KERANGKA PENDANAAN GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

m n o p q rs t u n u v uwxyzx{ |u{x} ~ € ~ ~  €  III - 18 sebesar 230,120 milyar rupiah yang terdiri dari pembayaran gaji PNS dan pembayaran tambahan penghasilan PNS. Pengeluaran tersebut menyedot 58,9 dari total belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD Kota Payakumbuh pada tahun 2011 seperti tergambar dalam Tabel 3.6. Yang berarti hanya 41,1 belanja daerah digunakan untuk pembangunan melalui kegiatan-kegiatan yang berada pada SKPD.

3.3.2. PENGHITUNGAN KERANGKA PENDANAAN

3.3.2.1. Proyeksi Pendapatan Daerah

Proyeksi pendapatan daerah menggunakan rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan kurun waktu 2007-2011, maka dapat dikalkulasikan proyeksi pendapatan daerah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2013-2017 No. Uraian Tahun Perumbuhan rata-rata 2013 2014 2015 2016 2017 1 PENDAPATAN DAERAH 521,445 578,542 642,408 717,388 806,075 11,51 1.1 Pendapatan Asli Daerah 51,418 69,603 81,403 95,683 113,039 22,00 1.1.1 Pajak Daerah 5,405 17,239 21,548 26,935 33,668 73,48 1.1.2 Retribusi Daerah 6,523 7,175 7,892 8,681 9,549 10,00 1.1.3 Hasil Peng. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9,250 11,925 15,373 19,818 25,549 28,92 1.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 30,240 33,264 36,590 40,249 44,273 10,00

1.2 Dana Perimbangan

415,692 439,302 472,254 508,422 548,235 7,17 1.2.1 Dana Bagi Hasil 11,625 5,355 5,598 5,852 6,118 10,08 1.2.2 Dana Alokasi Umum 369,116 391,964 416,226 441,990 469,349 6,19 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 34,951 41,983 50,430 60,580 72,768 20,12

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah

Yang Sah 54,335 69,637 88,751 113,283 144,801 27,77 1.3.1 Hibah - - - - - - 1.3.2 Dana Darurat - - - - - - 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 12,376 14,581 17,179 20,240 23,846 17,82 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 41,959 55,056 71,572 93,043 120,955 30,00 1.3.5 Bantuan Keu. dr Prop. Daerah Lainnya - - - - - - Sumber: DPPKA diolah Pendapatan Asli Daerah yang merupakan sumber dana yang dapat langsung dikelola oleh pemerintah daerah meningkat rata-rata setahun sebesar 22 pertahun dimana angka pertumbuhan terbesar pada pendapatan pajak daerah. Relatif tingginya perkiraan proyeksi penerimaan PAD ini adalah karena mulai tahun 2014 nanti objek PBB sudah menjadi sumber penerimaan PAD kota Payakumbuh. Khusus untuk dana DAK diprediksikan akan selalu terjadi peningkatan karena adanya keinginan untuk mencari sumber-sumber pembiayaan melalui peningkatan ‚ ƒ „ … † ‡ˆ ‰ Š ƒ Š ‹ ŠŒŽ ‘А’ “ ”• “ “ ” • – III - 19 jumlah perencanaan pembangunan dan master plan yang direncanakan untuk pembangunan infrastruktur di Kota Payakumbuh walaupun pada lima tahunan belakang jumlah dana alokasi khusus untuk Kota Payakumbuh mengalami ketidak pastian karena nilainya turun naik. Sementara terjadi peningkatan penerimaan pajak pada tahun 2014 disebabkan oleh adanya perpindahan pengelolaan perpajakan dari pemerintah ke pemerintah daerah yakni PBBP2.

3.3.2.2. Proyeksi Kebutuhan Belanja dan Pembiayaan

Proyeksi kebutuhan belanja dan pembiayaan Kota Payakumbuh pada tahun 2013 sampai tahun 2017 terlihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Proyeksi Belanja dan Pembiayaan Kota Payakumbuh Tahun 2013- 2017 Milyar Rp No Uraian Tahun Rata2 Pert 2013 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5 6 7 8

2. BELANJA DAERAH

554,566 615,756 684,622 762,205 849,695 11,26 2.1. Belanja Tidak Langsung 309,936 355,372 407,469 467,203 535,696 14,66 2.2. Belanja Langsung 244,630 260,384 277,153 295,002 313,999 6,44 3. PEMBIAYAAN 33,121 37,214 42,214 44,817 43,620 7,32 3.1. Penerimaan Pembiayaan 38,121 47,377 55,156 61,126 68,058 15,72 3.2. Pengeluaran Pembiayaan 5,000 10,163 12,942 16,309 24,438 51,62 Sumber : diolah Sementara dari sisi belanja daerah diprediksi terjadi peningkatan pengeluaran dari tahun ketahun sejalan dengan peningkatan pendapatan daerah. Diperkirakan pertumbuhan belanja daerah rata-rata pertahun sebesar 11,26 pertahun dimana pada tahun 2013 sebesar Rp. 554,5 Milyar menjadi Rp. 849,6 Milyar pada tahun 2017. Sementara pembiayaan diprediksi semakin lama semakin menurun dan SILPA juga terjadi penurunan dari tahun ketahun yang berarti konsistensi pelaksanaan kegiatan tertib dan tepat waktu. Untuk pengeluaran pembiayaan juga diperhitungkan penyertaan modal Pemerintah Daerah ke Bank Nagari dalam rangka mencukupi proporsi kepemilikan modal Pemerintah Daerah dimana ditargetkan penyertaan modal pemda ke Bank Nagari dalam jangka waktu lima tahun kedepan bertambah sebesar Rp. 66,6 Milyar Karena kemampuan keuangan daerah yang terbatas, kebijakan untuk pendanaan belanja pemerintah daerah dimasa datang tetap akan mempertimbangkan sumber-sumber alternatif secara selektif dan berhati-hati seperti dari pinjaman ke pemerintah pusat melalui Pusat Investasi Pemerintah PIP atau negara donor lainnya, membangun kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta Public Private Parnertship, menerbitkan obligasi daerah serta mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat.