Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Prekiraan perubahan jumlah uang yang beredar juga diharapkan akan mempengaruhi kegiatan ekonomi. Berbagai teori ekonomi makro menjelaskan adanya
hubungan antara jumlah uang dan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang. Hal yang dipandang sangat menentukan adalah bahwa perubahan dalam jumlah uang
yang beredar akan menyebabkan perubahan dalam money supplu dan money demand. Peningkatan money supply akan cenderung meningkatkan kegiatan ekonomi,
sedangkan peningkatan money demand akan mengurahi kegiatan ekonomi. Penggunaan perubahan tingkat bunga sebagai cara untuk memprediksikan
kondisi pasar juga dihadapkan pada kemungkinan bahwa dampaknya tidak synchronous. Tetapi pasar selalu bersikap antisipatif terhadap perubahan tersebut
Harianto, 1998: 482.
2.1.8.1.3. Kondisi Ekonomi dan Kondisi Pasar
Karena kondis pasar merefleksikan kondisi ekonomi, maka perubahan kondisi ekonomi tentunya juga akan tercermin pada kondisi pasar. Namun, akan lebih tepat
jika dikatakan bahwa kondisi pasar saat ini lebih mencerminkan harapan para pemodal terhadap kondisi ekonomi di masa yang akan datang. Ilustrasi diatas
menunjukkan bahwa pasar mungkin mengantisipasi perkembangan tingkat bunga sehingga analisis seri data secara synchronomus menunjukkan hasil yang tidak sesuai
harapan. Pasar juga biasanya memperhatikan kondisi cyclicality yang sering dijumpai
dalam perekonomian. Dalam suatu periode tertentu, kegiatan ekonomi terlihat mempunyai pola; dari kondisi yang buruk, membaik dan mencapau puncak, setelah
itu memburuk, mencapai kondi paling buruk, membaik lagi recovery, dan kembali ke puncak lagi. Demikian seterusnya. Siklus tersebut mungkin mempunyai periode
sekitar 5-7 tahun. Pengenalan pola cyclical dan pasar modal yang bersifat antisipatif akan
membantu dalam melakukan peramalan terhadap kondisi pasar. Harga saham akan turun pada saat kondisi ekonomi mengalami resesi. Meski demikian para analis atau
pemodal perlu memperkirakan kapan resesi tersebut akan berakhir, dan berbalik ke kondisi yang membaik, sehingga dapat memperkirakan kapan harga saham-saham
akan membaik. Dengan demikian tidak mengherankan kalau terdapat pola sebagai berikut – Kondisi perekonomian masi dikatakan resesi, tetapi harga saham mulai
meningkat. Hal tersebut sebenarnya hanya mencerminkan harapan para pemodal bahwa kondisi ekonomi akan segera membaik. Maka pemodal yang melakukan
perkiraan terhadap kondisi pasar dengan menggunakan faktor siklus perekonomian pelu memperhatikan Harianto, 1998: 484:
a. Apabila pemodal dapat memprediksikan kondisi perekonomian terburuk
bottoming out sebelum kondisi tersebut terjadi, membaiknya kondisi pasar dapat diperkirakan akan terjadi sebelum kondisi terburuk tersebut tercapai.
b. Pada saat kondisi perekonomian membaik recover, harga saham mungkin sudah
stabil atau bahwak sedikit menurun. Dengan demikian pertanyaannya adalah, sebrapa lama kondisi perekonomian yang baik tersebut akan bertahan sebelum
mengalami penurunan. Sebelum kondisi perekonomian mengalamai penurunan, harga saham mungkin sudah turun.
Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
2.1.8.1.4. Penggunaan Model-model Valuasi untuk Memperkirakan Kondisi Pasar