BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITAN
2.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam Nagari Simpang Tonang
Nagari Simpang Tonang merupakan salah satu nagari yang terdapat di dalam wilayah administratif Kecamatan Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Propinsi
Sumatera Barat. Nagari ini mempunyai luas wilayah ± 252 Km
2
337.750 Ha atau sekitar 44.67 dari luas Kecamatan Duo Koto. Lahan tersebut terdiri dari:
perkampungan, lahan pertanian, perikanan, perladangan, hutan dan sungai.
Gambar 1. Peta Kecamatan Duo Koto Sumber: Dua Koto dalam Angka Tahun 2011
Nagari Simpang Tonang berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara di sebelah Utara. Batas tersebut terletak di atas Puncak
Gunung Kelabu. Di sebelah Selatan nagari ini berbatasan dengan Nagari Sinurut, Kabupaten Pasaman Barat atau di dalam tarombo
11
11
Tarombo merupakan suatu suatu buku yang berisi mengenai uraian seharah asal-usul terbentuknya Nagari Simpang Tonang.
batas ini dinamai dengan
Universitas Sumatera Utara
Panjinjauan Bateh Agom. Di sebelah Barat nagari ini berbatasan dengan Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat atau istilahnya dalam
tarombo ialah Baudo Karyong. Di Sebelah Timur nagari ini berbatasan dengan Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman atau istilahnya dalam tarombo adalah
Papahan Tonang. Batas-batas tersebut ada yang ditandai oleh alam berupa gunung dan ada juga yang ditandai oleh gapura-gapura.
Secara topografis, Nagari Simpang Tonang merupakan suatu daerah yang terdiri dari dataran dan perbukitan. Nagari ini terletak pada ketinggian 600 m dari
permukaan laut dengan suhu rata-rata 30 C. Nagari ini dikelilingi oleh rangkaian
Bukit Barisan yang memiliki hutan lebat dan sedikit belukar, diantaranya seperti: Bukit Gunung Tak Jadi di Simpang Dingin, Bukit Ledang dan Bukit Batu Besar di
Tonang Raya. Bukit-bukit tersebut ada yang terlihar gundul karena dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lahan perladangan. Gunung Kelabu sebagai
batas dengan Kabupaten Mandailing Natal Proinsi Sumatera Utara merupakan sebuah gunung non-berapi. Di samping itu juga terdapat beberapa sungai seperti:
Aek Simpang Duku, Aek Simpang Tonang, Batang Barilas, Batang Andilan, dan lain sebagainya yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi areal persawahan
dan sarana MCK. Bahkan beberapa sungai dijadikan sebagai lubuk larangan dimana ikannya hanya boleh diambil pada waktu-waktu tertentu seperti Hari Raya
Idul Fitri. Nagari Simpang Tonang memiliki tanah yang subur. Masyarakat
memanfaatkannya sebagai lahan pertanian dengan menanam beranekaragam tanaman produktif seperti: tanaman pangan padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah,
Universitas Sumatera Utara
kedele, dan lain-lain, tanaman perkebunan kelapa, karet, kopi, coklat, nilam, pinang, dan lain-lain, buah-buahan jeruk, pisang, dan lain-lain, dan sayur-
sayuran cabe, ketimun, terung, kacang panjang, bawang, dan lain-lain. Di samping menunjang pertanian, kondisi geografis ini juga menunjang peternakan
dimana masyarakat setempat memelihara hewan ternak seperti: kerbau, sapi, kambingdomba, ayam, itik, ikan, dan lain sebagainya.
Kanagarian Simpang Tonang terdiri dari 8 jorong, yaitu: Jorong Air Dingin, Jorong Kelabu, Jorong Tanjung Mas, Jorong Perdamaian, Jorong
Tonang Raya, Jorong Setia, Jorong Sepakat, dan Jorong Purnama. Setiap jorong tersebut dipimpin oleh seorang kepala jorong demi mempermudah anggota
masyarakat dalam mengurus segala sesuatu keperluan administrasi. Suatu jorong terdiri beberapa kampung kecil yang memiliki seorang penghulu dan natobang
nadipotabang di bagasan ampung tetua dan orang yang dituakan di dalam kampung atau dalam istilah lainnya dikenal juga dengan sebutan Ninik Mamak.
Jorong-jorong tersebut dihubungkan oleh satu jalan utama. Jalan ini digunakan sebagai sarana transportasi ke pusat kabupaten atau pusat propinsi.
Pasca dibukanya jalur jalan raya lintas Padang-Simpang Empat dan rencana pembangunan jalan lintas Pasaman-Hutapungkut Madina, hal ini tentu akan
membuat letak daerah ini cukup strategis karena daerah ini menjadi jalur alternatif Padang-Medan. Kondisi jalan yang memadai tersebut sangat menunjang
perekonomian masyarakat. Jalan tersebut digunakan juga oleh masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian ke pusat Kabupaten Pasaman, Lubuk Sikaping dan
sebaliknya membawa barang kebutuhan pokok sehari-hari ke desa-desa yang ada
Universitas Sumatera Utara
di Kanagarian Simpang Tonang. Jelaslah bahwasanya sarana jalan tersebut sangat vital fungsinya bagi masyarakat.
Jarak dari Nagari Simpang Tonang ke Ibukota Kecamatan yakni Andilan, sejauh ± 4 Km dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dengan menggunakan
kendaraan bermotor, sedangkan jarak ke Ibukota Kabupaten yakni Lubuk Sikaping sejauh ± 63 Km dapat ditempuh selama 2 jam menggunakan kendaraan
bermotor dan jarak ke Padang, Ibukota Propinsi Sumatera Barat sejauh ± 300 Km yang dapat ditempuh selama 5 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan
bermotor. Oleh karena itu, Nagari Simpang Tonang mudah dijangkau dengan prasarana transportasi darat. Angkutan umum yang tersedia sangatlah
beranekaragam; mobil minibus untuk angkutan pedesan dan bus berukuran sedang untuk angkutan antarkota antarkabupaten Selain itu masih ada trayek antar-
provinsi, yaitu bus menuju Kota Medan dan Kota Pekanbaru. Namun, tidak semua pelosok daerah dapat dijangkau oleh sarana angkutan tersebut, untuk itu tersedia
sarana transportasi ojek. Lancarnya sarana tranposrtasi ini juga menjadi faktor penunjang mobilitas penduduk di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara
ini. Untuk mencapai Nagari Simpang Tonang ada 2 alternatif jalur pilihan.
Pertama via Simpang Ampek Pasaman Barat dan yang kedua adalah via Panti Pasaman Timur. Kedua alternatif jalur ini bertemu di suatu persimpangan yang
bernama simpang Andilan. Untuk mencapai pusat pasar Simpang Tonang masih dibutuhkan waktu tempuh sekitar 10 menit. Ojek merupakan satu-satunya sarana
Universitas Sumatera Utara
angkutan umum yang tersedia. Setidaknya kita perlu merogoh kocek lebih kurang Rp.7.000 tergantung dari jarak yang akan ditempuh.
2.2. Menguak Kembali Sejarah Migrasi Etnis Mandailing ke Pasaman dan