Jumlah Penduduk Mata Pencaharian Hidup Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi yakni kurangnya dana untuk membiayai sekolah karena mata pencaharian yang minim dan pengaruh gender dimana bagi sebagian dari mereka berpikir bahwa seorang wanita tidak perlu sekolah tinggi karena setelah lulus mereka tetap akan menjadi seorang ibu rumah tangga. Hal ini tentu mempengaruhi pengetahuan mereka.

2.3.3. Jumlah Penduduk Mata Pencaharian Hidup

Pada umumnya masyarakat Simpang Tonang bekerja di sektor pertanian unutk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini didukung oleh keadaan alamya yang subur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Hidup NO Keterangan Jumlah Orang 1 Karyawan a. Pegawai Negeri Sipil b. ABRI c. Polisi d. Swasta 145 3 4 15 2 Wiraswasta 3 Tani 5140 4 Pertukangan 36 5 Buruh Tani 943 6 Pensiunan 7 Nelayan 8 Pengangguran pekerja tidak tetap Sumber: Kantor Wali Nagari Simpang Tonang Di samping pertanianperkebunan, terdapat juga usaha-usaha rumah tangga lain seperti: usaha perabot rumah tangga, pembuatan kerupuk udang, jaring babi, gula bargot aren, apar besi, montirbengkel, berjualan. Ada juga yang beternak ayam dan ikan sebagai penghasilan tambahan. Ikan-ikan jenis Mas dan Universitas Sumatera Utara Nila itu dipelihara mereka di dalam sebuah kolam atau masyarakat setempat menyebutnya dengan tobat.

2.3.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Sebagai suatu sistem kepercayaan dan keyakinan, agama bagi masyarakat setempat memiliki peranan yang teramat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sistem nilai dan norma yang terdapat dalam ajaran agama ditempatkan dalam posisi teratas dalam menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh semua lapisan masyarakat. Masyarakat Simpang Tonang 100 beragama Islam, sehingga nilai-nilai Islami sangat besar pengaruhnya dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Termasuk mengenai masalah perkawinan, sehingga tidak pernah ditemukan kasus perkawinan campuran antara agama di daerah ini. Masyarakat Simpang Tonang mengistilahkannya dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, sebagaimana filsafat adat Minangkabau. Menurut Navis 1984, rumusan adat basandi syarak syarak bansandi kitabullah mengandung konsekwensi bahwasanya adat-istiadat dan Islam tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena saling mengisi. Hukum adat berdasarkan hukum Islam dan hukum Islam berdasarkan Al Qur’an. Dengan kata lain, segala aturan-aturan adat Minangkabau tidak boleh bertentangan dengan syariat-syariat Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW . Universitas Sumatera Utara Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Per Jorong Jorong Islam Protestan Katolik Hindu Budha Kalabu 2 294 Tanjung Mas 667 Tonang Raya 1 764 Setia 616 Purnama 2 319 Sepakat 24 685 Sumber: Kantor Departemen Agama Kabupaten Pasaman Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh masyarakat Simpang Tonang adalah pemeluk agama Islam. Segala aktifitas masyarakat selalu berpedoman pada kitab suci Al’quran dan hadis segala perbuatan dan tingkah laku nabi. Nilai-nilai Islami sudah terinternalisasi pada jiwa masyarakat Simpang Tonang. Sebagai wujud dari spirit keberagamaan mereka senantiasa meramaikan mesjid setempat untuk melaksanakan ibadah sholat lima waktu secara berjama’ah. Apabila hari Jum’at tiba maka kaum laki-laki di sini datang berbondong-bondong mengenakan baju koko atau batik lengkap dengan kain sarungnya dan pecinya untuk menunaikan ibadah sholat Jum’at. Suasana keagamaan sangat tersasa ketika bulan Ramadhan menjelang dan pada saat perayan hari-hari besar agama Islam seperti: Maulid Nabi, Isra’ Miraj dan hari-hari besar lainnya. Masyarakat akan mengadakan berbagai rangkaian acara di masjid setempat dengan memasak loming lemang sebagai penganan tradisionalnya. Kebetulan pada saat penulis berada di lapangan tengah diadakan acara peringatan Isra’ Miraj dan penyambutan bulan suci Ramadhan di Ampung Parik. Pada acara yang dihadiri oleh wali nagari Simpang Tonang tersebut, panitia yang tak lain adalah remaja mesjid mengadakan lelang amal dimana mereka yang tidak mampu menyumbangkan uang secara Universitas Sumatera Utara langsung dapat menyumbangkan barang-barang yang bernilai ekonomis. Ada satu lagi tradisi unik yang dimiliki masyarakat Simpang Tonang yakni ziarah massal untuk membersihkan pandam perkuburan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

2.4. Pola Pemukiman

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Adat Dalam Pengelolaan Sistem Agroforestri Parak (Studi Kasus Di Kanagarian Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat)

9 104 77

Tinjauan hukum Islam terhadap peleksanaan walimah perkawinan adat Minangkabau di Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 6 88

Perkawinan satu marga dalam adat Mandailing di Desa Huta Pungkut perspektif hukum islam

9 305 132

SUMPAH POCONG DALAM SENGKETA TANAH WARIS ADAT MENURUT HUKUM ADAT MINANGKABAU DAN HUKUM ISLAM.

0 1 1

Sanksi Adat Dalam Perkawinan Sesuku Di Minangkabau dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Hukum Adat Minangkabau.

0 1 1

View of HUKUM ISLAM DAN PERJANJIAN ADAT (Dampak Pemahaman Masyarakat Sumatera Barat tentang Inses Terhadap Adat Perkawinan)

0 0 16

ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KOTA MEDAN

0 0 114

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITAN 2.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam Nagari Simpang Tonang - Pluralisme Adat Perkawinan di Tanah Perbatasan (Studi Etnografi Mengenai Penerapan Adat Minangkabau, Mandailing, dan Hukum Islam di Kanagarian Simpang Tona

1 2 39

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pluralisme Adat Perkawinan di Tanah Perbatasan (Studi Etnografi Mengenai Penerapan Adat Minangkabau, Mandailing, dan Hukum Islam di Kanagarian Simpang Tonang Kec. Duo Koto Kab. Pasaman Provinsi Sumatera Bara

1 1 41

Pluralisme Adat Perkawinan di Tanah Perbatasan (Studi Etnografi Mengenai Penerapan Adat Minangkabau, Mandailing, dan Hukum Islam di Kanagarian Simpang Tonang Kec. Duo Koto Kab. Pasaman Provinsi Sumatera Barat)

1 0 20