¶ · ¸ ¹ º
»
o t
¼ ·¼ ½¼¾
u m
¿
u
À Á
¼ ÀÂ
n 2012
-201
Ã
II -14
1. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan ekonomi kota Payakumbuh selama peiode 2007-2011 mengalami peningkatan dari tahun ketahun dimana secara rata-rata mencapai sebesar
6,11. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Barat dan juga pertumbuhan ekonomi
daerah kabupatenkota di Sumatera Barat.
Pada tahun 2011,laju pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh mencapai sebesar 6,79. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah kota Payakumbuh adalah
relatif lebih baik dan meningkat secara terus menerus selama periode 2007-2011 seperti terlihat dalam Tabel 2.11.
Tabel 2.11 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha
Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
No Sektor Lapangan usaha
Tahun Rata
-Rata 2007
2008 2009
2010 2011
1. Pertanian
4,63 4,54
3,83 5,18
6,20 4,88
Tanaman Pangan 4,71
4,53 3,41
4,98 6,25
4,78 Perkebunan
5,71 5,59
4,63 5,65
5,82 5,48
Peternakan 4,42
4,53 4,78
5,80 6,77
5,26 Perikanan
4,18 4,21
4,02 4,53
3,66 4,12
2. Pertambangan penggalian
3,90 4,10
4,28 5,61
5,48 4,67
Penggalian 3,90
4,10 4,28
5,61 5,48
4,67 3.
Industri 4,94
6,86 6,97
5,98 5,95
6,14 Industri Tanpa Migas
4,94 6,86
6,97 5,98
5,95 6,14
4. Listrik, Gas Air Minum
6,62 6,91
7,89 4,65
7,11 6,64
Listrik 8,92
9,04 10,16
10,61 11,42
10,03 Air Bersih
2,48 2,48
3,27 1,73
8,92 3,78
5. Bangunan
4,69 8,90
6,17 8,53
8,35 7,33
6. Perdagangan, hotel dan restoran
5,58 5,98
6,88 7,41
7,75 6,72
Perdagangan Besar dan Eceran 5,59
6,02 6,96
7,50 7,82
6,78 Hotel
5,15 4,83
5,55 5,94
6,54 5,60
Restoran 5,32
5,39 5,41
5,76 6,55
5,69 7.
Angkutan dan Komunikasi 9,52
7,05 4,95
5,26 5,15
8,29 Angkutan
7,75 5,38
3,60 3,50
4,53 4,95
Komunikasi 26,01
20,34 14,35
13,61 9,76
16,81 8.
Keuangan,Persewaan Jasa Perusahaan
7,45 7,87
8,43 9,47
9,00 8,44
Bank 11,01
11,08 11,49
12,20 11,36
11,43 Lembaga Keu. Tanpa Bank
7,38 7,35
5,39 6,39
6,22 6,55
Sewa Bangunan 4,16
4,79 5,72
7,00 6,98
5,73 Jasa Perusahaan
7,80 7,86
7,27 5,86
5,11 6,78
9. Jasa – Jasa
5,55 5,62
5,00 5,38
6,54 5,43
Pemerintahan Umum dan Pertahanan
5,02 5,09
5,49 5,72
5,83 5,43
Swasta 6,57
6,65 4,07
4,72 5,08
5,42 Pertumbuhan PDRB
6,37 6,42
5,80 6,38
6,79 6,11
Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
Ä Å Æ Ç È
É
o t
Ê ÅÊ ËÊÌ
u m
Í
u
Î Ï
Ê ÎÐ
n 2012
-201
Ñ
II -15
Jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi menurut sub sektor atau sub lapangan usaha, maka laju pertumbuhan yang tertinggi pada tahun 2011 adalah sub sektor
listrik dengan pertumbuhan sebesar 11,42 dan diikuti oleh sub sektor bank sebesar 11,36. Selanjutnya yang ketiga dan seterusnya berturut turut adalah sub
sektor komunikasi 9,76, sub sektor air bersih 8,92, sub sektor perdagangan besar dan eceran 7,82, sub sektor industri 7,75, sub sektor sewa bangunan
6,96, sub sektor peternakan 6,77, sub sektor restoran 6,55, sub sektor hotel 6,54, sub sektor tanaman pangan 6,25, sub sektor lembaga keuangan
tanpa bank 6,22, dan diikuti oleh sub sektor lainnya dengan pertumbuhan dibawah 6.
Dengan memperhatikan pertumbuhan sektor lapangan usaha di atas menunjukkan bahwa Payakumbuh sedang giatnya melaksanakan pembangunan ekonomi yang
berbasiskan UMKM, dicerminkan oleh tingginya pertumbuhan lapangan usaha dalam kelompok sektor jasa-jasa sektor tersier terutama jasa perbankan dan
lembaga keuangan, jasa sewa bangunan, jasa perseorangan dan rumah tangga, jasa angkutan serta jasa perdagangan dan restoran. Kemudian juga terjadi
peningkatan pertumbuhan lapangan usaha kelompok industri sektor sekunder seperti lapangan usaha bangunan, air bersih dan industri pengolahan.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dan Nasional pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Payakumbuh
dengan Propinsi Sumatera Barat dan Nasional tahun 2007-2011
Tahun Laju Pertumbuhan
Kota Payakumbuh Prop. Sumatera
Barat Nasional
2007 6,37
6,34 6,3
2008 6,42
6,37 6,2
2009 5,80
4,16 4,5
2010 6,38
5,93 6,1
2011 6,79
6.22 6,5
Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
Selanjutnya, sektor ekonomi yang memiliki sumbangan berarti dalam
pembentukan PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2007- 2011, dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13 Perkembangan Nilai dan Distribusi Persentase Sektor Ekonomi Dalam
Pembentukan Nilai PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2007 - 2011 Jutaan-Rupiah
No Lapangan usaha
2007 2008
2009 2010
2011 Rp
Rp Rp
Rp Rp
1. Pertanian
136.078,38 10,51
158.243,29 10,54
166.800,81 10,07
187.902,55 9,96
215.048,07 9,97
2. Pertambangan
penggalian 6.593,45
0,51 7.591,55
0,51 8.707,53
0,53 9.917,07
0,53 10.959,38
0,51 3.
Industri pengolahan
88.799,70 6,86
104.878,09 6,99
119.876,05 7,24
140.158,60 7,43
162.393,29 7,53
Ò Ó Ô Õ Ö
×
o t
Ø ÓØ ÙØÚ
u m
Û
u
Ü Ý
Ø ÜÞ
n 2012
-201
ß
II -16
No Lapangan usaha
2007 2008
2009 2010
2011 Rp
Rp Rp
Rp Rp
4. Listrik, Gas Air
Minum 20.807,04
1,61 23.698,54
1,58 27.348,17
1,65 33.369,41
1,77 36.783,59
1,71 5.
Bangunan 110.220,05
8,51 127.479,01
8,49 143.571,29
8,67 170.372,92
9,03 199.410,10
9,24 6.
Perdagangan,hot el dan restoran
233.002,04 17,99
276.180.06 18,40
309.908,63 18,72
363.137,27 19,25
421.136,68 19,52
7. Pengangkutan
dan Komunikasi 296.258,75
22,88 336.617,71
22,43 360.960,51
21,80 397.634,90
21,08 446.517,08
20,70 8.
Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan 109.778,53
8,48 127.765,31
8,51 146.442,32
8,84 169.448,06
8,98 193.121,18
8,95 9.
Jasa – jasa 293.318,25
22,65 338.574,38
22,56 372.216,67
21,80 414.046,72
21,95 471.991,62
21,88 Total
1.294.856,21 100
1.501.027,95 100
1.655.831,98 100
1.885.987,50 100
2.157.360,9 9
100
Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh tahun 2007-2011
Pada Tabel 2.13 dapat dilihat struktur ekonomi Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir, didominasi oleh empat lapangan usaha, yaitu lapangan usaha jasa-
jasa sebesar 21,88, lapangan usaha Pengangkutan dan komunikasi sebesar 20,72, lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi
sebesar 19,52, lapangan usaha pertanian dengan kontribusi sebesar 9,97. Sementara kontribusi lapangan usaha lainnya masih relatif rendah dibandingkan
dengan empat lapangan usaha di atas.Kondisi ini sekaligus juga mengindikasikan bahwa kebijakan pemulihan ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah
dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Prestasi ekonomi ini juga tidak terlepas dari dukungan kondisi sosial, politik dan keamanan yang semakin kondusif di Kota
Payakumbuh.
Selanjutnya pada Tabel 2.13 juga terlihat perkembangan kontribusi lapangan usaha dari tahun ke tahun, tampak bahwa lapangan usaha yang mengalami
peningkatan secara terus menerus selama lima tahun terakhiryaitu adalah lapangan usaha industri pengolahan; lapangan usaha bangunan; lapangan usaha
perdagangan, hotel dan restoran, lapangan usaha keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan, sedangkan lapangan usaha lainnya cenderung menurun atau
fluktuatif.
Selama periode 2007-2011 lapangan usaha jasa-jasa telah memberikan sumbangan yang terbesar terhadap pembentukan PDRB Kota Payakumbuh, tetapi
perkembangan kontribusinya mengalami penurunan dari 22,65 pada tahun 2007 turun menjadi 21, 88 pada tahun 2011. Peranan lapangan usaha sektor jasa-
jasa yang tinggi pada pembentukan PDRB Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir sebenarnya lebih banyak dihasilkan dari kontribusi sektor pemerintahan
dalam melayani kebutuhan publik seperti jasa-jasa pelayanan administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa rumah sakit, dan jasa pelayanan masyarakat
lainnya. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah, dan ini mengindikasikan
belum berkembangnya kepariwisataan di Kota Payakumbuh. Untuk itu pada masa mendatang perlu upaya pengembangan jasa kepariwisataan dan objek wisata di
Kota
Payakumbuh dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada perekonomian Kota Payakumbuh.
à á â ã ä
å
o t
æ áæ çæè
u m
é
u
ê ë
æ êì
n 2012
-201
í
II -17
Jika dilihat dari kondisi geografis dimana Payakumbuh sebagai kota penghubung antara provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau, maka pada dasarnya lapangan
usaha pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 20,70 pada tahun 2011 mempunyai potensi yang cukup besar.Tetapi perkembangan
kontribusinya terus mengalami penurunan dari 22,88 pada tahun 2007 turun menjadi 20,70 pada tahun 2011. Potensi lapangan usaha pengangkutan
diberikan oleh Jasa pelayanan angkutan darat diperoleh dari jasa pemindahan penumpang dan barang baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, serta
jasa penunjang seperti pergudangan, parkir, keagenan dan terminal. Sementara dari jasa komunikasi kontribusinya masih relatif kecil, seperti jasa pos wesel, surat
dan paket pos, telekomunikasi telegram, telpon dan telex serta jasa penunjang warnet dan ponsel.
Peranan lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar selama lima tahun terakhir juga mempunyai peranan yang cukup tinggi terhadap PDRB dan
kontribusinya terus mengalami peningkatan dari 17,99 pada tahun 2007 meningkat menjadi 19,52 pada tahun 2011, sektor ini terus mengalami
peningkatan karena semakin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat kota dan masyarakat di daerah hinterland yang didukung oleh letak Kota Payakumbuh
yang berada di tengah-tengah Kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis usaha yang memegang peranan cukup besar adalah pedagang besar dan eceran, sedangkan
kontribusi jasa hotel dan restoran belum begitu memberikan peranan yang berarti pada perekonomian Kota Payakumbuh.
Lapangan usaha pertanian juga memberikan peranan yang cukup baik dalam perekonomian selama lima tahun terakhir, tetapi kontribusinya terhadap PDRB
mengalami penurunan dari 10,51 pada tahun 2007 menjadi 9,97 pada tahun 2011.
Pertanian yang ada di Kota Payakumbuh umumnya masih bersifat pertanian rakyat dan berskala kecil sehingga lapangan usaha ini belum berkembang menjadi
suatu pertanian yang modern, namun dalam penyerapan tenaga kerja lapangan usaha ini memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan
lapangan usaha lainnya. Dilihat dari jenis usaha, maka tanaman pangan dan hortikultura adalah usaha yang mempunyai peranan cukup tinggi dibandingkan
dengan peternakan, perkebunan dan perikanan. Tingginya peranan usaha ini karena lahan pertanian masih cukup tersedia. Namun kedepan, dengan semakin
berkurangnya lahan pertanian diharapkan lapangan usaha ini mampu digantikan peranannya oleh lapangan usaha industri pengolahan yang menggunakan bahan
baku dari produk pertanian sehingga selain untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian juga tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan usaha
pertanian khususnya, dan lapangan usaha lainnya dapat diserap oleh lapangan usaha industri.
î ï ð ñ ò
ó
o t
ô ïô õôö
u m
÷
u
ø ù
ô øú
n 2012
-201
û
II -18
Lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan berkontribusi terhadap PDRB Kota Payakumbuh sebesar 8,48 pada tahun 2007 dan terus
meningkat menjadi 8,95 pada tahun 2011. Semakin meningkatnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota Payakumbuh disebabkan karena semakin
bertambahnya jumlah bank dan BPR, meningkatnya kucuran kredit yang disalurkan dunia perbankan dan juga karena kesadaran masyarakat untuk
menabung semakin meningkat.
Lapangan usaha industri pengolahan belum memperlihatkan peranan yang cukup dominan dalam PDRB Kota Payakumbuh, tetapi kontribusinya terhadap PDRB
Kota Payakumbuh terus meningkat dari 6,68 pada tahun 2007 menjadi 7,53 pada tahun 2011. Lapangan usaha industri belum memperlihatkan peranan yang
cukup dominan disebabkan oleh berbagai masalah antara lain: skala usaha umumnya masih berskala mikro, kecil dan home industri,kemudian kendala klasik
yang dialami UMKM yaitu:masih kurangnya modal usaha, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, lemahnya jaringan pemasaran dan masih lemahnya
kelembagaan. Namun dengan terus meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Kota Payakumbuh, dalam jangka menengah
dan panjang, lapangan usaha ini diharapkan akan menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah sektor pertanian.
Secarakelompok sektoral,selama lima tahun terakhir perekonomian Kota
Payakumbuh masih didominasi oleh sektor tersier dengan kontribusi rata-rata 71,70 dari nilai PDRB yang mencakup aktivitas jasa-jasa secara umum meliputi
lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi; lapangan usaha keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan
lapangan usaha jasa-jasa, kemudian diikuti oleh sektor sekunder sebesar 17,49 dari nilai PDRBmeliputi lapangan usaha industri pengolahan; dan lapangan usaha
listrik, gas dan air minum, dan lapangan usaha bangunan; dan sektor primer meliputi 10,81 dari PDRB mencakup Lapangan usaha pertanian dan lapangan
usaha pertambangan dan penggalian.
Tabel 2.14 Perkembangan Distribusi persentase Kelompok Sektoral PDRB Kota
Payakumbuh Atas Dasar harga Berlaku Tahun 2007–2011
No Kelompok
Sektoral Distribusi
2007 2008
2009 2010
2011 Rata-rata
1 Primer
11,02 10,95
11,05 10,55
10,49 10,81
2 Sekunder
16,98 16,93
17,06 17,88
18,60 17,49
3 Tersier
72,00 72,12
71,89 71,57
70,91 71,70
Total 100
100 100
100 100
100 Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
Perkembangan sektor primer dan tersier selama periode 2007-2011 tampaknya relatif stabil, sedangkan sektor sekunder kelihatannya mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.
ü ý þ ÿ
o t
ý
u m
u n
2012 -201
II -19
Bila dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonom dalam RPJPD Kota Payakumbuh 2008 - 2012, dapat digambarkan bahwa pada tahun 2009 proyeksi
pertumbuhan ekonomi mencapai 6,52 dan pada tahun 2014 mencapai 6,89. Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi terlihat bahwa target capaian tahun 2009
telah tercapai pada tahun 2011 sebesar 6,79.
2. PDRB Per kapita
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah PDRB per-kapita. PDRB per-kapita kota
Payakumbuh kelihatannya mengalami peningkatan dari tahun ketahun baik menurut harga konstan maupun harga berlaku. Perkembangan PDRB perkapita
Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15 Perkembangan PDRB Per Kapita Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007–2011 jutaan rupiah
No. Tahun
PDRB juta rupiah Jumlah
penduduk pertengahan
tahun PDRB per kapita rupiah
ADHB ADHK
ADHB ADHK
1. 2007
1.294.856,21 727.773,48
110.720 11.695.083,06
6.573.217,39 2.
2008 1.501.027,95
774.485,72 112.780
13.309.463,16 6.867.286,67
3. 2009
1.655.831,98 819.396,50
114.850 14.417.218,66
7.134.430,74 4.
2010 1.885.987,50
871.661,87 116.830
16.143.697,83 7.461.261,46
5. 2011
2.157.360,99 930.856,29
118.210 18.249.932,21
7.874.465,24 Sumber: Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa PDRB per kapita Kota Payakumbuh setiap tahunnya terus meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan,
dimana pertumbuhan menurut harga berlaku jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan menurut harga konstan. Hal ini sekali lagi memperlihatkan
masih tingginya tingkat inflasi dalam perekonomian Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir ini.
Dalam proyeksi PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku dalam RPJPD Kota Payakumbuh tahun 2005-2025, pada tahun 2009 ditargetkan sebesar Rp.15,49
juta dan pada tahun 2014 sebesar Rp.23,73 juta. Bila dibandingkan dengan capai tahun 2011, terlihat bahwa target RPJMD tahap Pertama dapat dicapai pada
tahun 2010 dengan nilai sebesar Rp. 16,143 juta.
3. Laju Inflasi
Perkembangan angka inflasi dikota Payakumbuh kelihatannya juga cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dimana tingkat inflasi di kota Payakumbuh
selama periode 2007-2011 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2007 angka inflasi kota Payakumbuh adalah sebesar 6,6 dan kemudian turun menjadi
5,37 pada tahun 2011. Tingkat inflasi kota Payakumbuh ini selama periode
o t
u m
u n
2012 -201
II -20
tersebut kelihatannya juga berada dibawah tingkat inflasi Provinsi Sumatera Barat dan nasional. Secara keseluruhan laju inflasi dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16 Nilai Inflasi Tahun 2007 - 2011 Kota Payakumbuh
Uraian 2007
2008 2009
2010 2011
Rata-rata Inflasi
Inflasi 6,6
6,75 2,05
7,84 5,37
5,77
Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011
Pada tahun 2012 dengan melihat perkembangan ekonomi dunia dan nasional terutama terkait dengan peningkatan harga minyak dunia dan perubahan
kebijakan pemerintah dalam penetapan subsidi BBM, maka inflasi pada tahun 2012 diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 6,5 – 7,0.
Dalam RPJPD Kota Payakumbuh tahun 2005 – 2025, laju inflasi tahun 2009 ditargetkan sebesar 2,05 dan tahun 2014 sebesar 5,50. Dari data diatas
terlihat bahwa RPJMD Tahap pertama telah tercapai pada tahun 2009 dan target Tahap Kedua tercapai pada tahun 2010, meskipun pada tahun 2011 terjadi
penurunan.
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Tingkat kesejahteraan sosial masyarakat kota dilihat dari dua aspek, yaitu pendidikan dan kesehatan
1. Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
menentukan tingkat kecerdasan dan keterampilan serta sikap manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka kualitas sumber daya
manusia juga semakin tinggi. Pemerintah dalam setiap rencana pembangunan selalu menetapkan pendidikan sebagai salah satu urusan yang harus
mendapat perhatian penting. Hal ini berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelegensia maupun skill yang mampu
menunjang kebutuhan pada era sekarang ini.
Program pemerintah
dalam jangka
pendek adalah
dengan meningkatkan tingkat partisipasi sekolah, sehingga diharapkan seluruh
masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal.Tujuan akhir dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang. Untuk menggambarkan sejauh mana capaian program dalam
bidang pendidikan di Kota Payakumbuh digunakan berbagai indikator di bidang pendidikan sebagai berikut :
o t
u m
u n
2012 -201
II -21
a. Angka Melek Huruf
Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang
lebih sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Kemampuan baca tulis angka melek huruf di Kota Payakumbuh
pada tahun 2007 sebesar 98.6, tahun 2008 sebesar 99.16, tahun 2009 sebesar 99.17, tahun 2010 sebesar 99.5, tahun 2011 sebesar 99.58
dan tahun 2012 sebesar 99,6.
