ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

¶ · ¸ ¹ º » o t ¼ ·¼ ½¼¾ u m ¿ u À Á ¼ ÀÂ n 2012 -201 Ã II -14 1. Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan ekonomi kota Payakumbuh selama peiode 2007-2011 mengalami peningkatan dari tahun ketahun dimana secara rata-rata mencapai sebesar 6,11. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Barat dan juga pertumbuhan ekonomi daerah kabupatenkota di Sumatera Barat. Pada tahun 2011,laju pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh mencapai sebesar 6,79. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah kota Payakumbuh adalah relatif lebih baik dan meningkat secara terus menerus selama periode 2007-2011 seperti terlihat dalam Tabel 2.11. Tabel 2.11 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011 No Sektor Lapangan usaha Tahun Rata -Rata 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 4,63 4,54 3,83 5,18 6,20 4,88 Tanaman Pangan 4,71 4,53 3,41 4,98 6,25 4,78 Perkebunan 5,71 5,59 4,63 5,65 5,82 5,48 Peternakan 4,42 4,53 4,78 5,80 6,77 5,26 Perikanan 4,18 4,21 4,02 4,53 3,66 4,12 2. Pertambangan penggalian 3,90 4,10 4,28 5,61 5,48 4,67 Penggalian 3,90 4,10 4,28 5,61 5,48 4,67 3. Industri 4,94 6,86 6,97 5,98 5,95 6,14 Industri Tanpa Migas 4,94 6,86 6,97 5,98 5,95 6,14 4. Listrik, Gas Air Minum 6,62 6,91 7,89 4,65 7,11 6,64 Listrik 8,92 9,04 10,16 10,61 11,42 10,03 Air Bersih 2,48 2,48 3,27 1,73 8,92 3,78 5. Bangunan 4,69 8,90 6,17 8,53 8,35 7,33 6. Perdagangan, hotel dan restoran 5,58 5,98 6,88 7,41 7,75 6,72 Perdagangan Besar dan Eceran 5,59 6,02 6,96 7,50 7,82 6,78 Hotel 5,15 4,83 5,55 5,94 6,54 5,60 Restoran 5,32 5,39 5,41 5,76 6,55 5,69 7. Angkutan dan Komunikasi 9,52 7,05 4,95 5,26 5,15 8,29 Angkutan 7,75 5,38 3,60 3,50 4,53 4,95 Komunikasi 26,01 20,34 14,35 13,61 9,76 16,81 8. Keuangan,Persewaan Jasa Perusahaan 7,45 7,87 8,43 9,47 9,00 8,44 Bank 11,01 11,08 11,49 12,20 11,36 11,43 Lembaga Keu. Tanpa Bank 7,38 7,35 5,39 6,39 6,22 6,55 Sewa Bangunan 4,16 4,79 5,72 7,00 6,98 5,73 Jasa Perusahaan 7,80 7,86 7,27 5,86 5,11 6,78 9. Jasa – Jasa 5,55 5,62 5,00 5,38 6,54 5,43 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 5,02 5,09 5,49 5,72 5,83 5,43 Swasta 6,57 6,65 4,07 4,72 5,08 5,42 Pertumbuhan PDRB 6,37 6,42 5,80 6,38 6,79 6,11 Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011 Ä Å Æ Ç È É o t Ê ÅÊ ËÊÌ u m Í u Î Ï Ê ÎÐ n 2012 -201 Ñ II -15 Jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi menurut sub sektor atau sub lapangan usaha, maka laju pertumbuhan yang tertinggi pada tahun 2011 adalah sub sektor listrik dengan pertumbuhan sebesar 11,42 dan diikuti oleh sub sektor bank sebesar 11,36. Selanjutnya yang ketiga dan seterusnya berturut turut adalah sub sektor komunikasi 9,76, sub sektor air bersih 8,92, sub sektor perdagangan besar dan eceran 7,82, sub sektor industri 7,75, sub sektor sewa bangunan 6,96, sub sektor peternakan 6,77, sub sektor restoran 6,55, sub sektor hotel 6,54, sub sektor tanaman pangan 6,25, sub sektor lembaga keuangan tanpa bank 6,22, dan diikuti oleh sub sektor lainnya dengan pertumbuhan dibawah 6. Dengan memperhatikan pertumbuhan sektor lapangan usaha di atas menunjukkan bahwa Payakumbuh sedang giatnya melaksanakan pembangunan ekonomi yang berbasiskan UMKM, dicerminkan oleh tingginya pertumbuhan lapangan usaha dalam kelompok sektor jasa-jasa sektor tersier terutama jasa perbankan dan lembaga keuangan, jasa sewa bangunan, jasa perseorangan dan rumah tangga, jasa angkutan serta jasa perdagangan dan restoran. Kemudian juga terjadi peningkatan pertumbuhan lapangan usaha kelompok industri sektor sekunder seperti lapangan usaha bangunan, air bersih dan industri pengolahan. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dan Nasional pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.12. Tabel 2.12 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Payakumbuh dengan Propinsi Sumatera Barat dan Nasional tahun 2007-2011 Tahun Laju Pertumbuhan Kota Payakumbuh Prop. Sumatera Barat Nasional 2007 6,37 6,34 6,3 2008 6,42 6,37 6,2 2009 5,80 4,16 4,5 2010 6,38 5,93 6,1 2011 6,79 6.22 6,5 Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011 Selanjutnya, sektor ekonomi yang memiliki sumbangan berarti dalam pembentukan PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2007- 2011, dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2.13 Perkembangan Nilai dan Distribusi Persentase Sektor Ekonomi Dalam Pembentukan Nilai PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011 Jutaan-Rupiah No Lapangan usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Rp Rp Rp Rp Rp 1. Pertanian 136.078,38 10,51 