Permasalahan Pokok Pembangunan Daerah

RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-2 Permasalahan pokok pembangunan Kota Payakumbuh pada dasarnya mencakup beberapa aspek, yang menyangkut dengan kendala dan tantangan yang harus segera dipecahkan dalam mendorong proses pembangunan daerah di masa depan. Permasalahan tersebut meliputi beberapa bidang yaitu ekonomi, sosial-budaya dan fisik prasarana. Kendala dan tantangan bidang ekonomi menyangkut dengan permasalahan dan kendala yang harus dipecahkan untuk dapat mendorong proses pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota. Tantangan bidang sosial menyangkut dengan kendala dan permasalahan dalam bidang sosial yang perlu segera dipecahkan untuk dapat mewujudkan kondisi sosial yang sejahtera dan harmonis dalam masyarakat. Sedangkan kendala dan tantangan bidang fisik prasarana adalah berbagai permasalahan pokok yang harus segera ditanggulangi untuk dapat mendorong proses pembangunan wilayah secara terarah dan berkelanjutan. Permasalahan pokok pembangunan daerah yang dihadapi oleh Kota Payakumbuh sekarang ini antara lain adalah : 1. Belum terwujudnya pemerataan dan relevansi pendidikan di semua wilayah Kota Payakumbuh, sehingga ditemukan adanya wilayah yang belum mempunyai sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, yang menimbulkan kesulitan bagi siswa dan orang tua dalam akses pendidikan. Belum meratanya mutu sekolah pada jenjang pendidikan tertentu memunculkan istilah sekolah favorit di kalangan siswa dan orang tua, Kondisi ini menimbulkan situasi yang kurang kondusif di tengah masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi pada proses belajar dan mutu lulusan. Disamping peningkatan mutu lulusan dari sisi intelektualitas, kita juga berupaya melakukan peningkatan kepribadian dan moralitas siswa untuk mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. Permasalahan ini berhubungan dengan kurikulum yang ada dan juga belum terciptanya pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan yang juga berkontribusi besar dalam pembentukan pribadi siswa. 2. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Selain itu pembangunan kesehatan juga merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di Kota Payakumbuh, ada berbagai keberhasilan yang telah dicapai, namun ada pula tantangan dan masalah kesehatan yang harus disikapi. Tantangan tersebut diantaranya semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-3 pada pelayanan kesehatan yang bermutu, perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah.Perilaku hidup sehat disini merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan.Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Penerapan perilaku hidup sehat di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga dan juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. 3. Rendahnya pengamalan ajaran agama, sehingga muncul gejala menurunnya akhlak mulia dan melemahnya sendi-sendi moralitas agama yang dapat dilihat dari meningkatnya kriminalitas, praktek perjudian, penyalahgunaan narkotika, dan obat terlarang. Disamping itu, banyaknya perilaku menyimpang yang melanggar moralitas, etika dan kepatutan merupakan indikator terjadinya kesenjangan perilaku formal kehidupan keagamaan dengan perilaku kehidupan keseharian dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pembangunan bidang keagamaan selama ini kurang fokus dalam rangka meningkatkan akhlak dan moral masyarakat sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat.Sampai pada tataran kebijakan pembangunan bidang keagamaan memang telah mendapatkan perhatian yang cukup proporsional, namun pada tahapan implementasi kurang mendapatkan perhatian serius. Oleh karena itu perlu dilakukan reformulasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat langsung menyentuh kebutuhan dan aktifitas masyarakat sehari- hari.Reformasi di segala bidang tersebut dilakukan untuk membangkitkan kembali dan memperteguh kepercayaan diri atas kemampuan melakukan langkah-langkah penyelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan pembangunan dengan paradigma baru untuk masa depan. Pembangunan keagamaan juga belum mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengamalan keagamaan baik secara individu, keluarga, dan masyarakat. Manusia yang berakhlak akan menghasilkan keluarga yang sakinah. Efek dari keluarga sakinah akan melahirkan sebuah kumpulan masyarakat yang religius. Jadi menimbulkan kembali kesadaran pengamalan keagamaan di masyarakat dimulai dari program-program pembinaan kelompok pengajian, majelis taklim, wirid antar nagari, serta forum kegiatan mesjid, dan mushola yang semakin digiatkan kembali. Secara kultur budaya di Minangkabau sebenarnya kitasudah mempunyai akar budaya yang kuat yaitu ‘mangaji di surau‘. Hal inilah secara sistemik selama ini yang ditinggalkan oleh masyarakat. Dan tentu, mangaji di RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-4 surau gaya modern perlu kita ciptakan kembali, dan pemerintah adalah institusi yang paling tepat untuk menjadi pendorongnya. 4. Masih relatif rendahnya efisiensi kegiatan produksi dan pemasaran produk sebagai akibat dari kegiatan produksi yang umumnya mempunyai skala kecil dan dikelola dengan pola manajemen tradisional yang kurang efisien sehingga harga jual dipasaran relatif tinggi. Faktor penyebab kurang efisiennya kegiatan produksi adalah karena relatif rendahnya produktivitas tenaga kerja, potensi sumberdaya alam yang terbatas dan relatif tingginya biaya transportasi. Rendahnya daya saing produk daerah ini menyebabkan kurang berkembangnya kegiatan bisnis dan ekspor daerah serta kurang menariknya melakukan investasi di Kota Payakumbuh. Secara tradisional, perekonomian masyarakat Kota Payakumbuh cenderung berdasarkan estafet garis keturunan yang lebih eksis. Secara kontemporer, perekonomian masyarakat cenderung mengikuti tren dan fenomena yang sedang booming di masyarakat. Kebiasaan untuk melakukan terobosan dan lompatan serta kreatifitas untuk mengembangkan produk belum menjadi budaya warga. Kota Payakumbuh memiliki potensi besar dalam pengembangan UMKM baik yang bergerak di sektor industri, jasa maupun di sektor pariwisata.Akan tetapi Kota Payakumbuh sampai sekarang ini masih mencari komoditas yang tepat untuk menjadi unggulan dan lokomotif perekonomian masyarakat,baik pemerintah maupun masyarakatnya sendiri. Permasalahan yang dihadapi pada sektor pariwisata saat ini adalah belum optimalnya pengelolaannya, baik dari sisi sarana dan prasarana, sumber daya manusia pengelola serta belum terkoordinirnya even- even penunjang pariwisata serta manajemen pengelolaan termasuk promosi wisata yang belum memadai. Sektor penunjang pariwisata lainnya juga belum tumbuh dan berkembang dengan baik seperti jasa pariwisata,hotel, restoran, souvenir, travel agen. Kedepan dibutuhkan sebuah strategi besar untuk menggali segala potensi yang ada di Payakumbuh, untuk kemudian dikelola, dan disosialisasikan serta dilakukan pembinaan-pembinaan yang terpadu kepada masyarakat. 5. Belum adanya investasi berskala besar untuk mewujudkan Kota Payakumbuhmenjadi pusatpertumbuhan ekonomibaru. Investasi berskala besar seperti perhotelan dan sport centre diharapkan mampu menggerakkan pertumbuhan unit-unit usaha di berbagai bidang ekonomi. Industri pariwisata meliputi perhotelan, biro perjalanan, transportasi, restoran, sarana dan prasarana olah raga, souvenir,dan jajanan spesifik secara matematis mampu meningkatkan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-5 pendapatan masyarakat Kota Payakumbuh. Peningkatan pendapatan diproyeksikan meningkatkan daya beli masyarakat. Pada gilirannya masyarakat Kota Payakumbuhjuga akan sanggup berinvestasi, dengan kata lain tidak memiliki ketergantungan tinggi terhadap investor dari luar Kota Payakumbuh. Kota Payakumbuh perlu mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dan logistik dengan program pembangunan koridor wilayah timur Sumatera sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI.Meskipun kota-kota di Sumatera Barat tidak termasuk dalam rencana pengembangan MP3EI, namun Kota Payakumbuh dapat mengintegrasikan pembangunan kawasannya dengan mengambil manfaat atas pengembangan koridor timur Sumatera. Upaya mengambil manfaat itu antara lain dengan kebijakan membangun pusat-pusat pengembangan baru new development point, menetapkan ikon Kota Payakumbuh dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, pembangunan prasarana dan sarana perdagangan dan perekonomian, pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru pada SPPK, pengembangan kawasan industri, pergudangan dan rest area, pengembangan jaringan jalan baik peningkatan maupun pembangunan baru, terutama pada poros barat timur kota, khusus pengembangan boulevard baru sebagai jalan utama kota yang baru.Pemikiran untuk membangun sebuah cargo- airport yang juga dapat digunakan sebagai alternatif bandara pada saat terjadi bencana joint-use merupakan salah satu cara pengembangan infrastruktur ekonomi di kawasan yang potensial. 6. Pada tahun 2011 Kota Payakumbuh menjadi nomor 1 paling tinggi pertumbuhan ekonominya di Sumatera Barat yaitu sebesar 6,79.Hal tersebut menunjukkan perbaikan ekonomi Kota Payakumbuh dari dampak krisis ekonomi global tahun 2008. Selain itu pasca gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 lalu yang menimpa Kota Padang dan beberapa kabupatenkota lainnya, memberikan dampak ekonomi terhadap Kota Payakumbuh, terutama menjadi alternatif pilihan investasi bagi masyarakat dan dunia usaha Sumatera Barat yang berdampak pada peningkatan produksi pada tahun 2011.Pada tahun yang samapertumbuhan ekonomiKabupatenKotadi Sumatera Barat rata-rata 6,13. Hanya Kabupaten Kepulauan Mentawai yang pertumbuhannya rendah sebesar 4,94. Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2010 paling tinggi pertumbuhannya, tahun 2011 bergeser menjadi urutan ke-2 sebesar 6,54. Sedangkan Kota Payakumbuh yang sebelumnya menempati urutan ke-3 pada tahun 2010, tahun RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-6 2011 menempati urutan ke-1 pertumbuhan ekonominya di Sumatera Barat yaitu sebesar 6,79. Pertumbuhan PDRB yang tinggi belum mencerminkan peningkatan kesejahteraanmasyarakat,karena tergantung kepada laju pertumbuhan penduduk pada tahun yang bersangkutandanpemerataanpendapatan. Laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun lebih tinggi dari laju PDRB pada tahun yang sama, maka PDRB perkapitanya akan semakin kecil dan sebaliknya. 7. Masih belum optimalnya penerapan program reformasi birokrasi untuk mendukung pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Reformasi birokrasi pada hakikatnya adalah upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas manajemen pemerintahan sehingga berkontribusi signifikan bagi pencapaian hasil-hasil pembangunan. Terdapat beberapa permasalahan utama dalam percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kota Payakumbuh: a. Organisasi - Struktur gemuk dan tidak kaya dengan fungsi; b. Sumber Daya Aparatur - Rekrutmen belum berbasis kompetensi; - Belum adanya pengukuran kinerja unit dan individu secara komprehensif; - Belum terbangunnya sistem pemberian Tunjang Perbaikan Penghasilan TPP PNSDaerah berbasis kinerja dan potensi; - Belum adanya sistem pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. c. Prosedur dalam pelayanan publik belum optimal - Prosedur, biaya dan waktu yang tidak pasti; - Pelayanan publik yang belum optimal, masih terbuka celah terjadinya KKN. d. Pola pikir dan pola kerja - Belum cukup inovatif dan belum optimalnya semangat perubahan. e. Kota Payakumbuh perlu mengembangkan roadmap reformasi birokrasi yang berisi rencana aksi bidang restrukturisasi, SDM aparatur, tatalaksana dan pelayanan publik. 8. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah Kota Payakumbuh sebagai salah satu sumber utama pembiayaan pembangunan. Permasalahan pokok dalam pengelolaan keuangan daerah adalah: a. Penilaian auditor eskternal terhadap kualitas pelaporan keuangan pemerintah Kota Payakumbuh masih berpredikat Wajar Dengan Pengecualian WDP dari BPK; RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-7 b. Masih rendahnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap total pendapatan daerah sehingga memerlukan upaya untuk intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah. Disamping itu, diperlukan untuk menghitung berapa besar potensi penerimaan PAD yang sebenarnya, sehingga penetapan target penerimaan PAD didasarkan pada potensi yang ada tersebut; c. Tingginya angka SILPA Kota Payakumbuh yang menggambarkan masih rendahnya daya serap anggaran; d. Masih diperlukan optimalisasi danatau efisiensi belanja daerah sehingga terjadi cost-saving. Berbagai persolan yang dihadapi dalam masalah pengelolaan keuangan daerah memerlukan peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah pusat, melakukan pembiayaan kegiatan pembangunan melalui pinjaman daerah dan mengintensifkan pemungutan PAD yang menguatkan bagi ekonomi lokal. 9. Kemampuan penerapan teknologi informasi yang masih sangat rendah. Permasalahan pengembangan Teknologi Informasi TI di dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah masih cukup terasa, antara lain: a. Koordinasi antar instansi pemerintah dalam memanfaatkan TI masih lemah, hal ini dapat dilihat dengan adanya koneksi internet yang dilakukan oleh masing-masing instansi padahal beberapa instansi mempunyai data yang sama; b. Aplikasi yang sama atau saling keterkaitan dikembangkan oleh masing- masing instansi seperti kepegawaian, keuangan dan pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa integrasi infrastruktur, aplikasi dan data belum terbentuk. Penganggaran untuk penerapan TI masih belum terkonsolidasi dimana anggaran TI masih terletak di beberapa instansi sehingga mengakibatkan terjadinya in- efisiensi terhadap operasional TI itu sendiri. Di samping aparatur pemerintah, kemampuan penerapan teknologi informasi masyakat juga masih rendah sehingga banyak peluang informasi dan promosi usaha yang belum dimanfaatkan. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi faktor penghambat berkembangnya teknologi dan informasi ini. 10. Masih banyaknya masyarakat Kota Payakumbuh yang memiliki tanah ulayat. Permasalahan yang dihadapi adalah tanah ulayat yang dimiliki tidak mempunyai kepastian hukum, karena tidak mempunyai bukti kepemilikan serta batas-batas RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-8 tanah yang jelas. Kondisi ini mengakibatkan pemanfaatan tanah ulayat sulit untuk mendukung kegiatan usaha dan guna menarik investor menjadi sangat terbatas sehingga manfaat ekonomi yang dapat diperoleh masyarakat sebagai pemilik tanah ulayat tersebut belum dapat diperoleh secara maksimal untuk mendorong kesejahteraan sosial secara menyeluruh. Kesadaran pergeseran prilaku dari masyarakat desa ke kota. Secara geografis dan topografis serta fungsional, Payakumbuh mempunyai tingkat kekotaan yang masih rendah, Payakumbuh lebih dekat dengan suasana pedesaan. Akan tetapi secara administratif Payakumbuh adalah sebuah kota, atau kalau digabung lebih cocok disebut kota agraris. Perbedaan ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan pembangunan di masyarakat. Secara dimensi ruang dan waktu tentu bisa di kembalikan kepada regulasi yang ada. Akan tetapi ketika sesuatu hal itu masuk kepada ranah dan wilayah kehidupan masyarakat, di situ mulai terjadi mudahnya timbul kesalahpahaman. Pembangunan adalah sebuah konsekuensi bagi sebuah kota yang berkembang. Majunya sebuah kota sangat di tentukan oleh seberapa pesatnya pembangunan secara fisik yang terjadi. Akan tetapi bagi masyarakat pedesaan, pembangunan justru dianggap sebuah ancaman kepada eksistensinya baik secara individu, maupun secara kaum. Seperti contoh, sawah yang banyak berubah fungsi menjadi ruko, perumahan atau dampak pembangunan lainya, tidak sejalan dengan skill dan kemampuan dirinya sebagai petani, dan ini rawan menimbulkan gesekan di masyarakat. 