penelitian dijelaskan secara ringkas berikut ini Dikutip dari Laporan Perekonomian Indonesia – Bank Indonesia, tahun 2004 s.d 2007:
4.1.4.1. Perkembangan Investasi dan Pasar Modal 2004
Kegiatan pembiayaan melalui pasar modal pada periode laporan masih aktif dilakukan. Hal ini tercermin dari masih tingginya jumlah emiten yang melakukan
pencarian dana melalui pasar saham serta pasar obligasi. Meskipun nilai emisi yang diterbitkan tidak sebesar pada 2003, jumlah emiten mengalami peningkatan.
Perkembangan positif lainnya adalah tujuan emisi yang lebih ditujukan untuk pengembangan usaha emiten dan tidak hanya untuk restrukturisasi hutang.
Tabel 4.3 Penanaman Modal Dalam Negeri yang Disetujui Pemerintah Miliar Rp Periode Tahun 2004 s.d 2007
Bulan PMDN
2004 PMDN
2005 PMDN
2006 PMDN
2007 Jan
1,637.2 1,887.6
359.8 61,556.6
Feb 1,526.1
4,828.5 7,808.8
6,514.5
Mar 2,843.4
2,367.8 7,919.3
9,080.4
Apr 8,171.5
4,511.8 17,413.9
25,792.7
Mei 981.4
7,300.7 23,318.4
7,882.8
Jun 2,081.7
3,639.7 10,168.6
4,536.8
Jul 5,141.0
7,003.8 19,924.3
15,142.6
Ags 2,921.4
1,771.5 9,814.6
15,538.1
Sep 2,603.3
4,949.2 11,201.1
25,415.6
Okt 998.3
6,338.0 35,743.8
4,100.4
Nov 4,464.3
1,133.2 13,855.7
7,000.9
Des 3,378.0
4,845.6 5,218.4
6,314.9
Sumber: SKEI - Bank Indonesia
www.bi.go.id
, bentuk tabel telah diperbaharui oleh peneliti.
Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Tabel 4.4: Penanaman Modal Asing yang Disetujui Pemerintah Juta USD Periode Tahun 2004 s.d 2007
Bulan PMA
2004 PMA
2005 PMA
2006 PMA
2007 Jan
259.8 872.1
463.2 1,170.1
Feb 566.2
2,375.7 808.8
3,042.1
Mar 737.0
1,034.5 1,097.9
9,922.7
Apr 1,007.3
654.2 774.6
7,029.1
Mei 208.6
536.3 515.1
832.1
Jun 630.2
454.7 2,318.5
1,997.6
Jul 250.1
708.7 1,516.9
6,030.9
Ags 433.4
645.3 1,198.0
1,315.4
Sep 4,131.2
3,381.2 1,871.2
1,699.7
Okt 854.7
533.2 2,702.2
3,711.3
Nov 504.3
496.7 622.9
843.6
Des 694.5
1,886.7 1,734.6
2,550.6
Sumber: SKEI - Bank Indonesia
www.bi.go.id
, bentuk tabel telah diperbaharui oleh peneliti.
Melanjutkan perkembangan tahun sebelumnya, pasar saham pada 2004 masih dalam kecenderungan bullish sehingga pada akhir periode laporan indeks menembus
level 1000. Pertumbuhan tersebut dapat dicapai meskipun pada paruh pertama 2004 indeks sempat tertekan akibat sentimen negatif dari penurunan indeks di beberapa
bursa internasional dan regional sebagai reaksi dari mulai naiknya suku bunga Fed Fund. Perkembangan pasar saham domestik tidak terlepas dari terus membaiknya
faktor fundamental, baik dalam konteks makro maupun mikro, serta berlanjutnya optimisme pasar akan kinerja pemerintahan baru.
Perbaikan fundamental mikro dalam hal ini adalah kinerja emiten yang menunjukkan peningkatan laba. Selain itu, bertambahnya minat beli investor asing
sebagai penggerak investor domestik juga turut berpengaruh positif terhadap indeks. Dari sisi eksternal, kecenderungan melemahnya dolar secara global yang dipicu oleh
isu berlanjutnya defisit ganda di AS telah mendorong aliran modal internasional memasuki aset finansial nondolar termasuk rupiah. Dari sisi internal, persepsi situasi
sosial politik pasca pemilu yang semakin membaik dan tingginya imbal hasil aset finansial rupiah telah menjadi daya tarik bagi investor internasional.
Maraknya pasar sekunder saham menjadi salah satu faktor pendorong masih tingginya upaya penggalangan dana di pasar saham. Meskipun dari sisi nilai initial
public offering IPO dan right issue saham selama 2004 lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp6,3 triliun dibanding Rp9,9 triliun, jumlah emiten
bertambah dari dari 21 menjadi 26 emiten. Perkembangan tersebut menjadi indikasi positif peningkatan akses pelaku usaha pada pembiayaan melalui pasar modal.
Pada pasar SUN, pada 2004 telah dilakukan 8 kali lelang yang meraup nilai sebesar Rp32,3 triliun di pasar domestik dan 1 miliar dari obligasi internasional.
Lelang yang terakhir dilakukan adalah reopening FR0025 yang meraup dana senilai Rp1,8 triliun. Lelang tersebut dilakukan seiring dengan penerbitan dua seri baru
FR0025 dan FR0026 serta reopening FR0023. Dalam perkembangan lelang, terdapat satu kali lelang yang dinyatakan tanpa pemenang dan sekali dilakukan
penundaan. Hal ini terutama bersumber dari tingginya yield yang diminta peserta lelang seiring memburuknya kondisi eksternal pada waktu itu. Perkembangan positif
juga terjadi di pasar sekunder SUN yang antara lain ditandai dengan meningkatnya minat investor asing, seperti tercermin dari relatif tingginya net beli asing, serta
bertambahnya portofolio SUN yang diperdagangkan oleh perbankan. IPO obligasi mencapai Rp17,4 triliun dari 32 perusahaan. Sementara di pasar
obligasi korporasi korporasi, frekuensi perdagangan meningkat sekitar 50 menjadi
Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
4.149 transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp14,2 triliun. Maraknya perdagangan obligasi swasta diindikasikan sebagai dampak rendahnya suku bunga
simpanan. Selain itu, bertambahnya pasokan obligasi baru juga memberikan insentif bagi investor dalam pilihan portofolionya.
Tabel 4.5 Total Investasi PMDN + PMA yang Disetujui Pemerintah Miliar Rp Periode Tahun 2004 s.d 2007
Bulan Investasi
Total 2004 Investasi
Total 2005 Investasi
Total 2006 Investasi
Total 2007 Jan
3,830.2 9,880.4
4,711.6 72,192.8
Feb
6,308.8 26,827.5
15,274.0 34,380.1
Mar
9,172.0 12,174.9
17,882.7 99,555.6
Apr 16,895.7
10,772.5 24,211.0
89,638.0
Mei
2,902.6 12,392.9
28,067.6 15,228.6
Jun
8,015.0 8,056.2
31,730.7 22,623.1
Jul 7,433.9
13,962.5 33,682.6
70,542.4
Ags
6,964.2 8,379.4
20,716.4 27,916.0
Sep
40,486.4 39,809.4
28,481.6 40,945.8
Okt 8,767.5
11,718.0 60,360.8
37,884.4
Nov
9,012.1 6,117.6
19,564.6 14,910.5
Des
9,829.9 23,391.9
20,864.5 30,339.0
Sumber: SKEI - Bank Indonesia
www.bi.go.id
, bentuk tabel telah diperbaharui oleh peneliti.
4.1.4.2. Perkembangan Investasi dan Pasar Modal 2005