BELANJA DAERAH Lain-lain Pendapatan

› œ  ž Ÿ ¡ ¢ £ œ £ ¤ £¥¦§¨¦© ª£©¦« ¬ ­® ¬ ¬ ­ ® ¯ III - 8

2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG

142,384 155,768 191,748 217,074 245,164 14,66 2.1.1 Belanja Pegawai 115,617 141,794 164,072 197,084 230,120 18,81 2.1.2 Bunga 0,009 0,007 0,005 0,051 - 192,30 2.1.3 Subsidi - - - - - - 2.1.4 Hibah 1,996 3,650 22,107 12,202 8,022 127,37 2.1.5 Bantuan Sosial 24,177 10,266 4,656 6,049 5,708 -21,98 2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - - 2.1.7 Bantuan Keuangan - - 0,730 0,720 0,730 - 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 0,585 0,051 0,178 0,968 0,584 140,47

2.2. BELANJA LANGSUNG

117,236 149,365 164,498 147,838 145,372 6,44 2.2.1. Belanja Pegawai 29,468 40,841 33,517 35,361 35,009 6,29 2.2.2. Belanja Barang dan Jasa 39,056 45,220 69,249 65,706 64,854 15,63 2.2.3. Belanja Modal 48,712 63,304 61,732 46,771 45,509 0,13 Sumber : Data diolah Belanja Tidak Langsung yang merupakan komponen terbesar dari belanja daerah, dari Rp.142,384 milyar 2007 hingga Rp245,164 Milyar 2011, dengan rata- rata pertumbuhan sebesar 14,66 pertahun. Dari tujuh komponen Belanja Tidak langsung, pertumbuhan belanja hibah cukup besar yakni sebesar 127,37 yang berarti menunjukkan perhatian pemerintah terhadap organisasi masyarakat atau kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan yang membantu pemerintah dalam menunjang penyelenggaran urusan pemerintah daerah.Namun, yang mengkhawatirkan adalah selalu meningkatnya belanja tidak langsung dibandingkan belanja langsung. Seperti yang terjadi di Pemerintah Kabupaten dan Kota lainnya di Indonesia, belanja pegawai masih mendominasi belanja pemerintah Kota Payakumbuh; diatas 50 dari belanja pemerintah daerah. Pertumbuhan belanja langsung rata-rata pertahun hanya6,44 sementara pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 14,44 pertahun yang mengindikasikan bahwa semakin meningkat belanja pegawai sementara untuk kebutuhan kegiatan dalam rangka menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan belanja tidak langsung, yang bisa berakibat semakin buruknya infrastruktur di Kota Payakumbuh dimasa-masa datang yang harus cepat diantisipasi. Padahal pengeluaran pemerintah melalui belanja modal dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

3.1.1.3. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan

Pembiayaandalam penganggaran daerah adalah penerimaan ataupun pengeluaran yang dialokasikan untuk mewujudkan keseimbangan neraca daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah Kota Payakumbuh sepanjang tahun 2007-2011 diperoleh gambaran bahwa tingkat realisasiPenerimaan Pembiayaan Daerah berkisar antara Rp. 50,753 Milyar 2007 hingga Rp. 26,035 Milyar 2011 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar minus 5,37 yang berarti pemerintah daerah sudah berusaha untuk merealisasikan seluruh kegiatan yang sudah ditargetkan sehingga terjadi ° ± ² ³ ´ µ¶ · ¸ ± ¸ ¹ ¸º»¼½»¾ ¿¸¾»À Á Âà Á Á Â Ã Ä III - 9 penurunan SILPA dari tahun ke tahun, dan meningkatnya kesadaran SKPD untuk merealisasikan kegiatannya tepat waktu. Tabel 3.5. Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Pembiayaan Daerah Kota PayakumbuhTahun Anggaran 2007-2011 Rp Milyar No. Uraian Tahun Rata2 Pert 2007 2008 2009 2010 2011

3. PEMBIAYAAN DAERAH

44,392 61,851 71,988 53,116 26,035 -5,37

3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

50,753 63,103 74,109 53,308 27,711 -8,58 3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 50,753 63,103 74,109 53,308 27,711 -8,58 3.1.2. Pencairan Dana Cadangan - - - - - - 3.1.3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - - - - 3.1.4. Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - 3.1.5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - - - 3.1.6. Penerimaan Piutang Daerah - - - - - - 3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 6,361 1,252 2,121 0,192 1,676 167,77 3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan - - - - - - 3.2.2. Penyertaan Modal Pemda 6,000 1,235 1,922 - 1,676 - 3.2.3. Pembayaran Pokok Utang 0,111 0,017 0,199 0,192 - 220,60 3.2.4. Pemberian Pinjaman Daerah 0,250 - - - - Sumber : Data Diolah Komponen Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya SiLPA merupakan pembentuk terbesar dari nominal realisasi penerimaan pembiayaan. Selanjutnya tingkat realisasi pengeluaran pembiayaan berkisar antara Rp. 6,361 Milyar 2007 hingga Rp, 1,676 Milyar 2011 dengan pertumbuhan sebesar 167,77 pertahun. Tingginya rata – rata pertumbuhan pengeluaran pembiayaan pada periode tahun tersebut disebabkan oleh penyertaan modal pemerintah daerah ke Bank Nagari Pengeluaran pembiayaan terdiri dari penyertaan modal dan pembayaran pokok utang. Untuk tahun 2011 penyertaan modal pemda sebesar Rp. 1,676 milyar salah satunya merupakan penyertaan modal ke Bank Nagari. Penyertaan modal ke Bank Nagari adalah investasi yang menguntungkan dengan dividend yield berkisar diatas 40.

3.1.2. Neraca Keuangan Daerah

Selanjutnya mengenai gambaran Neraca Kota Payakumbuh dalam kurun waktu tahun 2007-2011 disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Neraca Kota PayakumbuhPer 31 Desember Tahun Anggaran 2007-2011 Rp Milyar No. Uraian TAHUN ANGGARAN Rata-rata Pertumbuhan 2007 2008 2009 2010 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 1 ASET