Hubungan Sosial di Arena Lokal dan Pasar

adanya hubungan kekeluargaan melalui perkawinan. Bahkan tidak jarang ditemukan perkawinan campuran antara kedua etnis tersebut. Mereka saling bertegur-sapa ketika bertemu di jalan, mengobrol di teras rumah dan ketika berbelanja di lopo atau kedai. Di samping itu juga ada juga perkumpulan ibu-ibu majelis pengajian dan organisasi muda-mudi masjid. Sarana-sarana tersebut dinilai cukup fungsional dalam menjalin hubungan antar etnis yang ada. Hubungan saling tolong-menolong pun dilakukan tanpa membeda-bedakan etnis, baik dalam kehidupan sehari-hari, acara yang bersifat sukacita seperti pesta perkawinan maupun peristiwa duka atau meninggal dunia. Dengan hubungan yang sangat intensif tersebut menyebabkan terjadinya pertukaran bahasa antar- etnis. Seseorang yang pergaulannya luas biasanya akan menguasai kedua bahasa yang ada. Terkadang dalam suatu percakapan terjadi pergantian antara satu bahasa dengan bahasa yang lain sangat cepat. Namun hal serupa sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan etnis Minangkabau yang tampak sedikit lebih sulit dalam memahami bahasa Mandailing.

2.6.1. Hubungan Sosial di Arena Lokal dan Pasar

Indahnya harmonisasi hubungan antar etnis yang terjalin di arena lokal dapat dilihat dari eratnya interaksi yang ada. Demi menjalin harmonisasi tersebut maka dapat dilakukan dengan cara saling tolong-menolong antara sesama tanpa memandang etnis. Bahkan antara satu etnis dengan etnis yang lainnya berusaha untuk saling memahami bahasa yang beragam sehingga tidak terjadi benturan ketika berinteraksi. Masyarakat juga turut mengikuti apa yang sesuai dengan aturan adat setempat dan ikut mengambil bagian dalam setiap kegiatan yang ada Universitas Sumatera Utara supaya tidak dikucilkan. Sikap saling menghormati pun bukan hanya antar etnis saja melainkan karena adanya perbedaan usia dan status sosial seseorang. Walaupun adat-istiadat Minangkabau terlihat lebih mendominasi pada pranata dan nilai budaya, namun hal tersebut hanya dijadikan acuan agar bisa hidup berdampingan. Mereka tidak pernah mempersoalkan idendtitas etnis masing sehingga melahirkan karakter interaksi sosial yg unik. Penduduk Simpang Tonang biasanya melaksanakan jual beli di pasar. Pasar merupakan urat nadi penggerak kegiatan perekonomian masyarakat. Pasar yang masih bersifat tradisional tersebut menjadi arus distribusi barang dan jasa serta sarana ajang pertemuan antar-kerabat tetangga dengan lalu lintas berbagai informasi yang ada. Ketika hari pasar tiba maka para pedagang dan pembeli dari beberapa pelosok nagari dan daerah lain akan berdatangan ke pasar-pasar yang ada. Hari pasar atau yang lebih dikenal dengan istilah poken diadakan sekali seminggu. Hari pasaran di beberapa jorong yang ada di Simpang Tonang berbeda- beda. Di Pasar Simpang Tonang, Simpang Andilan dan Air Dingin hari pasarnya adalah hari Selasa, sementara di Simpang Duku hari pasarnya adalah hari Jumat. Di dalam arena pasar, para pedagang yang terdiri dari etnik Mandailing dan Minangkabau bercampur tanpa ada pembagian yang tegas. Pedagang kain dan makanan biasanya adalah etnis Minangkabau sedangkan etnis Mandailing menjual peralatan rumah tangga atau pecah belah. Suasana pasar juga diwarnai dengan keberagaman diaelek yang ada. Para pedagang dan pembeli saling berinteraksi dengan menggunakan bahasa Mandailing sebagai bahasa pengantar. Bahasa ini mereka gunakan apabila berinteraksi antar sesama individu yang merupakan Universitas Sumatera Utara anggota dari etnisnya. Namun bila berinteraksi dengan etnis lainnya biasanya mereka akan menggunakan bahasa Minang atau bahasa Indonesia. Selama ini belum pernah terjadi perselisihan akibat perbedaan bahasa.

2.6.2. Hubungan Sosial di Lembaga Pendidikan dan Instansi Pemerintahan

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Adat Dalam Pengelolaan Sistem Agroforestri Parak (Studi Kasus Di Kanagarian Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat)

9 104 77

Tinjauan hukum Islam terhadap peleksanaan walimah perkawinan adat Minangkabau di Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 6 88

Perkawinan satu marga dalam adat Mandailing di Desa Huta Pungkut perspektif hukum islam

9 305 132

SUMPAH POCONG DALAM SENGKETA TANAH WARIS ADAT MENURUT HUKUM ADAT MINANGKABAU DAN HUKUM ISLAM.

0 1 1

Sanksi Adat Dalam Perkawinan Sesuku Di Minangkabau dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Hukum Adat Minangkabau.

0 1 1

View of HUKUM ISLAM DAN PERJANJIAN ADAT (Dampak Pemahaman Masyarakat Sumatera Barat tentang Inses Terhadap Adat Perkawinan)

0 0 16

ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KOTA MEDAN

0 0 114

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITAN 2.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam Nagari Simpang Tonang - Pluralisme Adat Perkawinan di Tanah Perbatasan (Studi Etnografi Mengenai Penerapan Adat Minangkabau, Mandailing, dan Hukum Islam di Kanagarian Simpang Tona

1 2 39

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pluralisme Adat Perkawinan di Tanah Perbatasan (Studi Etnografi Mengenai Penerapan Adat Minangkabau, Mandailing, dan Hukum Islam di Kanagarian Simpang Tonang Kec. Duo Koto Kab. Pasaman Provinsi Sumatera Bara

1 1 41

Pluralisme Adat Perkawinan di Tanah Perbatasan (Studi Etnografi Mengenai Penerapan Adat Minangkabau, Mandailing, dan Hukum Islam di Kanagarian Simpang Tonang Kec. Duo Koto Kab. Pasaman Provinsi Sumatera Barat)

1 0 20