Angka melek huruf ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka melek huruf provinsi Sumatera Barat yang pada tahun 2011 yaitu 97,16
sebagaimana tertuang pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Payakumbuh
Tahun 2007 sd 2012
No Uraian
2007 2008
2009 2010
2011 2012
1 Jumlah penduduk usia
diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis
70.865 70.598
71.501 72.320
72.320 82.557
2 Jumlah penduduk usia 15
tahun keatas 70.865
72.187 73.942
73.287 81.083
82.577 3
Angka melek huruf 98.6
99.16 99.17
99.5 99.58
99,6 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012
b. Angka Rata-rata Lama Sekolah
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, kemungkinanuntuk memperoleh pekerjaan semakin besar
sehingga tingkat kesejahteraandiharapkan semakin meningkat. Sedangkan pengaruh tidak langsung, akan terlihat dari pola pikir masyarakat. Semakin
tinggi jenjangpendidikan yang ditamatkannya, maka cara berpikir mereka akan lebih maju sehingga lebih mudah menerima perubahan dan
kemajuan.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya kebutuhan pasar mengenai sumber daya manusia yang mempunyai
kualitas pendidikan yang lebih tinggi, membuat masyarakat semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.
Hal ini dapat dilihat berapa lama seseorang dalam menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang
merupakan cerminan kualitas penduduk. Untuk Kota Payakumbuh rata-rata
+
o t
, , -,.
u m
u
1 , 02
n 2012
-201
3
II -22
lama sekolah penduduk yang berumur 15 tahun keatas tahun 2007 sampai tahun 2012 berkisar 9.31. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota
Payakumbuh baru sampai level sekolah Lanjutan Atas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah provinsi Sumatera Barat, Kota Payakumbuh dapat dikategorikan cukup tinggi karena rata-rata
lama sekolah Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2011 berada pada angka 8,75, hal ini berarti rata-rata lama sekolah penduduk Sumatera Barat
baru sampai level sekolah menengah pertama.
Hasil analisa angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh dari tahun 2007-2012, dapat dilihat pada Tabel 2.18 :
Tabel 2.18 Rata-Rata Lama Sekolah di Kota PayakumbuhTahun 2007 s.d 2012
Kota 2007
2008 2009
2010 2011
2012
Payakumbuh 9.04
9.07 9.27
9.66 9.12
9,7 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012
c. Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar APK merupakan salah satu indikator dalam melihat partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan yang bersekolah
pada masing-masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan.
Pada pendidikan dasar 9 tahun dapat dibagi 2 dua kelompok usia yaitu usia 7-12 tahun pada jenjang SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun pada
jenjang SMPMTs dan pendidikan menengah SMAMASMK kelompok usia 16-18 tahun.Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan partisipasi
masyarakat mulai dari tahun 2007 sampai tahun 2012 baik yang kelompok usia 7-12 tahun untuk SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun kelompok
untuk SMPMTs, dan kelompok usia 16-18 tahun. Angka Partisipasi Kasar APK SDMI Kota Payakumbuh dari tahun 2007 sebesar 110,07, tahun
2008 sebesar 112,91, tahun 2009 sebesar 121,45, tahun 2010 sebesar 123,27, tahun 2011 sebesar 133,65 dan tahun 2012 tetap sebesar
133,65, perkembangan naiknya APK disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sama
besarannya.
Pada Angka Partisipasi Kasar APK SMPMTs tahun 2007 sebesar 129,32, tahun 2008 sebesar 142,24, tahun 2009 sebesar 107,09,
tahun 2010 sebesar 123,19, tahun 2011 sebesar 109, dan tahun 2012 sebesar 112,79 perkembangan naik turunnya APK disebabkan
pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13-15 juga tidak sama besarannya.
4 5 6 7 8
9
o t
: 5: ;:
u m
=
u
? :
n 2012
-201
A
II -23
Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar APK SMAMASMK tahun 2007 sebesar 140,60, tahun 2008 sebesar 145,51, tahun 2009 sebesar
122,39, tahun 2010 sebesar 183,05, tahun 2011 sebesar 126,68, dan tahun 2012 sebesar 130,08 kenaikan APK disebabkan pertambahan
jumlah murid dari tahun ke tahun. Jika dilihat perkembangannya angka partisipasi kasar Kota Payakumbuh melebihi 100, hal ini disebabkan
karena banyaknya penduduk usia sekolah dari daerah lain yang bersekolah di Kota Payakumbuh. Jika dibandingkan dengan APK Provinsi Sumatera
Barat tahun 2011, khususnya APK tingkat SMAMASMK yang berada pada angka 67,42 Kota Payakumbuh sudah berada jauh lebih tinggi dari
angka APK Provinsi Sumatera Barat tersebut, hal ini dapat diindikasikan sebagai telah terlayaninya dengan baik penduduk usia sekolah kota
Payakumbuh di semua jenjang pendidikan.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Payakumbuh tahun 2007 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar APK Tahun 2007 s.d 2012
No Jenjang Pendidikan
2007 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. jumlah murid SDMI 15.492
15.494 15.500
16.069 16.992
17.198 1.2.
Jumlahpenduduk kelompok usia 7-12 tahun
14.072 13.722
17.762 13.035
12.714 12.942
1.3. APK SDMI 110.07
112.91 121.45
123,27 133,65
133,65
2 SMPMTs
2.1. jumlah murid SMPMTs 7.555
7.559 7.562
8.085 8.029
8.467 2.2.