158.243,29 10,54 166.800,81 10,07 187.902,55 9,96 215.048,07 9,97 2. Pertambangan penggalian 6.593,45 0,51 7.591,55 0,51 8.707,53 0,53 9.917,07 0,53 10.959,38 0,51 3. Industri pengolahan 88.799,70 6,86 104.878,09 6,99 119.876,05 7,24 140.158,60 7,43 162.393,29 7,53 Ò Ó Ô Õ Ö × o t Ø ÓØ ÙØÚ u m Û u Ü Ý Ø ÜÞ n 2012 -201 ß II -16 No Lapangan usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Rp Rp Rp Rp Rp 4. Listrik, Gas Air Minum 20.807,04 1,61 23.698,54 1,58 27.348,17 1,65 33.369,41 1,77 36.783,59 1,71 5. Bangunan 110.220,05 8,51 127.479,01 8,49 143.571,29 8,67 170.372,92 9,03 199.410,10 9,24 6. Perdagangan,hot el dan restoran 233.002,04 17,99 276.180.06 18,40 309.908,63 18,72 363.137,27 19,25 421.136,68 19,52 7. Pengangkutan dan Komunikasi 296.258,75 22,88 336.617,71 22,43 360.960,51 21,80 397.634,90 21,08 446.517,08 20,70 8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 109.778,53 8,48 127.765,31 8,51 146.442,32 8,84 169.448,06 8,98 193.121,18 8,95 9. Jasa – jasa 293.318,25 22,65 338.574,38 22,56 372.216,67 21,80 414.046,72 21,95 471.991,62 21,88 Total 1.294.856,21 100 1.501.027,95 100 1.655.831,98 100 1.885.987,50 100 2.157.360,9 9 100 Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh tahun 2007-2011 Pada Tabel 2.13 dapat dilihat struktur ekonomi Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir, didominasi oleh empat lapangan usaha, yaitu lapangan usaha jasa- jasa sebesar 21,88, lapangan usaha Pengangkutan dan komunikasi sebesar 20,72, lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 19,52, lapangan usaha pertanian dengan kontribusi sebesar 9,97. Sementara kontribusi lapangan usaha lainnya masih relatif rendah dibandingkan dengan empat lapangan usaha di atas.Kondisi ini sekaligus juga mengindikasikan bahwa kebijakan pemulihan ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Prestasi ekonomi ini juga tidak terlepas dari dukungan kondisi sosial, politik dan keamanan yang semakin kondusif di Kota Payakumbuh. Selanjutnya pada Tabel 2.13 juga terlihat perkembangan kontribusi lapangan usaha dari tahun ke tahun, tampak bahwa lapangan usaha yang mengalami peningkatan secara terus menerus selama lima tahun terakhiryaitu adalah lapangan usaha industri pengolahan; lapangan usaha bangunan; lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran, lapangan usaha keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan, sedangkan lapangan usaha lainnya cenderung menurun atau fluktuatif. Selama periode 2007-2011 lapangan usaha jasa-jasa telah memberikan sumbangan yang terbesar terhadap pembentukan PDRB Kota Payakumbuh, tetapi perkembangan kontribusinya mengalami penurunan dari 22,65 pada tahun 2007 turun menjadi 21, 88 pada tahun 2011. Peranan lapangan usaha sektor jasa- jasa yang tinggi pada pembentukan PDRB Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir sebenarnya lebih banyak dihasilkan dari kontribusi sektor pemerintahan dalam melayani kebutuhan publik seperti jasa-jasa pelayanan administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa rumah sakit, dan jasa pelayanan masyarakat lainnya. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah, dan ini mengindikasikan belum berkembangnya kepariwisataan di Kota Payakumbuh. Untuk itu pada masa mendatang perlu upaya pengembangan jasa kepariwisataan dan objek wisata di Kota Payakumbuh dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada perekonomian Kota Payakumbuh. à á â ã ä å o t æ áæ çæè u m é u ê ë æ êì n 2012 -201 í II -17 Jika dilihat dari kondisi geografis dimana Payakumbuh sebagai kota penghubung antara provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau, maka pada dasarnya lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 20,70 pada tahun 2011 mempunyai potensi yang cukup besar.Tetapi perkembangan kontribusinya terus mengalami penurunan dari 22,88 pada tahun 2007 turun menjadi 20,70 pada tahun 2011. Potensi lapangan usaha pengangkutan diberikan oleh Jasa pelayanan angkutan darat diperoleh dari jasa pemindahan penumpang dan barang baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, serta jasa penunjang seperti pergudangan, parkir, keagenan dan terminal. Sementara dari jasa komunikasi kontribusinya masih relatif kecil, seperti jasa pos wesel, surat dan paket pos, telekomunikasi telegram, telpon dan telex serta jasa penunjang warnet dan ponsel. Peranan lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar selama lima tahun terakhir juga mempunyai peranan yang cukup tinggi terhadap PDRB dan kontribusinya terus mengalami peningkatan dari 17,99 pada tahun 2007 meningkat menjadi 19,52 pada tahun 2011, sektor ini terus mengalami