Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
atau meningkat 88,8 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp17,3 triliun. Sementara itu, posisi kepemilikan saham oleh investor asing meningkat dari
Rp522,3 triliun pada akhir tahun 2006 menjadi Rp790,8 triliun pada akhir tahun 2007. Selain didorong oleh membaiknya indikator makroekonomi dan kinerja emiten,
aksi beli investor asing juga didorong oleh ekses likuiditas global yang mencari outlet penempatan investasi di negara emerging market. Langkah investor asing ini diikuti
oleh investor domestik sehingga mendorong peningkatan IHSG lebih lanjut.
4.1.5. Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate
Suku bunga SBI mengacu kepada BI Rate yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Pada tahun 2005, mekanisme penjulan SBI dilakukan secara periodik yaitu
selama 3 bulan, dan pada tahun berikutnya dilakukan penjualan dengan mekanisme normal. Hal tersebut dilaksanakan oleh Bank Indonesia sebagai upaya mencari teknik
pengendalian moneter yang sesuai untuk menghadapi kondisi inflasi dan investasi yang terjadi pada masa tersebut. Secara ringkas, perkembangan kondisi suku bungan
SBI disampaiakn sebagai berikut Dikutip dari Laporan Perekonomian Indonesia – Bank Indonesia, tahun 2004 s.d 2007:
4.1.5.1. Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate 2004
Suku bunga SBI triwulan pertama tahun 2004 mengalami penurunan hal tersebut dilakukan Bank Indonesia dengan mempertimbangkan prospek
perekonomian 2004 yang kondusif, Bank Indonesia tetap melanjutkan kebijakan moneter yang longgar cautious easing. Suku bunga instrumen moneter1 mengalami
penurunan secara bertahap di tengah upaya Bank Indonesia untuk tetap mengoptimalkan penyerapan ekses likuiditas.
Kebijakan moneter yang akomodatif pada lima bulan pertama 2004 ditandai dengan kecenderungan penurunan suku bunga instrumen sebagaimana terjadi pada
tahun lalu. Dari 13 kali lelang SBI 1 bulan pada episode tersebut, suku bunga menurun 99 bps dari posisi akhir 2003 dan sempat mencapai tingkat terendah di
7,32. Sementara itu, dari lima kali lelang SBI 3 bulan pada periode yang sama, suku bunga menurun 110 bps dari posisi akhir tahun lalu menjadi 7,24.
Tabel 4.6 Data Suku Bunga SBI Persen Periode Tahun 2004 s.d 2007
Bulan Suku Bunga
SBI Tahun 2004
Suku Bunga SBI Tahun
2005 Suku Bunga
SBI Tahun 2006
Suku Bunga SBI Tahun
2007 Jan
8.05 7.42
12.75 9.55
Feb 7.64
7.43 12.74
9.25
Mar 7.42
7.44 12.73
9.00
Apr
7.34 7.62
12.74 9.00
Mei
7.32 7.88
12.55 8.80
Jun 7.34
8.10 12.50
8.56
Jul 7.37
8.48 12.31
8.31
Ags
7.37 8.84
11.85 8.25
Sept 7.39
10.00 11.25
8.25
Okt 7.41
11.00 10.92
8.25
Nov 7.42
12.25 10.35
8.25
Des
7.43 12.75
9.88
Sumber: SKEI - Bank Indonesia
www.bi.go.id
, bentuk tabel telah diperbaharui oleh peneliti.
Pada periode akhir tahun 2004, Bank Indonesia mengeluarkan tiga kebijakan baru yaitu normalisasi realignment suku bunga Boks: Penyehatan Struktur Suku
Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Bunga, penjarangan lelang dan pelonggaran ketentuan SBI repo. Kebijakan normalisasi suku bunga terutama terkait dengan upaya Bank Indonesia dalam
mengelola permintaan agregat. Kebijakan tersebut diharapkan dapat menata kembali struktur suku bunga ke arah yang lebih sehat. Kebijakan dilakukan dengan mengubah
acuan suku bunga penjaminan simpanan pihak ketiga dari yang semula menggunakan suku bunga Jakarta Interbank Offered Rate JIBOR menjadi suku bunga SBI 3
bulan.
Sumber: Pengolahan Tabel 4.6. Kedalam Bentuk Grafik dengan Bantuan Ms. Office Excel 2007.
Gambar 4.4: Grafik Pergerakan Suku Bunga SBI Tahun 2004 s.d 2007
Kebijakan Penjarangan Lelang dan Pelonggaran Ketentuan SBI Repo merupakan bagian dari upaya Bank Indonesia untuk menyempurnakan strategi
operasi pasar terbuka OPT. Kebijakan penjarangan lelang diarahkan untuk menjaga agar suku bunga SBI 1 bulan tidak terlalu cepat berubah dan utuk mengembangkan
PUAB. Perubahan ini tidak mengejutkan pengelolaan likuiditas perbankan mengingat pascalibur panjang Lebaran 2003 frekuensi lelang SBI hanya menjadi tiga kali dalam
sebulan. Selanjutnya untuk mendukung kebijakan tersebut, ketentuan SBI repo dilonggarkan baik dari sisi jumlah maupun suku bunganya. Kebijakan tersebut
diharapkan dapat mengurangi potensi tekanan pada pengelolaan likuiditas perbankan pascapengurangan frekuensi lelang dan pada gilirannya meminimalkan potensi
ketidakstabilan di PUAB. Kebijakan moneter yang mengarah ketat ditandai oleh kecenderungan naiknya
suku bunga SBI 1 bulan secara perlahan. Dalam 14 kali lelang SBI 1 bulan pada episode tersebut, suku bunga meningkat tipis sebesar 11 bps dari posisi akhir Mei
2004, sehingga pada akhir tahun tercatat sebesar 7,43. Sementara itu, dalam tujuh kali lelang SBI 3 bulan pada periode yang sama, suku bunga relatif stabil dengan
peningkatan yang sangat minimal 5 bps dari posisi akhir Mei 2004, sehingga tercatat sebesar 7,29 pada akhir tahun.
4.1.5.2. Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate 2005