Jumlahpenduduk kelompok usia 13-15 tahun
5.842 5.314
7.061 6.563
7.375 7.507
2.3. APK SMPMTs 129.32
142.24 107.09
123.19 109
112,79
3 SMAMASMK
3.1. Jumlahmurid SMAMASMK 8.588
8.590 8.596
9.865 10.585
11.064 3.2.
jumlahpenduduk kelompok usia 16-18 tahun
6.108 5.903
7.023 5.389
8.356 8.506
3.3. APK SMAMASMK 140.60
145.51 122.39
183.05 126.68
130,08 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2012
d. Angka Partisipasi Murni
Untuk SDMI APM tahun 2007 sebesar 95,43, tahun 2008 sebesar 97,83, tahun 2009 sebesar 105,24, tahun 2010 sebesar 108,98 tahun
2011 113,97, dan tahun 2012 turun menjadi 117,81 naiknya APM disebabkan pertambahan jumlah murid usia 7 - 12 tahun sebanding
dengan pertumbuhan penduduk 7-12 tahun.
Pada Angka Partisipasi Murni APM SMPMTs tahun 2007 sebesar 97,68, tahun 2008 sebesar 107,14, tahun 2009 sebesar 107,08,
B C D E F
G
o t
H CH IHJ
u m
K
u
L M
H LN
n 2012
-201
O
II -24
tahun 2010 sebesar 100,54, tahun 2011 APM SMPMTs sebesar 93,55,dan tahun 2012 sebesar 82,95 naik turunnya APM disebabkan
pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13 - 15 tahun tidak sama besarnya.
Berikutnya Angka Partisipasi Murni APM SMAMASMK tahun 2007 sebesar 110,34, tahun 2008 sebesar 119,04, tahun 2009 sebesar
108,14, tahun 2010 sebesar 155,22, tahun 2011 sebesar 93,68, dan tahun 2012 sebesar 100,72 kenaikan APM disebabkan bertambahnya
jumlah siswa setiap tahunnya.Perkembangan Angka Partisipasi Murni tahun 2007 sampai tahun 2012 dapat digambarkan dalam Tabel 2.20.
Tabel 2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Murni APM Tahun 2007 s.d 2012
No Jenjang Pendidikan
2007 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. jumlah murid SDMI usia 7-12 tahun
13.431 13.425
13.431 14.206
16.992 17.198
1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
14.074 13.722
12.762 13.035
14.490 15.246
1.3. APM SDMI 95,43
97,83 105,24
108,98 113,97
117,81
2 SMPMTs
2.1. jumlah murid SMPMTs usia 13- 15 tahun
5.707 5.712
7.561 6.599
8.029 6.277
2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
5.842 5.314
7.061 6.563
6.899 7.507
2.3. APM SMPMTs 97,68
107,14 107,08
100,54 93,55
82,95
3 SMAMASMK
3.1. Jumlah murid SMAMASMK usia 16-18 tahun
6.740 7.027
7.595 8.365
10.585 8.567
3.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
6.108 5.903
7.023 5.389
7.828 8.506
3.3. APM SMAMASMK 110,34
119,04 108,14
155,22 93,68
100,72 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2012
e. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya tuntutan kebutuhan pasar tenaga kerja akan sumber daya manusia yang
mempunyai kualitas yang lebih tinggi membuat masyarakat semakin bersaing dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Untuk
mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun keatas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki pada tahun 2010 dan 2011, dapat dilihat pada Tabel
2.21.
P Q R S T
U
o t
V QV WVX
u m
Y
u
Z [
V Z\
n 2012
-201
]
II -25 Tabel 2.21
Persentase Penduduk 10 tahun ke atasMenurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki padaTahun 2010 dan 2011
No. Tingkat Pendidikan
Persentase 2010
2011
1 Tidak punya ijazah
18.28 19.46
2 SD MI
22.22 22.63
3 SLTP
20.84 19.22
4 SLTA
27.36 28.60
5 AkademiUniv
11.28 10.10
Sumber Data: Susenas 2010,2011
Jika dilihat dari tingkat pendidikan yang telah ditamatkan pada tahun 2011, sekitar 22.63 penduduk menamatkan pendidikan Sekolah Dasar,
sedangkan yang menamatkan pendidikan tinggi sekitar 10.10. Sementara itu penduduk yang menamatkan SLTP SMPMTssekitar
19.22. Bahkan masih ada penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah sekitar 19.46. Dari data ini dapat disimpulkan sekitar
41.85 penduduk usia 10 tahun ke atas yang telah berhasil menamatkan pendidikan dasar tingkat SLTP ke bawah.
2. Kesehatan
Kesehatan termasuk sektor penting dalam bidang pembangunan di daerah. Analisis kinerja dibidang kesehatan dilakukan terhadap indikator-
indikator angka kelangsungan hidup bayi, usia harapan hidup dan persentase balita gizi buruk. Sebagai gambaran dari pencapaian indikator bidang
kesehatan dapat dilihat dari uraian berikut ini:
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai
penyebab terjadinya kematian. Untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2007 terdapat 28 kasus kematian bayi, tahun 2008 terjadi 19 kasus dan tahun
2009 terjadi 22 kasus kematian bayi, ditahun 2010 terjadi penurunan dengan jumlah sebanyak 12 kasus kematian bayi. Pada tahun 2011
terjadi peningkatan dengan jumlah kasus 24 orang.