peningkatan karena semakin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat kota dan masyarakat di daerah hinterland yang didukung oleh letak Kota Payakumbuh yang berada di tengah-tengah Kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis usaha yang memegang peranan cukup besar adalah pedagang besar dan eceran, sedangkan kontribusi jasa hotel dan restoran belum begitu memberikan peranan yang berarti pada perekonomian Kota Payakumbuh. Lapangan usaha pertanian juga memberikan peranan yang cukup baik dalam perekonomian selama lima tahun terakhir, tetapi kontribusinya terhadap PDRB mengalami penurunan dari 10,51 pada tahun 2007 menjadi 9,97 pada tahun 2011. Pertanian yang ada di Kota Payakumbuh umumnya masih bersifat pertanian rakyat dan berskala kecil sehingga lapangan usaha ini belum berkembang menjadi suatu pertanian yang modern, namun dalam penyerapan tenaga kerja lapangan usaha ini memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya. Dilihat dari jenis usaha, maka tanaman pangan dan hortikultura adalah usaha yang mempunyai peranan cukup tinggi dibandingkan dengan peternakan, perkebunan dan perikanan. Tingginya peranan usaha ini karena lahan pertanian masih cukup tersedia. Namun kedepan, dengan semakin berkurangnya lahan pertanian diharapkan lapangan usaha ini mampu digantikan peranannya oleh lapangan usaha industri pengolahan yang menggunakan bahan baku dari produk pertanian sehingga selain untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian juga tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan usaha pertanian khususnya, dan lapangan usaha lainnya dapat diserap oleh lapangan usaha industri. î ï ð ñ ò ó o t ô ïô õôö u m ÷ u ø ù ô øú n 2012 -201 û II -18 Lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan berkontribusi terhadap PDRB Kota Payakumbuh sebesar 8,48 pada tahun 2007 dan terus meningkat menjadi 8,95 pada tahun 2011. Semakin meningkatnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota Payakumbuh disebabkan karena semakin bertambahnya jumlah bank dan BPR, meningkatnya kucuran kredit yang disalurkan dunia perbankan dan juga karena kesadaran masyarakat untuk menabung semakin meningkat. Lapangan usaha industri pengolahan belum memperlihatkan peranan yang cukup dominan dalam PDRB Kota Payakumbuh, tetapi kontribusinya terhadap PDRB Kota Payakumbuh terus meningkat dari 6,68 pada tahun 2007 menjadi 7,53 pada tahun 2011. Lapangan usaha industri belum memperlihatkan peranan yang cukup dominan disebabkan oleh berbagai masalah antara lain: skala usaha umumnya masih berskala mikro, kecil dan home industri,kemudian kendala klasik yang dialami UMKM yaitu:masih kurangnya modal usaha, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, lemahnya jaringan pemasaran dan masih lemahnya kelembagaan. Namun dengan terus meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Kota Payakumbuh, dalam jangka menengah dan panjang, lapangan usaha ini diharapkan akan menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah sektor pertanian. Secarakelompok sektoral,selama lima tahun terakhir perekonomian Kota Payakumbuh masih didominasi oleh sektor tersier dengan kontribusi rata-rata 71,70 dari nilai PDRB yang mencakup aktivitas jasa-jasa secara umum meliputi lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi; lapangan usaha keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan lapangan usaha jasa-jasa, kemudian diikuti oleh sektor sekunder sebesar 17,49 dari nilai PDRBmeliputi lapangan usaha industri pengolahan; dan lapangan usaha listrik, gas dan air minum, dan lapangan usaha bangunan; dan sektor primer meliputi 10,81 dari PDRB mencakup Lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Tabel 2.14 Perkembangan Distribusi persentase Kelompok Sektoral PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar harga Berlaku Tahun 2007–2011 No Kelompok Sektoral Distribusi 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata 1 Primer 11,02 10,95 11,05 10,55 10,49 10,81 2 Sekunder 16,98 16,93 17,06 17,88 18,60 17,49 3 Tersier 72,00 72,12 71,89 71,57 70,91 71,70 Total 100 100 100 100 100 100 Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011 Perkembangan sektor primer dan tersier selama periode 2007-2011 tampaknya relatif stabil, sedangkan sektor sekunder kelihatannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. ü ý þ ÿ o t ý u m u n 2012 -201 II -19 Bila dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonom dalam RPJPD Kota Payakumbuh 2008 - 2012, dapat digambarkan bahwa pada tahun 2009 proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 6,52 dan pada tahun 2014 mencapai 6,89. Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi terlihat bahwa target capaian tahun 2009 telah tercapai pada tahun 2011 sebesar 6,79. 2. PDRB Per kapita Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah PDRB per-kapita. PDRB per-kapita kota Payakumbuh kelihatannya mengalami peningkatan dari tahun ketahun baik menurut harga konstan maupun harga berlaku. Perkembangan PDRB perkapita Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.15. Tabel 2.15 Perkembangan PDRB Per Kapita Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007–2011 jutaan rupiah No. Tahun PDRB juta rupiah Jumlah penduduk pertengahan tahun PDRB per kapita rupiah ADHB ADHK ADHB ADHK 1. 2007 1.294.856,21 727.773,48 110.720 11.695.083,06 6.573.217,39 2. 2008 1.501.027,95 774.485,72 112.780 13.309.463,16 6.867.286,67 3. 2009 1.655.831,98 819.396,50 114.850 14.417.218,66 7.134.430,74 4. 2010 1.885.987,50 871.661,87 116.830 16.143.697,83 7.461.261,46 5. 2011 2.157.360,99 930.856,29 118.210 18.249.932,21 7.874.465,24 Sumber: Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011 Dari tabel di atas terlihat bahwa PDRB per kapita Kota Payakumbuh setiap tahunnya terus meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dimana pertumbuhan menurut harga berlaku jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan menurut harga konstan. Hal ini sekali lagi memperlihatkan masih tingginya tingkat inflasi dalam perekonomian Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir ini. Dalam proyeksi PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku dalam RPJPD Kota Payakumbuh tahun 2005-2025, pada tahun 2009 ditargetkan sebesar Rp.15,49 juta dan pada tahun 2014 sebesar Rp.23,73 juta. Bila dibandingkan dengan capai tahun 2011, terlihat bahwa target RPJMD tahap Pertama dapat dicapai pada tahun 2010 dengan nilai sebesar Rp. 16,143 juta. 3. Laju Inflasi Perkembangan angka inflasi dikota Payakumbuh kelihatannya juga cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dimana tingkat inflasi di kota Payakumbuh selama periode 2007-2011 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2007 angka inflasi kota Payakumbuh adalah sebesar 6,6 dan kemudian turun menjadi 5,37 pada tahun 2011. Tingkat inflasi kota Payakumbuh ini selama periode o t u m u n 2012 -201 II -20 tersebut kelihatannya juga berada dibawah tingkat inflasi Provinsi Sumatera Barat dan nasional. Secara keseluruhan laju inflasi dapat dilihat pada Tabel 2.16. Tabel 2.16 Nilai Inflasi Tahun 2007 - 2011 Kota Payakumbuh Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata Inflasi Inflasi 6,6 6,75 2,05 7,84 5,37 5,77 Sumber : Buku PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011 Pada tahun 2012 dengan melihat perkembangan ekonomi dunia dan nasional terutama terkait dengan peningkatan harga minyak dunia dan perubahan kebijakan pemerintah dalam penetapan subsidi BBM, maka inflasi pada tahun 2012 diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 6,5 – 7,0. Dalam RPJPD Kota Payakumbuh tahun 2005 – 2025, laju inflasi tahun 2009 ditargetkan sebesar 2,05 dan tahun 2014 sebesar 5,50. Dari data diatas terlihat bahwa RPJMD Tahap pertama telah tercapai pada tahun 2009 dan target Tahap Kedua tercapai pada tahun 2010, meskipun pada tahun 2011 terjadi penurunan.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Tingkat kesejahteraan sosial masyarakat kota dilihat dari dua aspek, yaitu pendidikan dan kesehatan 1. Pendidikan Tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kecerdasan dan keterampilan serta sikap manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka kualitas sumber daya manusia juga semakin tinggi. Pemerintah dalam setiap rencana pembangunan selalu menetapkan pendidikan sebagai salah satu urusan yang harus mendapat perhatian penting. Hal ini berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelegensia maupun skill yang mampu menunjang kebutuhan pada era sekarang ini. Program pemerintah dalam jangka pendek adalah dengan meningkatkan tingkat partisipasi sekolah, sehingga diharapkan seluruh masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal.Tujuan akhir dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang. Untuk menggambarkan sejauh mana capaian program dalam bidang pendidikan di Kota Payakumbuh digunakan berbagai indikator di bidang pendidikan sebagai berikut : o t u m u n 2012 -201 II -21 a. Angka Melek Huruf Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Kemampuan baca tulis angka melek huruf di Kota Payakumbuh pada tahun 2007 sebesar 98.6, tahun 2008 sebesar 99.16, tahun 2009 sebesar 99.17, tahun 2010 sebesar 99.5, tahun 2011 sebesar 99.58 dan tahun 2012 sebesar 99,6. Angka melek huruf ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka melek huruf provinsi Sumatera Barat yang pada tahun 2011 yaitu 97,16 sebagaimana tertuang pada Tabel 2.17. Tabel 2.17 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Payakumbuh Tahun 2007 sd 2012 No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis 70.865 70.598 71.501 72.320 72.320 82.557 2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas 70.865 72.187 73.942 73.287 81.083 82.577 3 Angka melek huruf 98.6 99.16 99.17 99.5 99.58 99,6 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012 b. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, kemungkinanuntuk memperoleh pekerjaan semakin besar sehingga tingkat kesejahteraandiharapkan semakin meningkat. Sedangkan pengaruh tidak langsung, akan terlihat dari pola pikir masyarakat. Semakin tinggi jenjangpendidikan yang ditamatkannya, maka cara berpikir mereka akan lebih maju sehingga lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya kebutuhan pasar mengenai sumber daya manusia yang mempunyai kualitas pendidikan yang lebih tinggi, membuat masyarakat semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal ini dapat dilihat berapa lama seseorang dalam menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang merupakan cerminan kualitas penduduk. Untuk Kota Payakumbuh rata-rata + o t , , -,. u m u 1 , 02 n 2012 -201 3 II -22 lama sekolah penduduk yang berumur 15 tahun keatas tahun 2007 sampai tahun 2012 berkisar 9.31. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh baru sampai level sekolah Lanjutan Atas. Jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah provinsi Sumatera Barat, Kota Payakumbuh dapat dikategorikan cukup tinggi karena rata-rata lama sekolah Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2011 berada pada angka 8,75, hal ini berarti rata-rata lama sekolah penduduk Sumatera Barat baru sampai level sekolah menengah pertama. Hasil analisa angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh dari tahun 2007-2012, dapat dilihat pada Tabel 2.18 : Tabel 2.18 Rata-Rata Lama Sekolah di Kota PayakumbuhTahun 2007 s.d 2012 Kota 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Payakumbuh 9.04 9.07 9.27 9.66 9.12 9,7 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012 c. Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Kasar APK merupakan salah satu indikator dalam melihat partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan yang bersekolah pada masing-masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Pada pendidikan dasar 9 tahun dapat dibagi 2 dua kelompok usia yaitu usia 7-12 tahun pada jenjang SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun pada jenjang SMPMTs dan pendidikan menengah SMAMASMK kelompok usia 16-18 tahun.Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan partisipasi masyarakat mulai dari tahun 2007 sampai tahun 2012 baik yang kelompok usia 7-12 tahun untuk SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun kelompok untuk SMPMTs, dan kelompok usia 16-18 tahun. Angka Partisipasi Kasar APK SDMI Kota Payakumbuh dari tahun 2007 sebesar 110,07, tahun 2008 sebesar 112,91, tahun 2009 sebesar 121,45, tahun 2010 sebesar 123,27, tahun 2011 sebesar 133,65 dan tahun 2012 tetap sebesar 133,65, perkembangan naiknya APK disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sama besarannya. Pada Angka Partisipasi Kasar APK SMPMTs tahun 2007 sebesar 129,32, tahun 2008 sebesar 142,24, tahun 2009 sebesar 107,09, tahun 2010 sebesar 123,19, tahun 2011 sebesar 109, dan tahun 2012 sebesar 112,79 perkembangan naik turunnya APK disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13-15 juga tidak sama besarannya. 4 5 6 7 8 9 o t : 5: ;: u m = u ? : n 2012 -201 A II -23 Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar APK SMAMASMK tahun 2007 sebesar 140,60, tahun 2008 sebesar 145,51, tahun 2009 sebesar 122,39, tahun 2010 sebesar 183,05, tahun 2011 sebesar 126,68, dan tahun 2012 sebesar 130,08 kenaikan APK disebabkan pertambahan jumlah murid dari tahun ke tahun. Jika dilihat perkembangannya angka partisipasi kasar Kota Payakumbuh melebihi 100, hal ini disebabkan karena banyaknya penduduk usia sekolah dari daerah lain yang bersekolah di Kota Payakumbuh. Jika dibandingkan dengan APK Provinsi Sumatera Barat tahun 2011, khususnya APK tingkat SMAMASMK yang berada pada angka 67,42 Kota Payakumbuh sudah berada jauh lebih tinggi dari angka APK Provinsi Sumatera Barat tersebut, hal ini dapat diindikasikan sebagai telah terlayaninya dengan baik penduduk usia sekolah kota Payakumbuh di semua jenjang pendidikan. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Payakumbuh tahun 2007 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar APK Tahun 2007 s.d 2012 No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 SDMI 1.1. jumlah murid SDMI 15.492 15.494 15.500 16.069 16.992 17.198 1.2. Jumlahpenduduk kelompok usia 7-12 tahun 14.072 13.722 17.762 13.035 12.714 12.942 1.3. APK SDMI 110.07 112.91 121.45 123,27 133,65 133,65 2 SMPMTs 2.1. jumlah murid SMPMTs 7.555 7.559 7.562 8.085 8.029 8.467 2.2. Jumlahpenduduk kelompok usia 13-15 tahun 5.842 5.314 7.061 6.563 7.375 7.507 2.3. APK SMPMTs 129.32 142.24 107.09 123.19 109 112,79 3 SMAMASMK 3.1. Jumlahmurid SMAMASMK 8.588 8.590 8.596 9.865 10.585 11.064 3.2. jumlahpenduduk kelompok usia 16-18 tahun 6.108 5.903 7.023 5.389 8.356 8.506 3.3. APK SMAMASMK 140.60 145.51 122.39 183.05 126.68 130,08 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2012 d. Angka Partisipasi Murni Untuk SDMI APM tahun 2007 sebesar 95,43, tahun 2008 sebesar 97,83, tahun 2009 sebesar 105,24, tahun 2010 sebesar 108,98 tahun 2011 113,97, dan tahun 2012 turun menjadi 117,81 naiknya APM disebabkan pertambahan jumlah murid usia 7 - 12 tahun sebanding dengan pertumbuhan penduduk 7-12 tahun. Pada Angka Partisipasi Murni APM SMPMTs tahun 2007 sebesar 97,68, tahun 2008 sebesar 107,14, tahun 2009 sebesar 107,08, B C D E F G o t H CH IHJ u m K u L M H LN n 2012 -201 O II -24 tahun 2010 sebesar 100,54, tahun 2011 APM SMPMTs sebesar 93,55,dan tahun 2012 sebesar 82,95 naik turunnya APM disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13 - 15 tahun tidak sama besarnya. Berikutnya Angka Partisipasi Murni APM SMAMASMK tahun 2007 sebesar 110,34, tahun 2008 sebesar 119,04, tahun 2009 sebesar 108,14, tahun 2010 sebesar 155,22, tahun 2011 sebesar 93,68, dan tahun 2012 sebesar 100,72 kenaikan APM disebabkan bertambahnya jumlah siswa setiap tahunnya.Perkembangan Angka Partisipasi Murni tahun 2007 sampai tahun 2012 dapat digambarkan dalam Tabel 2.20. Tabel 2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Murni APM Tahun 2007 s.d 2012 No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 SDMI 1.1. jumlah murid SDMI usia 7-12 tahun 13.431 13.425 13.431 14.206 16.992 17.198 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 14.074 13.722 12.762 13.035 14.490 15.246 1.3. APM SDMI 95,43 97,83 105,24 108,98 113,97 117,81 2 SMPMTs 2.1. jumlah murid SMPMTs usia 13- 15 tahun 5.707 5.712 7.561 6.599 8.029 6.277 2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 5.842 5.314 7.061 6.563 6.899 7.507 2.3. APM SMPMTs 97,68 107,14 107,08 100,54 93,55 82,95 3 SMAMASMK 3.1. Jumlah murid SMAMASMK usia 16-18 tahun 6.740 7.027 7.595 8.365 10.585 8.567 3.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 6.108 5.903 7.023 5.389 7.828 8.506 3.3. APM SMAMASMK 110,34 119,04 108,14 155,22 93,68 100,72 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2012 e. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya tuntutan kebutuhan pasar tenaga kerja akan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang lebih tinggi membuat masyarakat semakin bersaing dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Untuk mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun keatas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki pada tahun 2010 dan 2011, dapat dilihat pada Tabel 2.21. P Q R S T U o t V QV WVX u m Y u Z [ V Z\ n 2012 -201 ] II -25 Tabel 2.21 Persentase Penduduk 10 tahun ke atasMenurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki padaTahun 2010 dan 2011 No. Tingkat Pendidikan Persentase 2010 2011 1 Tidak punya ijazah 18.28 19.46 2 SD MI 22.22 22.63 3 SLTP 20.84 19.22 4 SLTA 27.36 28.60 5 AkademiUniv 11.28 10.10 Sumber Data: Susenas 2010,2011 Jika dilihat dari tingkat pendidikan yang telah ditamatkan pada tahun 2011, sekitar 22.63 penduduk menamatkan pendidikan Sekolah Dasar, sedangkan yang menamatkan pendidikan tinggi sekitar 10.10. Sementara itu penduduk yang menamatkan SLTP SMPMTssekitar 19.22. Bahkan masih ada penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah sekitar 19.46. Dari data ini dapat disimpulkan sekitar 41.85 penduduk usia 10 tahun ke atas yang telah berhasil menamatkan pendidikan dasar tingkat SLTP ke bawah. 2. Kesehatan Kesehatan termasuk sektor penting dalam bidang pembangunan di daerah. Analisis kinerja dibidang kesehatan dilakukan terhadap indikator- indikator angka kelangsungan hidup bayi, usia harapan hidup dan persentase balita gizi buruk. Sebagai gambaran dari pencapaian indikator bidang kesehatan dapat dilihat dari uraian berikut ini: a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian. Untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2007 terdapat 28 kasus kematian bayi, tahun 2008 terjadi 19 kasus dan tahun 2009 terjadi 22 kasus kematian bayi, ditahun 2010 terjadi penurunan dengan jumlah sebanyak 12 kasus kematian bayi. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan dengan jumlah kasus 24 orang. Sementara itu angka kematian balita pada tahun 2007 terdapat 3 tiga kasus, tahun 2008 terdapat 1 satu kasus dan tahun 2009 sebanyak 5 lima kasus. Pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 4 empat kasus dan ditahun 2011 tidak ada kasus kematian balita. Sedangkan jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2007 sebanyak 3 tiga orang, tahun 2008 sebanyak 2 dua orang dan tahun 2009 berjumlah 1 satu orang. _ ` a b c o t d _d edf u m g u h i d hj n 2012 -201 k II -26 Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan kasus kematian dimana pada tahun 2010 sebanyak 2 dua orang dan ditahun 2011 sebanyak 5 lima orang b. Angka Usia Harapan Hidup Angka usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Usia harapan hidup Kota Payakumbuh terjadi peningkatan dari angka 70,21 tahun pada tahun 2007 menjadi 70,31 tahun 2008 dan 70,46 pada tahun 2009, ditahun 2010 yaitu 70,62 dan 70,78 pada tahun 2011. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka harapan hidup Propinsi Sumatera Barat pada tahun yang sama yaitu 68,80 tahun 2007, 69,00 tahun 2008 dan 69,25 pada tahun 2009, pada tahun 2010 yaitu 69,50 tahun 2011 69,76 c. Persentase Balita Gizi Buruk Dari indikator persentase balita Bawah Garis Merah BGM di Kota Payakumbuh, sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 cenderung terjadi kenaikan. Pada tahun 2007 persentase balita BGM sebanyak 0,4, tahun 2008 sebanyak 0,5, pada tahun 2009 sebanyak 0,6 sedangkan tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 masih tetap sebanyak 0,6. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan, serta menggiatkan kembali penyuluhan pola hidup sehat ditengah-tengah masyarakat. Pencapaian target kinerja program bidang kesehatan kota Payakumbuh berdasarkan indikator kinerja RPJMD tahun 2008 – 2012, penilaian dilakukan dengan index antara target dan realisasi perkembangan pencapaian indikator derajat kesehatan selama tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada Tabel Pencapaian Target Derajat Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2011 terhadap target Indikator Kinerja Target RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah group kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga. Kinerja pembangunan seni dan budaya di Kota Payakumbuh tahun 2007-2011 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut 1. Kebudayaan Seni Budaya yang ada dan berkembang di Kota Payakumbuh terdiri dari:  Kesenian tradisional seperti saluang, dendang, rabab, dikia, dabuih, talempong sikatuntung, sanggar tari, randai.  Kesenian moderen seperti musikorgen tunggal, band, teater. l m n o p q o t r mr srt u m u u v w r vx n 2012 -201 y II -27 Sedangkan untuk budaya sejarah ditandai dengan adanya mesjid gadang, rumah gadang, perkampungan tradisional Minangkabau dan atraksi wisata. Jika dilihat ratio jumlah group kesenian terhadap 10.000 jumlah penduduk memang masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya respon masyarakat terhadap kesenian tradisional. Upaya pengembangan kesenian tradisional diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para pelaku seni. Demikian pula dengan perkembangan sarana prasarana gedung kesenian yang tidak menunjukkan perkembangan yang berarti dari tahun ketahun. Untuk melihat perkembangan seni dan budaya di Kota Payakumbuh, dapat dilihat pada Tabel 2.22. Tabel 2.22 Perkembangan Seni Dan Budaya di Kota Payakumbuh No Jenis Spesifikasi Jumlah Ket 1 Kesenian Tradisional Randai 6 Kota Payakumbuh Selaju Sampan Tradisional 1 Batang Agam Sanggar Tari 7 Kota Payakumbuh Saluang Dendang 5 Kota Payakumbuh Talempong Sikatuntuang 2 Padang alai Rabab 1 Kota Payakumbuh Dikia 1 Talang Dabuih 2 Kota Payakumbuh Komunitas Seni 2 Kota Payakumbuh Gamat 2 Kota Payakumbuh 2 Kesenian Modern Musik Orgen Tsunggal 12 Kota Payakumbuh Band 6 Kota Payakumbuh Teater 3 Kota Payakumbuh 3 Atraksi Wisata Pacu Itik 9 Kota Payakumbuh Pacu Jawi 9 Kota Payakumbuh Pacu Kuda Tradisional 1 Kubu Gadang 4 Budaya Masjid Gadang 1 Bl Nan Duo Rumah Gadang Regent 1 Bl Nan Duo Perkampungan Tradisional Minang Kabau 1 Bl Kaliki Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh 2. Pemuda dan Olahraga Perkembangan minat dalam bidang olah raga di Kota Payakumbuh cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan prestasi Kota Payakumbuh di event- event daerah, propinsi dan Nasional. Fokus pembinaan olahraga dilakukan pada olahraga prestasi yang sering diperlombakan. Olahraga di masyarakat adalah klub-klub olahraga yang berkembang di tengah-tengah z { | } ~  o t € {€ €‚ u m ƒ u „ … € „† n 2012 -201 ‡ II -28 masyarakat dan membutuhkan pembinaan secara terus menerus agar memperoleh prestasi. Kondisi sarana dan prasarana olahraga sebagai penunjang kegiatan olahraga mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini berarti perkembangan olahraga dikalangan masyarakat cukup tinggi, selain dengan memanfaatkan gedung olahraga yang ada, masyarakat banyak juga melakukan aktifitas olahraga di luar gedung, seperti jalan sehat, bersepeda, senam bersama dan lain sebagainya. Perkembangan klub olahraga dan gedung olahraga dari tahun 2007-2011 adalah sebagai mana yang disajikan pada Tabel 2.23. Tabel 2.23 Perkembangan Olahraga Tahun 2007 s.d 2011 Kota Payakumbuh No Capaian Pembangunan 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 20 21 22 24 24 2 Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. 2 2 3 5 7 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang mencakup layanan urusan wajib dan urusan pilihan.

2.3.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib

1. Pendidikan Kemajuan dibidang pendidikan dapat dilihat dari berbagai indikator makro yang dipakai secara nasional sebagai berikut : a. Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah APS merupakan salah satu ukuran untuk melihat partisipasi sekolah terhadap jumlah penduduk yang masih sekolah pada masing-masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Pada pendidikan wajar 9 tahun dapat dibagi 2 dua kelompok usia yaitu usia 7-12 tahun pada jenjang SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun pada jenjang SMPMTs serta kelompok SMAMASMK usia 16-18 tahun. Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan partisipasi sekolah mulai dari tahun 2007 sampai tahun 2012 baik yang kelompok usia 7-12 tahun untuk SDMI dan kelompok usia 13-15 tahun kelompok untuk SMPMTs serta kelompok usia 16-18 tahun untuk SMAMASMK. Angka Partisipasi Sekolah APS kelompok usia 7-12 tahun Kota Payakumbuh dimulai dari ˆ ‰ Š ‹ Œ  o t Ž ‰Ž Ž u m ‘ u ’ “ Ž ’” n 2012 -201 • II -29 tahun 2007 sebesar 122,39, tahun 2008 sebesar 109,26, tahun 2009 sebesar 117,36, tahun 2010 sebesar 117,46, tahun 2011 sebesar 109,04, dan tahun 2012 sebesar 101,96 perkembangan naik turunnya APS 7-12 tahun disebabkan jumlah murid usia 7-12 tahun bertambah seiring dengan pertambahan kelompok usia sekolah. Pada Angka Partisipasi Sekolah APS kelompok usia 13-15 tahun Kota Payakumbuh, tahun 2007 sebesar 104,73, tahun 2008 sebesar 130,78, tahun 2009 sebesar 94,20, tahun 2010 sebesar 135,85, tahun 2011 sebesar 114,46,dan tahun 2012 sebesar 112,42, perkembangan APS 13-15 tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah murid usia sekolah 13-15 tahun. Untuk kelompok usia 16-18 tahun, Angka Partisipasi Sekolah APS tahun 2007 sebesar 91.04, tahun 2008 sebesar 93,00, tahun 2009 sebesar 94,34, tahun 2010 sebesar 98,42 dan tahun 2011 sebesar 100,80, dan tahun 2012 sebesar 120,38 perkembangan APS 16-18 tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah murid usia sekolah 16-18 tahun. Pada Tabel 2.24 dapat dilihat Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah tahun 2007-2012 ditingkat pendidikan dasar dan menengah di Kota Payakumbuh. Tabel 2.24 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah APSTahun 2007 s.d 2012 No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 SDMI 1.1. jumlah murid usia 7-12 tahun orang 14.789 14.993 14.978 15.312 16.343 16.911 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun orang 12.083 13.722 12.762 13.035 14.988 16.585 1.3. APS SDMI 122,39 109,26 117,36 117,46 109,04 101,96 2 SMPMTs 2.1. jumlah murid usia 13-15 tahun orang 7.341 6.950 6.652 8.916 8.325 8.352 2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun orang 7.009 5.314 7.061 6.563 7.273 7.429 2.3. APS SMPMTs 104,73 130,78 94,20 135,85 114,46 112,42 3 SMAMASMK 3.1. jumlah murid usia 16-18 tahun orang 7.230 7.441 7.608 7.999 8.255 9.142 3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun orang 7.942 8.001 8.065 8.128 8.190 7.594 3.3. APS SMAMASMK 91,04 93,00 94,34 98,42 100,80 120,38 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Berdasarkan kecamatan, Angka Partisipasi Sekolah APS tingkat SDMI kelompok usia 7 - 12 tahun di kecamatan Payakumbuh Utara pada tahun 2012 sebesar 107,41, kecamatan Payakumbuh Barat sebesar 134,13, kecamatan Payakumbuh Timur sebesar 87,20, kecamatan