Analisis Industri Analisis Fundamental Harga Saham

Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.

2.1.8.1.4. Penggunaan Model-model Valuasi untuk Memperkirakan Kondisi Pasar

Berdasarkan model-model valuasi yang telah dijelaskan di atas, salah satu pendekatan berikut ini dipergunakan Harianto, 1998: 486: 1. Menggunakan rumus constant growth model, yaitu P = D 1 r-g 2. Menggunakan model PER, yaitu PER = 1-b r-g Dengan demikian, apabila kita ingin memperkirakan kondisi pasar, kita perlu melakukan judgement terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan variabel- variabel tersebut. Karena perkiraan akan dilakukan terhadap kondis pasar, penggunaan model PER akan lebih mudah di terapkan dan diimplementasikan.

2.1.8.2. Analisis Industri

Sebelum melakukan analisis industri atau sektor tertentu, kita perlu melihat perkembangan atau kinerja industri sektor tersebut sehingga dapat memberikan gambaran arah perkembangan industri sektor tersebut. Seharusnya pengamatan perlu dilakukan untuk periode yang cukup panjang sehingga barangkali dapat dideteksi pola perkembangannya atau bagaimana pengaruh kondisi perekonomian. Sebagai misal, suatu industri mungkin mengalami perkembangan yang cukup tinggi pada dua dasawarsa yang lalu, tetapi sekarang mungkin menunjukkan kondisi yang relatif stabil. Industri yang lain mungkin sangat erat perkembangannya dibandingkan dengan siklus perekonomian, sedangkan lainnya lagi mungkin tidak Harianto, 1998: 490. Tabel 2.1 Perubahan Indeks Sektoral dan Pasar di BEJ Juli – September 1997 Sektor Indeks pada akhir Juli Indeks pada akhir Sept. Perubahan

1. Pertanian

2. Pertambangan

3. Industri Dasar

4. Aneka Industri

5. Industri Barang Konsumsi

6. Properti

7. Infrastruktur

8. Keuangan

9. Perdagangan dan Jasa

469,9 139,8 112,8 142,8 117,8 175,0 128,4 202,3 160,0 547,6 163,7 82,8 111,1 98,9 103,8 117,2 115,0 116,2 16,54 19,66 -27,48 -22,20 -16,04 -40,69 -8,72 -43,15 -27,38 LQ 45 pasar 144,6 113,1 -21,78 Sumber : JSX Monthly Statistic, berbagai penerbitan, dalam Harianto, F. dkk., 1998, “Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia”, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, hal. 492. Suatu industri yang mempunyai kepekaan lebih tinggi dari pasar mengindikasikan bahwa industri tersebut mempunyai risiko pasar yang tinggi artinya lebih tinggi dari rata-rata. Meskipun demikian, risiko tersebut akan bergerak dalam dua arah, yaitu menjadi lebih buruk dari pasar, atau sebaliknya.

2.1.8.2.1. Menganalisis Industri

Industri dianalisis lewat penelaahan berbagai data yang menyangkut penjualan, laba, deviden, struktur modal, jenis produk yang dihasilkan, regulasi, inovasi dan sebagainya. Untuk melakukan analisis industri, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi tahap kehidupan produknya. Tahap ini bermaksud untuk mengenali apakah industri tempat perusahaan beroperasi merupakan industri yang masih akan berkembang cepat, sudah stabil, ataukah sudah menurun. Langkah berikutnya adalah menganalisis industri dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian. Langkah ketiga adalah analisis kualitatif terhadap industri