Sementara itu angka kematian balita pada tahun 2007 terdapat 3 tiga kasus, tahun 2008 terdapat 1 satu kasus dan tahun 2009 sebanyak
5 lima kasus. Pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 4 empat kasus dan ditahun 2011 tidak ada kasus kematian balita. Sedangkan
jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2007 sebanyak 3 tiga orang, tahun 2008 sebanyak 2 dua orang dan tahun 2009 berjumlah 1 satu
orang.
_ ` a b
c
o t
d _d edf
u m
g
u
h i
d hj
n 2012
-201
k
II -26
Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan kasus kematian dimana pada tahun 2010 sebanyak 2 dua orang dan ditahun 2011 sebanyak 5
lima orang
b. Angka Usia Harapan Hidup
Angka usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Usia harapan hidup Kota Payakumbuh
terjadi peningkatan dari angka 70,21 tahun pada tahun 2007 menjadi 70,31 tahun 2008 dan 70,46 pada tahun 2009, ditahun 2010 yaitu 70,62 dan
70,78 pada tahun 2011. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka harapan hidup Propinsi Sumatera Barat pada tahun yang sama yaitu 68,80
tahun 2007, 69,00 tahun 2008 dan 69,25 pada tahun 2009, pada tahun 2010 yaitu 69,50 tahun 2011 69,76
c. Persentase Balita Gizi Buruk
Dari indikator persentase balita Bawah Garis Merah BGM di Kota Payakumbuh, sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 cenderung terjadi
kenaikan. Pada tahun 2007 persentase balita BGM sebanyak 0,4, tahun 2008 sebanyak 0,5, pada tahun 2009 sebanyak 0,6 sedangkan tahun
2010 sampai dengan tahun 2011 masih tetap sebanyak 0,6. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan kesehatan masih perlu
ditingkatkan, serta menggiatkan kembali penyuluhan pola hidup sehat ditengah-tengah masyarakat.
Pencapaian target kinerja program bidang kesehatan kota Payakumbuh berdasarkan indikator kinerja RPJMD tahun 2008 – 2012,
penilaian dilakukan dengan index antara target dan realisasi perkembangan pencapaian indikator derajat kesehatan selama tahun
2007- 2010 dapat dilihat pada Tabel Pencapaian Target Derajat Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2011 terhadap target Indikator
Kinerja Target RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012.
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah group kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga. Kinerja pembangunan
seni dan budaya di Kota Payakumbuh tahun 2007-2011 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut
1. Kebudayaan
Seni Budaya yang ada dan berkembang di Kota Payakumbuh terdiri dari:
Kesenian tradisional seperti saluang, dendang, rabab, dikia, dabuih,
talempong sikatuntung, sanggar tari, randai.
Kesenian moderen seperti musikorgen tunggal, band, teater.
l m n o p
q
o t
r mr srt
u m
u
u
v w
r vx
n 2012
-201
y
II -27
Sedangkan untuk budaya sejarah ditandai dengan adanya mesjid gadang, rumah gadang, perkampungan tradisional Minangkabau dan
atraksi wisata. Jika dilihat ratio jumlah group kesenian terhadap 10.000 jumlah
penduduk memang masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya respon masyarakat terhadap kesenian tradisional. Upaya
pengembangan kesenian tradisional diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para pelaku seni. Demikian pula dengan
perkembangan sarana
prasarana gedung
kesenian yang
tidak menunjukkan perkembangan yang berarti dari tahun ketahun. Untuk
melihat perkembangan seni dan budaya di Kota Payakumbuh, dapat dilihat pada Tabel 2.22.
Tabel 2.22 Perkembangan Seni Dan Budaya di Kota Payakumbuh
No Jenis
Spesifikasi Jumlah
Ket
1 Kesenian
Tradisional Randai
6 Kota Payakumbuh
Selaju Sampan Tradisional
1 Batang Agam
Sanggar Tari 7
Kota Payakumbuh Saluang Dendang
5 Kota Payakumbuh
Talempong Sikatuntuang
2 Padang alai
Rabab 1
Kota Payakumbuh Dikia
1 Talang
Dabuih 2
Kota Payakumbuh Komunitas Seni
2 Kota Payakumbuh
Gamat 2
Kota Payakumbuh 2
Kesenian Modern Musik Orgen Tsunggal
12 Kota Payakumbuh
Band 6
Kota Payakumbuh Teater
3 Kota Payakumbuh
3 Atraksi Wisata
Pacu Itik 9
Kota Payakumbuh Pacu Jawi
9 Kota Payakumbuh
Pacu Kuda Tradisional 1
Kubu Gadang 4
Budaya Masjid Gadang
1 Bl Nan Duo
Rumah Gadang Regent 1
Bl Nan Duo Perkampungan
Tradisional Minang Kabau
1 Bl Kaliki
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh
2. Pemuda dan Olahraga
Perkembangan minat dalam bidang olah raga di Kota Payakumbuh cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan prestasi Kota Payakumbuh di event-
event daerah, propinsi dan Nasional. Fokus pembinaan olahraga dilakukan pada olahraga prestasi yang sering diperlombakan.
