Perkembangan Investasi dan Pasar Modal 2007

Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010. menariknya Price Earning Ratio PER Indonesia dibanding negara-negara emerging market lainnya. Pada 2006, investor asing memegang peranan penting dalam transaksi di BEJ. Posisi net beli asing mencapai Rp17,3 triliun dalam perdagangan saham. Ekses likuiditas global mendorong investor asing untuk mencari outlet penempatan investasi di negara emerging market. Kecenderungan ini didukung prediksi berbagai analis pasar bahwa emerging market berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju. Langkah investor asing ini kemudian diikuti oleh investor domestik sehingga memicu peningkatan IHSG lebih lanjut.

4.1.4.4. Perkembangan Investasi dan Pasar Modal 2007

Kinerja pasar modal meningkat secara signifikan selama tahun 2007. IHSG pada akhir tahun 2007 mencapai 2.745,8 poin atau menguat 940,3 poin 52,1 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prestasi itu kembali menempatkan Bursa Efek Indonesia BEI - Penggabungan Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES yang secara resmi beroperasi sejak tanggal 1 November 2007 Sebagai bursa saham berkinerja terbaik ketiga di kawasan Asia Pasifik setelah bursa Shenzhen 164 dan Shanghai 98,4. Secara sektoral, sumbangan terbesar peningkatan IHSG tersebut disumbang oleh sektor pertambangan, pertanian, dan properti. Total nilai transaksi saham juga meningkat signifikan dari Rp445,7 triliun menjadi Rp1.050,1 triliun 135,6. Penguatan indeks dan maraknya transaksi tersebut mendorong peningkatan nilai kapitalisasi pasar sebesar 59,2 menjadi Rp1.988,3 triliun, sehingga share pasar modal terhadap PDB meningkat dari 37,4 menjadi 57,0 pada akhir tahun 2007. Peningkatan kinerja pasar modal tersebut didukung oleh faktor domestik dan faktor eksternal yang membaik. Faktor domestik yang mendorong peningkatan indeks pasar modal adalah penurunan BI Rate sebesar 175 bps sepanjang tahun 2007 dan semakin membaiknya berbagai indikator makroekonomi, seperti inflasi yang terkendali dan cenderung menurun, cadangan devisa yang cukup kuat dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Di sisi mikro, kinerja emiten juga membaik yang ditunjukkan oleh peningkatan keuntungan yang cukup besar terutama pada triwulan III–2007. Ekspektasi peningkatan keuntungan terus berlanjut, khususnya untuk emiten tambang dan pertanian, sehubungan dengan meningkatnya harga komoditas tersebut di pasar internasional. Membaiknya faktor makro dan mikro tersebut berhasil meningkatkan optimisme para pelaku pasar sehingga likuiditas pasar modal meningkat dari Rp1,8 triliun menjadi Rp4,3 triliun per hari. Dari sisi eksternal, peningkatan kinerja pasar modal Indonesia dipengaruhi oleh sentimen positif di bursa saham internasional dan regional yang membaik. Penguatan indeks di bursa Amerika dan China yang turut mendorong peningkatan indeks regional seperti Hangseng dan Strait Times mampu memberikan angin segar kepada para pelaku pasar saham di Bursa Efek Indonesia sehingga IHSG kembali menguat dan mencapai level tertingginya. Penguatan indeks juga didorong oleh Price Earning Ratio PER Indonesia yang masih menarik dibandingkan dengan beberapa negara emerging market di Asia. Selama tahun 2007, transaksi di pasar modal masih diwarnai oleh aksi beli investor asing. Posisi net beli investor asing di pasar saham mencapai Rp32,6 triliun Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010. atau meningkat 88,8 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp17,3 triliun. Sementara itu, posisi kepemilikan saham oleh investor asing meningkat dari Rp522,3 triliun pada akhir tahun 2006 menjadi Rp790,8 triliun pada akhir tahun 2007. Selain didorong oleh membaiknya indikator makroekonomi dan kinerja emiten, aksi beli investor asing juga didorong oleh ekses likuiditas global yang mencari outlet penempatan investasi di negara emerging market. Langkah investor asing ini diikuti oleh investor domestik sehingga mendorong peningkatan IHSG lebih lanjut.

4.1.5. Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate