihat dari jumlah izin trayek yang dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2008 jumlah izin trayek yang
dikeluarkan sebanyak 1.215 dibandingkan dengan jumlah penduduk 105.994 jiwa dengan rasio 1,14. Pada tahun 2009 jumlah izin trayek yang
dikeluarkan sebanyak 1.152 dibandingkan dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa dengan rasio 1,08. Pada tahun 2010 jumlah izin trayek yang
dikeluarkan 1.524 dibandingkan dengan jumlah penduduk 105.994 jiwa dengan rasio 1,14. Sedangkan tahun 2011 jumlah izin trayek yang
dikeluarkan sebanyak 1.273 dibandingkan dengan jumlah penduduk 119.986 jiwa atau hanya sebesar1,06
c. Jumlah uji kir angkutan umum
Jumlah uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor baik yang dibuat dan atau dirakit didalam negeri yang
akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan layak
® ¯ ° ± ²
³
o t
´ ¯´ µ´¶
u m
·
u
¸ ¹
´ ¸º
n 2012
-201
»
II -50
jalan. Pada tahun 2008 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 309 kendaraan. Pada tahun 2009 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 311
kendaraan. Pada tahun 2010 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 312 kendaraan. Sedangkan tahun 2011 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak
326 kendaraan
d. Jumlah terminal bis
Di Kota Payakumbuh terdapat 3 buah terminal bis yang terdiri dari satu terminal antar kota antar propinsi dan 2 terminal angkutan
kotapedesaan. e.
Angkutan darat Pada tahun 2008 jumlah angkutan darat sebanyak 343 unit dengan
jumlah penumpang 443.079 orang dengan rasio 0,08. Pada tahun 2009 jumlah angkutan darat sebanyak 355 unit dengan jumlah penumpang
590.226 orang dengan rasio 0,06. Pada tahun 2010 jumlah angkutan darat sebanyak 337 unit dengan jumlah penumpang 656.785 orang dengan
rasio 0,05. Sedangkan tahun 2011 jumlah angkutan darat sebanyak 331 unit dengan jumlah penumpang 642.950 orang atau hanya sebesar 0,05.
f. Kepemilikan kir angkutan umum
Pada tahun 2008 angkutan umum yang memiliki KIR sebanyak 34 unit dengan jumlah angkutan umum sebanyak 343 atau 9,91. Pada tahun
2009 angkutan umum yang memiliki KIR sebanyak 44 unit dengan jumlah angkutan umum sebanyak 355 atau 12,39. Pada tahun 2010 angkutan
umum yang memiliki KIR sebanyak 25 unit dengan jumlah angkutan umum sebanyak 337 atau 92,58
8. Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup sangat penting untuk menjaga lingkungan di kota. Kota yang sering digambarkan sebagai produksi sampah yang besar,
penyumbang polusi yang banyak, perlu dikelola agar tidak semakin membahayakan bagi penduduk kota. Untuk itu kota Payakumbuh sudah
mencoba untuk mengelola kondisi tersebut, namun belum semuanya dapat teratasi. Kondisi lingkungan hidup terkini di kota Payakumbuh dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Persentase penanganan sampah
Sampah yang dihasilkan belum seluruhnya ditangani oleh Pemerintah Kota. Pada tahun 2009 sampah yang ditangani sebesar 64,66 dan pada
tahun 2010 sebesar 70,58, sedangkan tahun 2011 sampah yang ditangani sebesar 76,99.
b. Persentase penduduk berakses air minum
Seiring peningkatan jumlah penduduk Kota Payakumbuh, cakupan pelayanan air minum juga meningkat setiap tahun. Pada tahun 2008
¼ ½ ¾ ¿ À
Á
o t
 ½Â ÃÂÄ
u m
Å
u
Æ Ç
 ÆÈ
n 2012
-201
É
II -51
berjumlah 15.600 pelanggan,tahun 2009 mencapai 16.417 pelanggan atau 87,9, tahun 2010 jumlah pelanggan mencapai 18.039 pelanggan atau
64,05, sedangkan tahun 2011 terdapat 26.103 pelanggan atau sebesar 91,06.
c. Pencemaran status mutu air
Pencemaran status mutu air dilihat dari jumlah kawasan permukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau mutu airnya dibandingkan
dengan jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air. Pada tahun 2009 pencemaran status mutu air sebesar 22 dan pada tahun
2010 sebesar 25. Sedangkan tahun 2011 pencemaran status mutu air sebesar 27. Ini dilihat dari sungai Batang Agam dan Batang Lampasi.
d. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air
Cakupan ini dilihat dari jumlah penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air, dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan
longsor dan sumber mata air. Pada tahun 2009 cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air sebesar 10 dan tahun 2010
sebesar 20. Sedangkan tahun 2011 meningkat sebesar 7 menjadi 27.
e. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL
Cakupan ini dilihat dari jumlah perusahan wajib AMDAL yang telah diawasi dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL.
Pada tahun 2009 dan 2010 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL sebesar 100 karena di Kota Payakumbuh cuma ada satu yang
memiliki dokumen AMDAL yaitu SUTET PLN, sedangkan tahun 2011 juga ada satu dokumen AMDAL, yaitu pembangunan Balaikota, yang analisanya
telah dilaksanakan mulai tahun 2010.
f. Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk
Wadah yang digunakan terdiri atas jenis permanen yang terbuat dari tembok dan logam atau material lain seperti kayu dan fiber. Dapat dilihat
dari jumlah daya tampung TPS dalam M
3
dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2009 tempat pembuang sampah sebesar 1,07 per
satuan penduduk dan pada tahun 2010 sebesar 1,33 per satuan penduduk, sedangkan tahun 2011 hanya sebesar 1,125.
9. Pertanahan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2008, urusan pertanahan yang dilakukan pemerintah daerah harus
terukur. Kondisi urusan pertanahan di kota Payakumbuh dapat diuraikan pada Tabel 2.42 :
Ê Ë Ì Í Î
Ï
o t
Ð ËÐ ÑÐÒ
u m
Ó
u
Ô Õ
Ð ÔÖ
n 2012
-201
×
II -52 Tabel 2.42
Pencapaian Indikator Kinerja Kunci-Urusan Pertanahan Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
No Indikator
Satuan Capaian Kinerja Tahun
2007 2008
2009 2010
2011
1 Luas Wilayah
Ha 80,43
80,43 80,43
80,43 80,43
2 Kasus Tanah Negara Yang
diselesaikan Kasus
1 2
Kasus Tanah Negara Yang Terdaftar
Kasus 1
2 Penyelesaian Kasus Tanah
Negara 100
100 3
Izin Lokasi Buah
- -
1 3
4 Permohonan Izin Lokasi
Buah -
- 1
3 4
Penyelesaian Izin Lokasi -
- 100
100 100
Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh
Pada tahun 2009 telah terselesaikan 1 kasus tanah negara, yaitu permasalahan pembebasan tanah Jalan Lingkar Selatan. Pada tahun 2011
diselesaikan pula permasalahan pembebasan tanah untuk Jalan Lingkar Utara dan Lapangan Kapten Tantawi. Sementara itu pada tahun 2009 diterbitkan 1
buah ijin lokasi, yaitu untuk Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Regional. Pada Tahun 2010 diterbitkan 3 buah izin lokasi, yaitu SMP 10, Kantor
Camat Payakumbuh selatan dan Kantor Camat Lamposi Tigo Nagori. Dan pada tahun 2011 diterbitkan 4 buah izin lokasi, yaitu untuk Rumah Potong Hewan,
PLN, Rehabilitasi dan Jalan Lingkar Utara.
Pada tahun 2010 dilaksanakan pekerjaan kerjasama dalam bentuk KSO dengan Badan Pertanahan Nasional Kota Payakumbuh berupa Konsolidasi
Tanah Perkotaan di Kelurahan Padang Tinggi, Kelurahan Payolansek dan Kelurahan Tanjung Gadang Kecamatan Payakumbuh Barat.
Pada tahun 2011, Pemerintah Kota Payakumbuh menerima bantuan dari Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera
Barat sebanyak Rp 1.061.630.000,- yang dialokasikan untuk pengadaan tanah jalan nasional di Kota Payakumbuh yaitu Jalan Lingkar Utara seluas 3.199
meter persegi.
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam penyelenggaraan urusan pertanahan di Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir antara lain yaitu
keterbatasan dana untuk pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, sering ditemui ketidakcocokan penetapan besaran ganti
rugi tanah dengan pemilik tanah, sulitnya memperoleh kelengkapan data seperti bukti alas hak sehingga menghambat proses pengurusan sertifikat dan
belum tersedianya sistem informasi pertanahan tentang persil tanah status tanah, luasan, penggunaan lahan dan zoning site sehingga memperlambat
pengambilan keputusan.
Khusus untuk penyerasian penatagunaan tanah dengan rencana tataruang diperlukan pola pemetaan spasial berbasis Geographical Information Sistem
GIS.
Ø Ù Ú Û Ü
Ý
o t
Þ ÙÞ ßÞà
u m
á
u
â ã
Þ âä
n 2012
-201
å
II -53
10. Kependudukan dan Catatan Sipil Pelaksanaan program peningkatan administrasi kependudukan yang
baik dan terkonsep mempunyai peranan yang sangat strategis bagi perkembangan pembangunan kependudukan dimasa datang. Database yang
lengkap dan akurat akan sangat membantu tugas-tugas pemerintahan dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pencatatan sipil
daerah yang meliputi pendaftaranpencatatan kependudukan dan pelayanan umum. Kegiatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil pada
tahun 2007 sampai dengan 2011 membawa dampak meningkatnya penerbitan dokumen kependudukan dan akta-akta catatan sipil seperti terlihat dalam Tabel
2.43.
Tabel 2.43 Penerbitan Dokumen dan Akta pada tahun 2007-2011 di Kota Payakumbuh
No Uraian
2007 Lembar
2008 Lembar
2009 Lembar
2010 Lembar
2011 Lembar
1. Kartu Tanda Penduduk KTP
11.500 22.112
4.773 13.086
5.947 2.
Akta Kelahiran 578
3.466 4.739
7.391 9.200
3. Akta Kematian
5 8
2 4
5 4.
Akta Perkawinan 22
13 20
29 28
5 Akta Perceraian
- -
- -
2 6
Akta Pengakuan dan Pengangkatan Adopsi Anak
- 4
3 1
3 7
Akta Ganti Nama -
7 5
1 6
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arah pembangunan yang dirumuskan dalam inpres No 9 tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional dengan jelas menempatkan pengarusutamaan gender dalam setiap kebijakan pembangunan
yang terimplementasikan dalam program dan strategi pembangunan ditingkat Kabupaten dan Kota, dimana dikuatkan dan dipertegas kembali dalam UU No.
25 tahun 2004 tentang sistim perencanaan pembangunan nasional. Pembangunan dengan pendekatan Gender Gender And DevelopmentGaD
merupakan pendekatan pembangunan yang saat ini digunakan oleh Indonesia dan terumuskan dalam kebijakan-kebijakan yang menjadi landasan hukum dan
teknis. Pendekatan Pembangunan ini dalam implementasinya menekankan kepada proses penyusunan perencanan, implementasi, monitoring dan evaluasi
pembangunan yang mengintegrasikan aspirasi, kepentingan dan peranan laki- laki dan perempuan didalamnya, serta memperhatikan akses, manfaat dan
dampak pembangunan terhadap laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya pendekatan pembangunan Gender and Development tidak hanya dilihat dalam arti peningkatan akses pada sumber daya dan perbaikan
tingkat kesejahteraan, tetapi juga menyangkut proses bagaimana manfaat pembangunan tersebut diperoleh. Artinya bagaimana akses, manfaat, kontrol
æ ç è é ê
ë
o t
ì çì íìî
u m
ï
u
ð ñ
ì ðò
n 2012
-201
ó
II -54
dan dampak pembangunan dapat dirasakan oleh laki- laki dan perempuan sesuai kebutuhan, aspirasi dan kepentingannya.
Dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diperlukan akses seluas-luasnya terhadap perempuan untuk berperan aktif di
semua bidang kehidupan dalam rangka pemberdayaan untuk menuju kesetaraan gender. Untuk mengetahui peran aktif perempuan dapat diukur dari
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah maupun swasta, besarnya angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT.
a. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap
jumlah seluruh pekerja perempuan. Pekerja perempuan di lembaga pemerintahan dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah dan persentase perempuan yang menempati posisi Eselon II-IV.
Guna melihat kesetaraan dan keadilan dari proses maka dapat dilihat perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki pada SKPD dilingkungan
Pemerintah Kota Payakumbuh tahun 2009-2011 seperti Tabel 2.44 :
Tabel 2.44 Perbandingan Jumlah Perempuan Dan Laki-Laki Pada SKPD Dilingkungan
Pemerintahan Kota Payakumbuh Tahun 2009-2010
No Jenis
Tahun 2009 Tahun 2010
L P
Jml L
P Jml
1 Wakil Walikota
1 -
1 1
- 1
2 Sekretaris Daerah
1 -
1 1
- 1
3 Asisten Adm Ekbang Kesra
1 -
1 1
- 1
4 Asisten Adm Pemerintahan
1 -
1 1
- 1
5 Bagian Humas
5 4
9 6
6 12
6 Bagian Organisasi PA
3 5
8 3
5 8
7 Bagian Kesra
6 3
9 7
3 10
8 Bagian Pengendalian Adm Pembangunan
2 4
6 2
6 8
9 Bagian Perek
4 3
7 5
4 9
10 Bagian Pemerintahan
2 6
8 3
6 9
11 Bagian Administrasi Umum
25 16
41 25
17 42
12 Bagian Hukum
6 4
10 5
2 7
13 Sekretariat DPRD
20 9
29 24
11 35
14 Sekretariat KPUD
7 4
11 5
2 7
15 Sekretariat Panwaslu
3 2
5 -
- -
16 Bappeda
9 19
28 14
21 35
17 BPM, Perempuan KB
19 26
45 20
31 51
18 Badan Kepegawaian Daerah
34 38
72 39
47 86
19 Inspektorat
16 20
36 16
20 36
20 Dinas Koperasi,UMKM Perindag
38 19
57 37
22 59
21 Dinas tata Ruang Dan Kebersihan
35 8
43 36
13 49
22 Dinas Pendidikan
65 35
100 157
263 420
23 Dinas Pertanian
50 44
94 92
49 101
24 Dinas Kesehatan
43 183
226 46
214 260
25 Dinas Pekerjaan Umum
79 13
92 80
15 95
26 Dinas Perhubungan Dan Komunikasi
7 48
55 47
10 57
ô õ ö ÷ ø
ù
o t
ú õú ûúü
u m
ý
u
þ ÿ
ú þ
n 2012
-201
II -55
Sumber :BPMP KB
Selanjutnya untuk perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki dalam partai di DPRD dapat digambarkan pada Tabel 2.45.
Tabel 2.45 Perbandingan Jumlah Perempuan dan Laki-laki Dalam Partai di
DPRD
No FraksiPartai di DPRD
Tahun 2004 - 2009 Tahun 2009 – 2014
L P
Jml L
P Jml
1 Partai Golkar
5 1
6 5
- 5
2 PAN
5 1
6 4
1 5
3 Partai Demokrat
- -
- 5
- 5
4 PKS
3 1
4 3
- 3
5 PPP
4 1
5 2
1 3
6 PBR
4 -
4 4
- 4
7 Jumlah
21 4
25 23
2 25
Sumber :BPMP KB
b. Partisipasi perempuan di lembaga swasta
Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga swasta terhadap jumlah
seluruh pekerja perempuan. c.
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam rumah tangga.
Jenis kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya meliputi:
27 Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
12 14
26 12
18 30
28 Dinas Pariwisata, Pemuda Olah Raga
20 14
34 22
16 38
29 DPPKA
22 41
65 31
44 75
30 Dinas Kependudukan Dan Capil
11 8
19 12
9 21
31 Kantor Ketahanan Pangan
4 6
10 6
8 14
32 Kantor Lingkungan Hidup
4 3
7 4
3 7
33 Kantor Satpol PP
64 6
70 60
6 66
34 Kantor Kesbang Dan Linmas
7 6
13 9
8 17
35 Kantor Arsip Dan Perpustakaan
8 4
12 9
6 15
36 Kantor Penanaman Modal
5 6
11 4
9 12
37 Rumah Sakit Adnaan WD
43 197
240 53
251 304
38 Kantor Camat Pyk Barat
47 51
98 45
56 101
39 Kantor Camat pyk Timur
27 35
62 30
35 65
40 Kantor Camat Pyk Utara
46 61
107 49
59 108
41 Kantor Camat Pyk Selatan
21 23
44 22
26 48
42 Kantor Camat Lamposi Tigo Nagari
24 16
40 23
20 43
Jumlah
o t
u m
u n
2012 -201
II -56
Kekerasan fisik; adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat
Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang.
Kekerasan seksual meliputi : I pemaksaan hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; II pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang
dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial danatau tujuan tertentu.
Penelantaran
rumah tangga
dimana setiap
orang dilarang
menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau
perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, pemeliharaan kepada orang tersebut.
Penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi danatau melarang
untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.
Rasio KDRT adalah jumlah KDRT yang dilaporkan dalam periode 1 satu tahun per 1.000 rumah tangga.
d. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
Persentase tenaga kerja dibawah umur adalah proporsi pekerja anak usia 5-14 tahun terhadap jumlah pekerja usia 5 tahun ke atas. Hal ini
mengindikasikan masih belum ada perlindungan anak. Anak dianggap masih memiliki nilai ekonomi dan seringkali anak dieksploitasi.
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a.
Rata-rata jumlah anak per keluarga Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah
penurunan rata-rata jumlah anak per keluarga. Pada Tabel 2.46 digambarkan data rata-rata jumlah anak perkeluarga di Kota Payakumbuh.
Tabel 2.46 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Tahun 2011
NO KabupatenKota
Jumlah Anak
Jumlah Keluarga
Rata-rata Jumlah
Anak Per Keluarga
1 Kecamatan Payakumbuh Barat
14.107 11.736
1,20 2
Kecamatan Payakumbuh Utara 8.772
7.093 1,24
3 Kecamatan Payakumbuh Timur
7.507 6.529
1.15 4
Kecamatan Payakumbuh Selatan 3.197
2.585 1,24
5 Kecamatan Lamposi Tigo Nagori
2.851 2.380
1,20 Jumlah
36.434 30.323
1,20 Sumber Data : BPMP KB
o t
u m
u n
2012 -201
II -57
b. Rasio akseptor KB
Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1 satu tahun per 1000 pasangan usia subur pada tahun yang sama.
Besarnya angka partisipasi KB akseptor
menunjukkan adanya pengendalian jumlah penduduk.
Perbandingan jumlah akseptor KB peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur PUS untuk Kota Payakumbuh pada
tahun 2011 adalah : jumlah PUS 19.773 pasang sedangkan jumlah peserta KB 14.348 akseptor dengan persentase 72,56 di tahun 2012 terjadi
peningkatan dimana jumlah PUS 19.812 pasang, sedangkan jumlah peserta KB 14.498 akseptor dengan presentase 73,18.
Rasio akseptor KB di kota Payakumbuh dan rincian menurut kecamatan untuk daerah Kota Payakumbuh dapat dilihat dalam Tabel 2.47.
Tabel 2.47 Rasio Akseptor KB Kota Payakumbuh Tahun 2008 s.d 2011
NO Uraian
Tahun 2008
2009 2010
2011
1 Jumlah akseptor KB
18.589 18.770
19.594 20.043
2 Jumlah pasangan usia subur
13.635 13.540
14.327 14.604
3 Rasio akseptor KB
73,35 72,14
73,12 72,86
Sumber Data : BPMP KB
c. Cakupan peserta KB aktif
Pelaksanaan peserta KB aktif menurut kategorinya dapat dibagi dua yaitu jalur Pemerintah dan swasta. Untuk Kota Payakumbuh pada tahun
2011 jumlah akseptor KB sebanyak 14.348 akseptor 72,56 dibanding jumlah PUS 19.773 dimana pasangan yang dilayani jalur swasta yaitu
sebanyak 10.828 akseptor sedangkan sisanya 3.520 akseptor dilayani di klinik-klinik KB pemerintah secara gratis.
Ditahun 2012 jumlah akseptor KB sebanyak 14.498 akseptor 73,18 dibanding jumlah PUS 19.812, dimana jumlah pasangan yang
dilayani jalur swasta yaitu sebanyak 10.586 akseptor,sedangkan sisanya 3.912 akseptor dilayani di klinik-klinik KB pemerintah secara gratis.
Program keluarga berencana pelaksanaannya mampu menekan laju pertumbuhan penduduk yang secara signifikan akan berpengaruh
terhadap potensi
peningkatan kesejahteraan.
Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat permasalahan antara lain manajemen pelaksanaan program, berkembangnya tuntutan masyarakat dalam
pelayanan KB, tuntutan kualitas pelayanan dan jaminan ketersediaan alat kontrasepsi dalam pengayomannya. Dalam pelaksanaan pelayanan KB
pemasangan alat kontrasepsi merupakan langkah strategis dalam rangka mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, baik lokal maupun nasional.
Pemerintah Kota Payakumbuh melalui SKPD BPMP KB melaksanakan
o t
u m
u n
2012 -201
+
II -58
program keluarga berencana dan melaksanakan pendataan terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan KBKS secara berkesinambungan
terhadap pasangan usia subur PUS setiap tahun terjadi peningkatan. Berikut dapat dilihat pencapaian peserta KB baru untuk Kota Payakumbuh
pada tahun 2008-2012, seperti Tabel 2.48.
Tabel 2.48 Pencapaian Peserta KB Baru Untuk Kota Payakumbuh
Tahun 2008-2012
No Mix
Kontrasepsi 2008
2009 2010
2011 2012
PPM Pencap
aian PPM
Pencap aian
PPM Pencap
aian PPM
Pencap aian
PPM Pencap
aian
1 I U D
423 495
290 509
480 724
743 620
720 707
2 M O P
167 195
675 179
666 351
5 12
22 22
3 M O W
1813 1712
850 1637
1239 1568
34 105
103 98
4 I M P
118 160
500 222
429 504
328 250
381 283
5 SUNTIK
105 179
450 235
198 260
1385 1686
1196 1526
6 P I L
5 4
5 5
325 329
269 363
7 KONDOM
14 9
30 17
26 47
485 478
595 653
Jumlah 2640
2750 2800
2803 3043
3459 3279
3480 3286
3652
Pencapaian 104,17
100,11 113,67
106,13 111,14
Ket : PPM Perkiraan Permintaan MasyarakatTarget
13. Sosial Pembangunan berbagai bidang di Kota Payakumbuh pada
dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
PMKS, namun disadari upaya pembangunan tersebut belum sepenuhnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga masih perlu diupayakan
peningkatannya. Kota Payakumbuh pada tahun 2010 masih dihadapi pada berbagai permasalahan seperti belum pulihnya kondisi ekonomi, tingginya
tingkat kemiskinan serta tinggi angka pengangguran.
Sejalan dengan upaya pemecahan masalah tersebut di atas maka prioritas pembangunan adalah Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
khususnya PMKS, karena kesejahteraan merupakan dua sisi yang saling terkait satu sama lainya, dimana semakin tinggi tingkat perekonomian akan
menjadi semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk mendukung pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan melalui program-program kesejahteraan sosial sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang mencakup 4 empat kriteria :
a.
Rehabilitasi Sosial ; b.
Jaminan Sosial ; c.
Pemberdayaan Sosial ; d.
Perlindungan Sosial ; Permasalahan kesejahteraan sosial PMKS yang terdapat di Kota
Payakumbuh diantaranya adalah kemiskinan, ketunaan, penyandang cacat, lanjut usia, anak terlantar, anak jalanan, dan anak nakal. Data
, - . 1
o t
2 -2 324
u m
5
u
6 7
2 68
n 2012
-201
9
II -59
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Kota Payakumbuh Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.49.
Tabel 2.49 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Tahun 2010
No Uraian
Jumlah
1. Anak Terlantar
142 2.
Anak Jalanan 6
3. Penyandang Cacat
935 4.
Anak Nakal 24
Total 1,107
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
Sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 bahwa setiap warga negara berhak memperoleh penghidupan yang layak. Sehubungan dengan
hal itu salah satu program nasional yang diberikan untuk masyarakat miskin adalah Pemberian beras miskin raskin. Di Kota Payakumbuh
jumlah penduduk yang memperoleh raskin pada tahun 2011 sebanyak 3671 KK. Raskin ini diberikan kepada masyarakat miskin setiap bulan
ditambah raskin ke 13 dari Pemerintah pusat sebanyak 15 kgKK. Untuk lebih jelasnya data KK Miskin per kecamatan yang memperoleh raskin,
dapat dilihat seperti pada Tabel 2.50.
Tabel 2.50 Data Keluarga Miskin Yang Memporoleh Beras Miskin
Kota Payakumbuh Tahun 2011
No Kecamatan
RTS Pagu
RaskinBulan
1. Payakumbuh Utara
871 13.065
2. Payakumbuh Barat
1.323 19.854
3. Payakumbuh Timur
744 11.160
4. Payakumbuh Selatan
357 5.310
5. Lamposi Tigo Nagori
379 5.685
Jumlah 3.671
55.065
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
14. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan di kota Payakumbuh terjadi peningkatan pada
setiap lapangan usaha yang dilakukan.Pada Tahun 2011 persentase angkatan kerja di Kota Payakumbuh adalah 67,17 . Dan jika dilihat dari
sektor lapangan usaha yang dilakukan, penduduk bekerja paling banyak di sektor perdagangan, rumah makan hotel yaitu 32,33 , diiringi sektor
pertanian 22,05 , sektor jasa kemasyarakatan 21,45 dan sektor industri 8,75 dan sektor lainnya 15,40 .
Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah angkatan kerja juga ikut meningkat.
: ; =
?
o t
; AB
u m
C
u
D E
DF
n 2012
-201
G
II -60
Lebih rinci perkembangan penduduk Kota Payakumbuh usia 15 th ke atas yang bekerja selama 5 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.51.
Tabel 2.51 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang bekerja dirinci menurut Jenis
Kelamin dan lapangan usaha
No Jenis Kegiatan
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
Lk Pr
Lk Pr
Lk Pr
Lk Pr
Lk Pr
1. Pertanian Agriculture
4.383 1.876
5.701 3.139
5.094 2.908
4.826 2.547
7.439 3.911
2. Industri
2.504 1.992
2.951 2.042
1.775 2.033
2.190 2.693
2.348 2.179
3. Perdagangan,Rumah
Makan hotel 8.504
7.481 8.471
6.844 8.901
7.950 10.642 8.208
9.128 7.591
4. Jasa Kemasyarakatan
5.666 4.907
4.956 5.216
4.708 6.385
7.507 7.141
5.547 5.546
5. Lainnya
4.802 218
5.096 556
5.247 1.057
6.435 1.319
7.498 469
Jumlah 25.859 16.474
27.175 17.797 25.725 20.333 31.600 21.908 32.014 19.696
Sumber : Payakumbuh Dalam AngkaTahun 2012
Pada tahun 2007 persentase angka kesempatan kerja 91,68 kemudian tahun 2008 meningkat menjadi 93,12 selanjutnya pada tahun
2009 mengalami penurunan sebesar 1,4 sehingga angka kesempatan kerja menjadi 91,72. Penurunan angka rasio penduduk yang bekerja
disebabkan meningkatnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan
penambahan dan perluasan lapangan kerja sebagai upaya mengatasi pengangguran. Penduduk yang bekerja tersebar pada beberapa lapangan
usaha seperti perdagangan, pertanian, jasa-jasa, industri, dan lapangan usaha lainnya angkutan dan komunikasi, bangunan, pertambangan dan
pengendalian, keuangan, listrik, gas dan air minum. Uraian perkembangan ratio penduduk yang bekerja selama 3 tahun 2007- 2009 dapat dilihat
pada Tabel 2.52.
Tabel 2.52 Rasio Penduduk Bekerja selama tahun 2007-2011 Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1. Angkatan Kerja orang
46.178 48.298
50.216 57.222
55.468 2.
Penduduk Yang Bekerja orang
42.333 44.972
46.058 53.508
51.710 3.
Rasio 91,68
93,12 91,72
93.51 93.22
Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2012
H I J K L
M
o t
N IN ONP
u m
Q
u
R S
N RT
n 2012
-201
U
II -61
15. Koperasi dan Usaha Kecil Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah
diwujudkan dalam bentuk, keterlibatan sumber-sumber daya masyarakat, diselenggarakan dan dibawah kendali masyarakat dan bermuara pada
hasil yang dinikmati seluruh anggota masyarakat. Dalam pelaksanaannya, masyarakat Kota Payakumbuh tergabung dalam keanggotaan koperasi dan
berusaha pada level Mikro, Kecil dan Menengah
Sebagai gambaran mengenai perkembangan Koperasi di Kota Payakumbuh selama periode 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.53.
Tabel 2.53 Perkembangan Koperasi Tahun 2007-2011Kota Payakumbuh
No Uraian
2007 2008
+- 2009
+- 2010
+- 2011
+-
1 Jumlah
Koperasi unit usaha
126 136
7.35 144
5.56 143
0.70 148
3.38
. Koperasi Aktif
101 107
5.61 104
2.88 110
5.45 117
5.98
. Koperasi non aktif
25 29
13.79 40
27.50 33
21.21 31
6.45
2 Jumlah
anggota orang
17.200 18.178
5.38 18.423
1.33 19.105
3.57 19.291
0.96
3 Permodalan
ribuan
31.808.451 38.603.324
17.60 41.996.941
8.08 51.400.528
18.29 87.821.135
41.47
4 Kinerja
Simpan Pinjam
ribuan
40.283.790 51.280.530
21.44 58.780.197
12.76 101.771.515
42.24 106.403.842
4.35
5 SHU ribuan
2.167.031 2.299.344
5.75 2.488.154
7.59 2.850.369
12.71 3.398.174
16.12
6 Waserda unit
17 18
5.56 18
18 18
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM , Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh, 2012
Pada tahun 2007 koperasi di Kota Payakumbuh berjumlah 126 unit usaha, kemudian tahun 2008 berjumlah 136 unit, tahun 2009 berjumlah
144 unit, tahun 2010 berjumlah 143 unit dan tahun 2011 berjumlah 148 unit. Bila diuraikan lebih lanjut berdasarkan aktif dan non aktifnya, koperasi
aktif menurun jumlahnya dari 107 unit tahun 2008 menjadi 104 unit tahun 2009. Namun demikian, kembali kecenderungan peningkatan koperasi aktif
menjadi sejumlah 110 unit tahun 2010 dan 117 unit tahun 2011. Peningkatan jumlah koperasi aktif disebabkan adanya peningkatan kinerja
koperasi non aktif, sehingga menurunkan jumlah koperasi non aktif. Penurunan jumlah koperasi non aktif ini, juga disebabkan pembubaran
koperasi non aktif yang sudah kehilangan management of trust terhadap kepengurusannya.
Dari segi
keanggotaan koperasi,
periode 2007-2011
kecenderungannya meningkat. Hanya saja persentase peningkatannya fluktuatif tahun ke tahunnya. Gambaran yang sama diperlihatkan pada
unsur Permodalan, Kinerja Simpan Pinjam dan Sisa Hasil Usaha SHU, sedangkan unit usaha waserda relatif tidak mengalami perubahan.
Sementara itu perkembangan UMKM di Kota Payakumbuh disajikan dalam Tabel 2.54.
V W X Y Z
[
o t
\ W\ ]\
u m
_
u
` a
\ `b
n 2012
-201
c
II -62 Tabel 2.54
Perkembangan UMKM Tahun 2007-2011 Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1 Usaha Mikro unit
11.421 11.993
12.592 13.222
13.883 2
Usaha Kecil unit 4.043
4.245 4.458
4.680 4.914
3 Usaha Menengah unit
197 199
199 200
200 Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan Kota Payakumbuh, 2012
Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kota Payakumbuh periode 2007-2011 sangatlah dinamis dan kecenderungan meningkat, sedangkan
pada Usaha Menengah tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi, lebih disebabkan kepada mekanisme pasar,
seperti persaingan, kehadiran produk sejenis dan daya beli masyarakat.
16. Penanaman Modal Sesuai dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06
Tahun 2008, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyelenggarakan urusan penanaman modal selama tahun 2007-
2011 dapat dilihat pada Tabel 2.55.
Tabel 2.55 Pencapaian Indikator Kinerja Kunci-Urusan Penanaman Modal Kota
Payakumbuh Tahun 2007-2011
No. Indikator
Satuan Capaian Kinerja
2007 2008
2009 2010
2011 1
Realisasi penanaman modal dalam negeri
Milyar Rp
- -
453,00 493,00
526,08 2
KenaikanPenurunan Nilai Realisasi PMDN
- -
- 8,84
6,70 3
Perda yang mendukung iklim usaha
Perda 1
1 3
7 7
4 Rata-rata lama proses
perizinan Hari
8 8
8 5
3 Sumber: Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Payakumbuh
Penyelenggaraan urusan penanaman modal di Kota Payakumbuh mulai dikelola oleh SKPD khusus yaitu sejak terbentuknya Kantor
Penanaman Modal dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu pada tahun 2009. Dan pada tahun 2012 kedua kantor ini telah bergabung menjadi
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dengan Pelayanan kedua SKPD tersebut iklim investasi di Kota Payakumbuh mengalami peningkatan. Untuk mendukung iklim usaha di
Kota Payakumbuh telah ditetapkan beberapa regulasi berupa peraturan dearah sepanjang tahun 2007-2010. Kemudian sejak tahun 2009 nilai
investasi di Kota Payakumbuh tercatat sebesar Rp.453 Milyar, kemudian meningkat menjadi Rp.493,05 milyar 8.84 tahun 2010 dan menjadi Rp
526,08 milyar 6,70 pada tahun 2011.
d e f g h
i
o t
j ej kjl
u m
m
u
n o
j np
n 2012
-201
q
II -63
Rata-rata lama proses perizinan investasi lebih hemat waktu sejak berdirinya Kantor Penanaman Modal dan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dimana pada tahun 2007 rata-rata lama proses perizinan selama 8 delapan hari, kemudian turun menjadi 5 lima hari pada tahun 2010
dan menjadi 3 tiga hari pada 2011.
17. Kebudayaan Program dalam bidang kebudayaan pada
tahun –
tahun sebelumnya meliputi festival seni budaya dan pelestarian situs dan
kawasan cagar budaya, berupa kegiatan : a.
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Pada tahun 2009 dilaksanakan 19 kali festival seni budaya dan pada
tahun 2010 meningkat menjadi 22 kali festival seni dan budaya.
b. Pelestarian benda, situs dan kawasan cagar budaya
Di Kota Payakumbuh jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dibandingkan dengan total benda, situs dan cagar
budaya yang dimiliki sampai tahun 2010 sebesar 22
18. Pemuda dan Olah Raga Program dan kegiatan untuk kalangan muda sangat diperlukan
untuk mencetak generasi muda yang sehat dan energik. Kondisi kepemudaan di kota Payakumbuh :
a. Jumlah organisasi pemuda
Di Kota Payakumbuh sampai tahun 2010 terdapat 10 organisasi kepemudaan yang dibina oleh Pemerintah.
b. Jumlah organisasi olahraga
Di Kota Payakumbuh sampai tahun 2010 terdapat 24 pengurus cabang organisasi olahraga.
c. Jumlah kegiatan kepemudaan
Di Kota Payakumbuh tahun 2009 terdapat 3 kegiatan kepemudaan dan pada tahun 2010 terdapat 2 kegiatan kepemudaan.
d. Jumlah kegiatan olahraga
Pada tahun 2009 terdapat 4 kegiatan olahraga dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 6 kegiatan.
e. GelanggangBalai Remaja
Sampai tahun 2010 terdapat 5 gelanggangbalai remaja yang terdapat di Kota Payakumbuh
f. Lapangan olahaga
Sampai tahun 2010 terdapat 5 lapangan olahraga remaja yang terdapat di Kota Payakumbuh
r s t u v
w
o t
x sx yxz
u m
{
u
| }
x |~
n 2012
-201
II -64
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pada tahun 2011 untuk urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri dilaksanakan pada dua SKPD terkait, yaitu : Badan Kesatuan Bangsa dan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kantor Satpol Pamong
Praja. Adapun dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat meliputi :
a.
Pembinaan Wawasan Kebangsaan, Politik dan Kerukunan Beragama 1
Peningkatan Toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama dengan penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan
terhadap aliran kepercayaan melalui Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dan Pengawasan Aliran Kepercayaan
Masyarakat PAKEM bagi Toga, Tomas, LSM untuk lima kecamatan.
2 Menciptakan kebersamaan dan solidaritas sesama Lembaga
Swadaya Masyarakat LSM Organisasi Masyarakat ORMAS Tokoh Masyarakat TOMAS dengan peningkatan rasa solidaritas
dan ikatan sosial dikalangan masyarakat melalui pertemuan sebanyak 225 orang.
3 Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan bagi Tokoh
Masyarakat TOMAS Tokoh Agama TOGA Tokoh Adat TODAT Organisasi Intra Sekolah OSIS dan Karang Taruna
melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa bagi 419 orang.
4 Terjalinnya kemitraan antara 25 Partai Politik dengan Pemerintah
Kota melalui Koordinasi forum-forum diskusi politik. b.
Pengendalian Ketertiban dan Keamanan Lingkungan 1
Peningkatan peranan dan fungsi anggota Muspida dan Pejabat Pemerintah Daerah sebagai fasilitator, mediator dan komunikator
bagi segenap lapisan masyarakat melalui pengendalian keamanan lingkungan bersama.
2 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik
pencegahan kejahatan untuk mewujudkan deteksi dini hambatan tantangan ancaman dan gangguan dibidang politik, ekonomi,
sosial, pertahanan keamanan dan ketertiban masyarakat.
3 Menciptakan pengendalian kemanan lingkungan dalam rangka
Mewujudkan lingkungan masyarakat kota Payakumbuh yang bebas penyakit masyarakat dengan operasional Tim-7.
4 Pelaksanaan kegiatan penegakkkan perda keputusan Kepala
Daerah dan penanggulangan Trantibum sebanyak 200 kali melalui peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam
teknik pencegahan kejahatan.
o t
u m
u
n 2012
-201
II -65
5 Meningkatkan pengembangan kemampuan kesamaptaan beladiri
70 orang aparat Pol PP melalui kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi Pamong Praja dengan TNIPolri dan
kejaksaan.
6 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
7 Polisi Pamong Praja adalah Aparat Pemerintah Daerah yang
melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan
ketenteraman dan
ketertiban umum,
menjalankan peraturan daerah dan keputusan daerah. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk mencerminkan
kapasitas dan kemampuan Pemerintah Daerah untuk menjamin, memelihara, menjalankan ketenteraman dan ketertiban umum
serta penegakan peraturan daerah. Semakin tinggi rasio jumlah Pamong Praja, maka akan semakin besar ketersediaan Polisi
Pamong
Praja daerah
dalam memberikan
pelayanan penyelenggaraan pemerintahan daerah penegakan peraturan
daerah. Berikut rasio Polisi Pamong Praja Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011.
Tabel 2.56 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2007 – 2011
Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1. Jumlah Petugas Pol PP
76 75
72 70
65 2.
Jumlah Penduduk 104.969
105.994 106.911
117.876 120.051
3. Rasio Jumlah Petugas
Pol PP 10.000 Penduduk
6,5 7,07
6,73 5,9
5,4 Sumber : Kantor Satpol PP Kota Payakumbuh
8 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
Perlindungan masyarakat adalah komponen khusus pertahanan keamanan negara yang mampu berfungsi membantu masyarakat
menanggulangi bencana maupun memperkecil akibat petaka. Perlindungan masyarakat berfungsi menyelenggaran pembinaan
ketenteraman, ketertiban masyarakat, penegakan peraturan daerah dan perlindungan masyarakat. Ratio jumlah Linmas per
10.000 penduduk tahun 2007 – 2012 kota Payakumbuh sebagaimana tertera pada Tabel 2.57.
o t
u m
u
n 2012
-201
II -66 Tabel 2.57
Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2007 – 2012 Kota Payakumbuh
No. Uraian
Tahun
2007 2008
2009 2010
2011 1.
Jumlah Linmas 680
680 813
678 813
2. Jumlah Penduduk
104.969 105.994
106.911 117.876
120.051 3.
Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Peduduk
64,78 64,15
67,35 61,08
67,72
Sumber : Kesbangpol Linmas Kota Payakumbuh
Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat dilaksanakan untuk memastikan tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat. Pos
kamling adalah salah satu penyelenggaraan keamanan masyarakat dengn pola peningkatan partisipasi mayarakat dalam menjaga
keamanan lingkungan sekitar. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM non pemerintah yang bergerak dalam bidang pembangunan bertujuan
mengakomodasi aspirasi dan memberdayakan masyarakat. LSM dapat
mencerminkan tingkat
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu faktor
penghambat investasi di suatu daerah adalah angka kriminalitas, perlunya kepastian jaminan keamanan dalam berinvestasi. Dalam hal
ini situasi daerah yang tidak aman dan tidak kondusif para investor enggan untuk menanamkan modal di daerah.
Tabel 2.58 Jumlah Pos Kamling, LSM dan tindak kriminal dalam 1 tahun
Kota Payakumbuh Tahun 2007 – 2011
No Indikator
Tahun Satuan
2007 2008
2009 2010
2011 1.
Jumlah pos kamling pos
118 120
150 143
143 2.
Jumlah LSM unit
19 10
15 20
5 3.
Jumlah tindak kriminal dalam 1 tahun. yang
terdaftar di kepolisian kasus
153 174
234 202
447 Sumber : Kesbangpol Linmas Kota Payakumbuh
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Keberhasilan mewujudkan proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi pada jalur dan arah yang benar selama rentang waktu 5
lima tahun yakni dari tahun 2009 - 2014, menuntut tanggung jawab yang tidak ringan pada tahun – tahun mendatang, yakni :
¡
o t
¢ ¢ £¢¤
u m
¥
u
¦ §
¢ ¦¨
n 2012
-201
©
II -67
a. Tanggung jawab memelihara proses pembangunan kelembagaan
politik demokrasi yang ada agar tetap pada jalur dan arah yang benar sesuai amanat Konstitusi;
b. Meningkatkan kualitas praktek–praktek kelembagaan, agar makin
mampu memenuhi harapan perbaikan dan perubahan yang terjadi di masyarakat, lebih jauh lagi wacana yang cukup mendasar adalah
harapan bagi perlunya penajaman pola kerjasama antara eksekutif dan legislatif, sehingga memperbesar kapastian politis dan
memperkecil potensi kesalah pahaman yang berimplikasi negatif bagi kinerja kedua lembaga penting tersebut pada setiap persoalan yang
timbul. Perlunya mekanisme kontrol politis dari lembaga legislatif seringkali belum mendapatkan keseimbangan dengan harapan bagi
peningkatan efektifitas lembaga eksekutif, serta berbagai dimensi perumusan dan penerapan kebijakan kelembagaan lainnya
Penyelesaian berbagai persoalan kelembagaan demokrasi yang ada, serta mempertahankan dan meningkatkan kinerja kelembagaan yang
sudah mantap akan membantu menghasilkan dan melaksanakan kebijakan publik yang tepat yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan
masyarakat yang dihadapi. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat
kemitraan.
Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama–sama mitra kerja dalam membuat
kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai fungsi masing–masing sehingga antara kedua lembaga itu membangun suatu
hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan sebagai lawan atau pesaing.
21. Ketahanan Pangan Tujuan dari kegiatan pembangunan ketahanan pangan adalah :
a. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup,
diartikan ketersediaan pangan dalam arti luas yang mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi
kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia
b. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau diartikan pangan
yang mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau c.
Mengembangkan jaringan dan sistem koordinasi lintas pelaku, lintas wilayah dan lintas waktu guna mensinkronkan kebijakan program dan
kegiatan pemantapan ketahanan pangan
ª « ¬ ®
¯
o t
° «° ±°²
u m
³
u
´ µ
° ´¶
n 2012
-201
·
II -68
d. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman diartikan bebas dari
cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman dari
kaedah agama
e. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata diartikan pangan
yang harus tersedia setiap saat dan merata diseluruh wilayah Payakumbuh
Urusan Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi, berikut ini diuraikan kondisi
ketahanan pangan Kota Payakumbuh dilihat dari masing-masing subsistem. a.
Subsistem Ketersediaan Ketersediaan pangan untuk konsumsi di Kota Payakumbuh sangat
bervariasi untuk masing-masing kelompok bahan pangan. ketersediaan kelompok pangan berupa padi-padian tepung gandum, gabah kering
giling, beras, jagung pipilan kering, jagung basah, umbi-umbian ubi kayu, ubi jalar, gaplek, tapioka, tepung sagu, gula, pangan hewani daging, telur,
ikan, dan susu, minyak dan lemak, buahbiji berminyak, kacang-kacangan, sayur dan buah sudah surplus di Kota Payakumbuh dibandingkan dengan
konsumsi penduduk Kota Payakumbuh.
Untuk kondisi tahun 2011, kelompok pangan dari padi-padian merupakan yang terbesar yaitu 1,54 kgrkapitahari diikuti kelompok
minyaklemak sebesar 0,19 kgkapitahari dan yang terendah kontribusinya adalah kelompok buahbiji berminyak. Ketersediaan pangan diatas selain
produksi daerah Kota Payakumbuh juga didatangkan dari luar daerah Kota Payakumbuh, selain itu produksi daerah juga dibawa keluar Kota
Payakumbuh.
Sesuai dengan sasaran ketersediaan energi untuk konsumsi sebesar 2.200 kkalkaphari, pada tahun 2011 sudah mencapai 2.321 kkalkaphari,
yang berasal dari 2.115 kkalkaphari nabati 91,12 dan 206 kkalkaphari hewani 8,88. Kelompok padi-padian merupakan sumbangan energi
terbesar yakni 1.499 kkalkaphari atau 70,87. Selanjutnya diikuti oleh kelompok gula sebesar 176 kkalkaphari atau 8,32 dan kelompok
minyaklemak sebesar 170 kkalkaphari atau 8,03.
b. Subsistem Distribusi dan Harga Pangan
Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien sebagai persyaratan untuk menjamin agar seluruh
rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau.
Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan, sehingga
¸ ¹ º » ¼
½
o t
¾ ¹¾ ¿¾À
u m
Á
u
 Ã
¾ ÂÄ
n 2012
-201
Å
II -69
pangan tersedia sepanjang waktu diseluruh wilayah. Kinerja subsistem distribusi dipengaruhi oleh kondisi prasarana dan sarana kelembagaan dan
peraturan perundang-undangan.
Kelembagaan pemasaran bahan pangan belum berperan optimal sebagai penyangga kestabilan distribusi dan harga pangan, hal ini
berpotensi menyebabkan penurunan harga secara signifikan di sentra produksi pada saat panen dan sebaliknya meningkatkan harga secara
tajam pada musim paceklik. Selain itu masih terdapat kelembagaan pemasaran yang dikuasai oleh kelompok tertentu, sehingga tidak
memberikan sistem yang adil diantara pelakunya.
Selanjutnya informasi harga pangan sangat diperlukan oleh produsen yaitu untuk melihat kapan memproduksi bahan pangan tersebut melalui
pengaturan pola tanam, melihat peluang pasar yang ada, dan memperhatikan gejolak harga yang terjadi, sedangkan bagi pemerintah
untuk mengambil kebijakan antisipasi terjadinya gejolak harga pada saat- saat tertentu. Dengan demikian diperlukan penataan jaringan informasi
harga pangan tersebut, sehingga informasi harga sampai ke tangan produsen dan pemerintah tepat waktu. Dalam rangka menstabilkan harga
gabah yang layak di tingkat petani, maka Kota Payakumbuh sejak tahun 2011 mengembangkan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat LDPM
melalui pendekatan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan.
c. Subsistem Konsumsi
Sesuai dengan sasaran ketersediaan energi untuk konsumsi sebesar 2.200 kkalkaphari, pada tahun 2011 sudah mencapai 2.321 kkalkaphari,
yang berasal dari 2.115 kkalkaphari nabati 91,12 dan 206 kkalkaphari hewani 8,88. Kelompok padi-padian merupakan sumbangan energi
terbesar yakni 1.499 kkalkaphari atau 70,87. Selanjutnya diikuti oleh kelompok gula sebesar 176 kkalkaphari atau 8,32 dan kelompok
minyaklemak sebesar 170 kkalkaphari atau 8,03. Hal ini diatas angka standar kecukupan konsumsi energi yang dianjurkan yaitu sebesar 2.000
kkalkaphari.
Ditinjau dari komposisi dan kualitas gizi, konsumsi masyarakat Kota Payakumbuh masih didominasi oleh bahan pangan nabati, sampai saat ini
konsumsi beras rata-rata setiap individu tercatat sebanyak 117,8 kgkapth, padahal konsumsi yang diharapkan pada tahun 2012 sebesar 108,6
kgkapth, dengan demikian terdapat kelebihan konsumsi beras sebanyak 9,2 kgkapth sedangkan untuk tahun 2012 konsumsi daging baru sebesar
10,4 kgkapth berarti harus ada peningkatan sebesar 1,2 kgkapth.
Æ Ç È É Ê
Ë
o t
Ì ÇÌ ÍÌÎ
u m
Ï
u
Ð Ñ
Ì ÐÒ
n 2012
-201
Ó
II -70
Sedangkan susu masih jauh dari Pola Pangan Harapan. Hal ini disebabkan karena rendahnya daya beli masyarakat terhadap konsumsi
pangan daging dan susu yang menurut ukuran mereka sangat mahal.
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pembangunan pada dasarnya ditujukan untuk peningkatan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Berbagai kebijakan dan program pembangunan melalui berbagai pendekatan telah dilakukan agar dapat
mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Pada Tahun 2008 di Kota Payakumbuh terjadi pemekaran wilayah kecamatan berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun 2008, sehingga Kota Payakumbuh memiliki 5 Kecamatan dengan 76 Kelurahan, yaitu :
Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 Kelurahan
Kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 Kelurahan
Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 Kelurahan
Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 Kelurahan
Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 Kelurahan
Hal ini benar- benar terlihat dari peranan organisasi masyarakat seperti LPM yang ada di Kota Payakumbuh. Masing-masing kelurahan memiliki satu
organisasi LPM di Kelurahan yang berjumlah 76LPM, yang aktif dan sangat berperan dalam menunjang pembangunan. Selain itu di setiap kelurahan juga
ditunjang oleh ibu-ibu yang mengadakan kegiatan yang tergabung dalam kelompok PKK Kelurahan yang jumlahnya 76 kelompok.
23. Statistik Urusan Statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah melalui program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik tiap tahun dilaksanakan kegiatan yaitu Penyusunan Buku Payakumbuh Dalam Angka dan
penyusunan PDRB.Penyusunan Buku Payakumbuh Dalam Angka bertujuan memberikan informasiyang berkaitan dengan data Kota Payakumbuh sedangkan
Penyusunan PDRB bertujuan memberikan gambaran perekonomian Kota Payakumbuh yang digunakan sebagai referensi perencanaan pembangunan ke
depan dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam berbagai sektor usaha.
24. Kearsipan Di
lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh, urusan kearsipan diselenggarakan oleh kantor Arsip dan Perpustakaan.
Dalam menyelenggarakan urusan ini, kantor Arsip dan Perpustakaan telah melaksanakan bimbingan dan sosialisasi mengenai pengelolaan kearsipan kepada
pengelolaa arsip di setiap SKPD sesuai dengan tata cara pengelolaan arsip statis maupun arsip dinamis.
Ô Õ Ö × Ø
Ù
o t
Ú ÕÚ ÛÚÜ
u m
Ý
u
Þ ß
Ú Þà
n 2012
-201
á
II -71
Setiap tahun, kantor Arsip dan Perpustakaan juga melakukan pemilahan arsip yang diserahkan oleh setiap SKPD untuk dikelola sebagai arsip daerah.
25. Komunikasi dan Informatika a. Jumlah surat kabar nasionallokal
Salah satu kewenangan urusan komunikasi dan informatika adalah koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media skala
kabupatenkota. Dalam menyelenggarakan urusan ini, Pemerintah Kota Payakumbuh telah bekerjasama dengan surat kabar nasional dan lokal
serta radioTV lokal dan nasional.
Pada tahun 2011 surat kabar nasional dan lokal yang masuk ke Kota Payakumbuh ditunjukkan pada Tabel 2.59 :
Tabel 2.59 Jumlah Dan Jenis Surat Kabar yang Masuk
ke Kota Payakumbuh
No Uraian
Tahun 2009
2010 2011
1 Jumlah jenis surat kabar terbitan
nasional 4
4 2
2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal
18 18
22 3
Total jenis surat kabar 1+2 22
22 24
Sumber : Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Payakumbuh
Surat kabar nasional yang masuk ke kota Payakumbuh adalah Kompas, Republika, Rakyat Merdeka dan Pos Metro. Selain surat kabar
nasional, di Payakumbuh juga beredar majalah nasional Tempo, Kartini dan Femina
Surat kabar terbitan lokal yang ada di kota Payakumbuh terdiri dari dua terbitan yaitu surat kabar harian dan surat kabar mingguan. Surat Kabar
Harian berjumlah 5 penerbitan dan surat kabar mingguan sebanyak 17 penerbitan
b. Jumlah penyiaran radioTV lokal Untuk penyebarluasan informasi dan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan masyarakat, di kota Payakumbuh telah dapat diterima beberapa siaran radio nasional, lokal begitupan dengan TV lokal dan nasional,
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.60.
â ã ä å æ
ç
o t
è ãè éèê
u m
ë
u
ì í
è ìî
n 2012
-201
ï
II -72 Tabel 2.60
Jumlah Penyiaran Radio dan TV di Kota Payakumbuh
No Uraian
2009 2010
2011
1 Jumlah penyiaran radio lokal
8 8
8 2
Jumlah penyiaran radio nasional 2
2 2
3 Jumlah penyiaran TV lokal
1 1
1 4
Jumlah penyiaran TV nasional 11
11 11
5 Total penyiaran radioTV lokal
22 22
22 Sumber : Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Payakumbuh
c. Website Milik Pemerintah Daerah. Dalam upaya menyebarluaskan informasi mengenai potensi dan
penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Kota Payakumbuh telah membuat web site kota Payakumbuh yang dapat diakses oleh masyarakat
luas. Web site ini juga bertujuan sebagai media promosi kota Payakumbuh kepada dunia luar karena menampilkan berbagai potensi dan keragaman
budaya daerah yang diharapkan mampu menarik minat investor dan wisatawan untuk berkunjung ke Payakumbuh. Masyarakat dapat
mengakses melalui alamat web site “www.payakumbuhkota.go.id”
26. Perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kealpaan dalam membangun dan meningkatkan perpustakaan, baik sarana maupun pelayanannya, berarti menutup sebagian
sumber belajar warga masyarakat. Secara langsung dan tidak langsung mengganggu pembentukan dan pembinaan karakter individu yang matang
dalam segala aspeknya serta mencederai pembangunan karakter bangsa. Penyediaan perpustakaan yang memadai dan dapat di akses oleh semua
warga masyarakat sebenarnya telah diperkuat dengan ditetapkannya Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Untuk itu tidak perlu
diragukan lagi pentingnya peran perpustakaan dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek secara demokratis menuju masyarakat
madani, di samping sebagai pelestari nilai budaya dalam masyarakat yang terus berkembang.