Perkembangan Inflasi 2006 Perkembangan Inflasi 2007

Berbagai perkembangan ekonomi baik eksternal maupun internal antara lain harga minyak dunia, kenaikan harga BBM, serta gangguan pasokan dan distribusi barang volatile food meningkat tinggi. Sementara itu, perkembangan lain yang juga menimbulkan tekanan inflasi lebih besar antara lain depresiasi nilai tukar rupiah, meningkatnya ekspektasi inflasi, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Sumber: Pengolahan Tabel 4.1. Kedalam Bentuk Grafik dengan Bantuan Ms. Office Excel 2007. Gambar 4.1: Grafik Pergerakan Inflasi Indonesia Tahun 2004 s.d 2007

4.1.2.3. Perkembangan Inflasi 2006

Kebijakan moneter yang secara konsisten diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi, kebijakan fiskal yang dijalankan secara hati-hati, serta dukungan langkah- langkah untuk meredam dampak lanjutan kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005, berperan penting dalam menurunkan inflasi secara signifikan selama tahun 2006. Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010. Menurunnya tekanan inflasi juga didukung nilai tukar rupiah yang terjaga stabil sepanjang tahun 2006. Selain itu, kebijakan administered prices yang minimal dan daya beli masyarakat yang melemah juga mempengaruhi penurunan tekanan inflasi. Penundaan kenaikan TDL dengan mempertimbangkan kondisi daya beli masyarakat yang lemah, memberikan dampak menurunnya tekanan inflasi sekitar 0,9. Realisasi laju inflasi inti core inflation inflation yang lebih rendah disebabkan apresiasi nilai tukar pada 2006 sehingga memberikan sumbangan penurunan inflasi 1,5. Dalam realisasinya nilai tukar menguat hingga rata-rata selama 2006 mencapai Rp9.166 per dolar. Sementara itu, harga beberapa komoditas bahan makanan volatile foods foods meningkat. Tingginya inflasi volatile foods terutama didorong oleh kenaikan harga beras. Dalam perkembangannya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras secara berlebiha, terutama musim kemarau berkepanjangan.

4.1.2.4. Perkembangan Inflasi 2007

Inflasi Indeks Harga Konsumen IHK tahun 2007 tercatat sebesar 6,59, atau berada dalam kisaran sasaran inflasi IHK tahun 2007 yang ditetapkan Pemerintah, yaitu sebesar 6,0±1,0. Tingkat inflasi IHK yang relatif stabil tidak terlepas dari perkembangan nilai tukar yang terjaga stabil, ketersediaan pasokan bahan makanan yang cukup, serta kenaikan harga-harga barang yang dikendalikan Pemerintah administered price yang minimal. Dalam realisasinya, faktor-faktor yang memengaruhi inflasi, baik fundamental maupun nonfundamental, ternyata relatif sama dengan prakiraan semula, sehingga inflasi IHK tahun 2007 berada pada kisaran sasaran yang ditetapkan pemerintah. Realisasi inflasi inti –yang menggambarkan perkembangan faktor fundamental– tercatat sebesar 6,29. Hal tersebut disebabkan oleh masih memadainya respon sisi penawaran agregat terhadap peningkatan permintaan agregat serta ekspektasi inflasi yang relatif stabil. Pada faktor eksternal, realisasi harga minyak dunia meningkat tajam menjadi 72,3 per barel, sehingga memberi tekanan pada imported inflation. Meskipun demikian, realisasi nilai tukar rupiah yang relatif stabil membantu mengurangi tekanan imported inflation terhadap inflasi domestik.

4.1.3. Perkembangan Kurs