11. Tujuan akhir pembangunan adalah “mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Pembangunan yang sedang berjalan saat ini memang masih belum sampai pada tujuan akhir yaitu keadilan sosial, karena kemakmuran masyarakat belum dinikmati oleh semua orang secara benar-benar merata. Masih adanya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial ditengah masyarakat karena masih banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah dan berada di bawah garis kemiskinan. Percepatan pencapaian tujuan Millenium Development Goals MDGs merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Beberapa capaian target MDGs menunjukkan kinerja yang menurun, dalam hal ini Kota Payakumbuh capaian tingkat kemiskinannya pada tahun 2011 yaitu 10,09 di atas rata-rata provinsi 8,99 meskipun demikian Kota Payakumbuh masih dibawah rata-rata nasional 12,49. Oleh sebab itu permasalahan kemiskinan ini perlu menjadi prioritas dalam RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-9 pelaksanaan pembangunan yang direncanakan pada RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017. 12. Masih rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Kota Payakumbuh yaitu sebesar 67,2, meskipun masih lebih tinggi dibanding TPAK Sumatera Barat yaitu 66,19. Pengangguran yang tinggi akan berakibat terhadap rasio ketergantungan semakin tinggi, yang akan memberatkan beban kelompok produktif. Di samping itu pengangguran yang tinggi juga akan memberatkan langkah investasi. Hal ini perlu diantisipasi dengan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan yang berlangsung sekarang ini. Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk merubah sumber daya manusia yang potensial menjadi tenaga kerja yang produktif. Guna mencapai tujuan ini diperlukan pendidikan dan latihan secara terus-menerus dan tentu saja dengan tidak melupakan taraf kesehatan sumber daya manusia itu sendiri. 13. Tujuan penataan ruang secara umum adalah tercapainya harmonisasi pemanfaatan ruang sehingga tercipta lingkungan yang aman, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan ini, maka dilakukan upaya-upaya untuk mencapai kemajuan pengembangan ruang spatial development. Pengembangan ruang ini dilakukan dengan 2dua pendekatan utama yaitu pendekatan penyelesaian permasalahan ruang yang ada serta pengembangan ruang untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan ruang. Permasalahan pokok dalam hal penataan ruang antara lain : a. Padatnya kawasan pusat kota yaitu pasar dan sekitarnya; b. Rendahnya keteraturan transportasi terutama di pusat kota, baik lalu lintas, perpakiran,maupun penataan angkutan umum; c. Kurangnya jaringan jalan pengembangan kota poros barat-timur kota; d. Tidak tercirinya citra Kota Payakumbuh, sehingga tampilan kota yang biasa saja, seperti tidak ada landmark atau focal point skala kota; e. Tidak terdistribusinya fungsi-fungsi perkotaan secara merata sehingga pusat kota saat ini masih selalu menjadi orientasi pengembangan kota; f. Belum tersedianya Ruang Terbuka Hijau yang memadai dan memenuhi luas minimal 30 dari luas wilayah sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. 14. Kondisi prasarana dan sarana infrastruktur pada dasarnya telah tersedia, seperti sarana transportasi, ketenagalistrikan, sumber daya air, perumahan, pelayanan air RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-10 minum dan penyehatan lingkungan, namun kondisinya belum terpenuhi secara merata dan kapasitas daya dukungnya masih terbatas dan beberapa wilayah masih rendah indeks aksesibilitasnya. Kebutuhan infrastruktur terutama untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah menjadi suatu tuntutan, sementara kebutuhan pembangunan infrastruktur dihadapkan pada terbatasnya kemampuan pembiayaan dari pemerintah daerah. Akibatnya kegiatan ekonomi masyarakat khususnya dan pembangunan daerah umumnya mengalami kendala yang cukup besar dalam meningkatkan aktifitasnya sehingga peningkatan kegiatan ekonomi dan kemakmuran daerah juga terkendala. Ditambah lagi sebagian infrastruktur masih menjadi tanggung jawab pemerintah daerah terhadap pembangunan dan pemeliharaannya, misalnya pembangunan jalan, irigasi, air bersih dan irigasi. Kebutuhan infrastruktur di dalam pembangunan Kota Payakumbuh, harus mengacu kepada kebutuhan untuk pencapaian visi, misi, serta konsep Payakumbuh ke depan. Infrastruktur sebagai supporting sistemnya juga terintegrasi ke seluruh bidang kegiatan.