Olahraga di masyarakat adalah klub-klub olahraga yang berkembang di tengah-tengah
z { | } ~
o t
{
u m
u
n 2012
-201
II -28
masyarakat dan membutuhkan pembinaan secara terus menerus agar memperoleh prestasi.
Kondisi sarana dan prasarana olahraga sebagai penunjang kegiatan olahraga mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini berarti
perkembangan olahraga dikalangan masyarakat cukup tinggi, selain dengan memanfaatkan gedung olahraga yang ada, masyarakat banyak
juga melakukan aktifitas olahraga di luar gedung, seperti jalan sehat, bersepeda, senam bersama dan lain sebagainya. Perkembangan klub
olahraga dan gedung olahraga dari tahun 2007-2011 adalah sebagai mana yang disajikan pada Tabel 2.23.
Tabel 2.23 Perkembangan Olahraga Tahun 2007 s.d 2011 Kota Payakumbuh
No Capaian Pembangunan
2007 2008
2009 2010
2011
1 Jumlah klub olahraga per 10.000
penduduk. 20
21 22
24 24
2 Jumlah gedung olahraga per
10.000 penduduk. 2
2 3
5 7
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang mencakup layanan urusan wajib dan urusan pilihan.
2.3.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
Kemajuan dibidang pendidikan dapat dilihat dari berbagai indikator makro yang dipakai secara nasional sebagai berikut :
a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah APS merupakan salah satu ukuran untuk melihat partisipasi sekolah terhadap jumlah penduduk yang masih sekolah
pada masing-masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan.
Pada pendidikan wajar 9 tahun dapat dibagi 2 dua kelompok usia yaitu usia 7-12 tahun pada jenjang SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun pada
jenjang SMPMTs serta kelompok SMAMASMK usia 16-18 tahun.
Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan partisipasi sekolah mulai dari tahun 2007 sampai tahun 2012 baik yang kelompok usia 7-12 tahun
untuk SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun kelompok untuk SMPMTs serta kelompok usia 16-18 tahun untuk SMAMASMK. Angka Partisipasi
Sekolah APS kelompok usia 7-12 tahun Kota Payakumbuh dimulai dari
o t
u m
u
n 2012
-201
II -29
tahun 2007 sebesar 122,39, tahun 2008 sebesar 109,26, tahun 2009 sebesar 117,36, tahun 2010 sebesar 117,46, tahun 2011 sebesar
109,04, dan tahun 2012 sebesar 101,96 perkembangan naik turunnya APS 7-12 tahun disebabkan jumlah murid usia 7-12 tahun bertambah
seiring dengan pertambahan kelompok usia sekolah.
Pada Angka Partisipasi Sekolah APS kelompok usia 13-15 tahun Kota Payakumbuh, tahun 2007 sebesar 104,73, tahun 2008 sebesar
130,78, tahun 2009 sebesar 94,20, tahun 2010 sebesar 135,85, tahun 2011 sebesar 114,46,dan tahun 2012 sebesar 112,42,
perkembangan APS 13-15 tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah murid usia sekolah 13-15
tahun. Untuk kelompok usia 16-18 tahun, Angka Partisipasi Sekolah APS tahun 2007 sebesar 91.04, tahun 2008 sebesar 93,00, tahun 2009
sebesar 94,34, tahun 2010 sebesar 98,42 dan tahun 2011 sebesar 100,80, dan tahun 2012 sebesar 120,38 perkembangan APS 16-18
tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah murid usia sekolah 16-18 tahun. Pada Tabel 2.24
dapat dilihat Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah tahun 2007-2012 ditingkat pendidikan dasar dan menengah di Kota Payakumbuh.
Tabel 2.24 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah APSTahun 2007 s.d 2012
No Jenjang Pendidikan
2007 2008
2009 2010
2011 2012
1 SDMI
1.1. jumlah murid usia 7-12 tahun
orang 14.789
14.993 14.978 15.312
16.343 16.911
1.2. jumlah penduduk kelompok
usia 7-12 tahun orang 12.083
13.722 12.762 13.035
14.988 16.585
1.3. APS SDMI 122,39
109,26 117,36 117,46
109,04 101,96
2 SMPMTs
2.1. jumlah murid usia 13-15
tahun orang 7.341
6.950 6.652
8.916 8.325
8.352 2.2.
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun orang
7.009 5.314
7.061 6.563
7.273 7.429
2.3. APS SMPMTs 104,73
130,78 94,20
135,85 114,46
112,42
3 SMAMASMK
3.1. jumlah murid usia 16-18
tahun orang 7.230
7.441 7.608
7.999 8.255
9.142 3.2.
jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun orang
7.942 8.001
8.065 8.128
8.190 7.594
3.3. APS SMAMASMK 91,04
93,00 94,34
98,42 100,80
120,38 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh
Berdasarkan kecamatan, Angka Partisipasi Sekolah APS tingkat SDMI kelompok usia 7 - 12 tahun di kecamatan Payakumbuh Utara pada
tahun 2012 sebesar 107,41, kecamatan Payakumbuh Barat sebesar 134,13, kecamatan Payakumbuh Timur sebesar 87,20, kecamatan