4.2 ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Faktor strategis daerah pada dasarnya adalah unsur penting yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses pembangunan yang dimiliki suatu negara atau daerah secara alamiah dan menonjol bila dibandingkan dengan daerah lain. Jika faktor strategis tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan tepat maka hal ini akan dapat mempercepat proses pencapaian tujuan pembangunan daerah yaitu meningkatnya kemakmuran masyarakat secarakeseluruhan. Isu-isu pembangunan pokok pembangunan daerah dan bersifat strategis yang dimiliki oleh Kota Payakumbuh dewasa ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kualitas sumberdaya manusia Kualitas sumberdaya yang relatif baik akan dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk dapat proses pembangunan daerah berbasis sumberdaya manusia. Karena itu,unsur kualitas sumberdaya manusia ini juga dapat diberikan perhatian yang cukup tinggi dalam analisis faktor strategis sebagai faktor penggerak pembangunan daerah. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat merupakan hal penting untuk mewujudkan suatu kota yang maju dan sejahtera. Karena dengan pendidikan yang berkualitas masyarakat akan mampu bersaing di berbagai lapangan usaha dalam upaya mendapatkan pendapatan yang lebih baik untuk kehidupan keluarganya. RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-11 Pembangunan pendidikan harus dimulai dari tahap dini sampai pendidikan tinggi baik formal, informaldan non formal.Untuk itu perlu dilahirkan konsep pendidikan yang terintegrasi secara program dan kurikulum untuk melahirkan SDM yang berkualitas, cerdas dan berakhlak mulia.Dalam rangka mewujudkan konsep pendidikantersebut pemerintah Kota Payakumbuh berupaya meningkatkan pendidikan reguler dan memfasilitasi berdirinya pendidikan berasrama BoardingSchool. Payakumbuh juga memiliki delapan perguruan tinggi yang tersebar di lima kecamatan, dengan terus berkembangnya pendidikan tinggi ini diharapkan akan memberikan multiplier effeck terhadap perkembangan Kota Payakumbuh baik di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusianya, perkembangan ekonomi maupun sosial budayanya. Pemerintah Kota memberikan perhatian yang cukup intens terhadap perkembangan pendidikan tinggi.Dari sisi kesehatan juga perlu dikembangkan pelayanan kesehatan preventif untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penderita penyakittidak menular yang disebabkan karena perilaku dan pola konsumsi yang tidak sehat. 2. Pemahaman, pengamalan agama dan budaya Pemahaman agama dan budaya untuk meningkatkan akhlak dan moral masyarakat kota menjadi isu strategis yang sangat penting dimasa mendatang. Sebab, meskipun selama ini kegiatan agama dan budaya tumbuh dan berkembang dengan baik, namun dalam implementasinya terlihat belum mampu untuk meningkatkan akhlak dan moral semua masyarakat. Aspek ini perlu diberikan penekanan dan perhatian utama guna dijadikan dasar untuk menyusun strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang baik dalam rangka mewujudkan Kota Payakumbuh sebagai kota terkemuka berbasis sumberdaya manusia yang agamais sebagaimana diharapkan masyarakat dalam jangka panjang. Memberikan pemahaman yang seimbang dan sejalan dengan kultur budaya yang berkembang di masyarakat. Bahwasanya segala sesuatu yang memberikan kemashalatan bagi masyarakat sangat penting dari sisi agama.Dan pembangunan dalam rangka memajukan daerahnya tanpa merusak tatanan budaya adat yang hidup di masyarakat juga adalah sesuatu yang positif bagi kemajuan masyarakat. 3. Perekonomian daerah Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat, perlu ditetapkan sektor dan komoditas unggulan berbasis sumber daya lokal dan terbarukan. Dilihat dari letak strategis dan fungsi kota serta