menyerahkan surat saham kolektif terlebih dahulu, sebelum perintah jual bisa dilaksanakan.
2.1.7. Indeks Harga Saham
Nilai investasi pada suatu surat berharga dipengaruhi oleh harapan pemodal tentang kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Harga saham sebuah
perusahaan akan meningkat jika pemodal memperkirakan arus kas yang akan diperoleh dari perusahaan tersebut meningkat. Sebaliknya, jika pemodal
memperkirakan arus kas yang akan diterima di masa yang akan datang menurun, harga saham perusahaan tersebut akan turun. Arus kas yang akan diperoleh oleh
pemodal dalam bentuk deviden atau bunga dipengaruhi oleh kemampuan manajemen perusahaan untuk beroperasi secara menguntungkan di tengah-tengah lingkungan
usaha yang semakin kompetitif. Oleh karenanya, persepsi pemodal tentang pengaruh lingkungan usaha perusahaan terhadap profitabilitas akan sangat mempengaruhi nilai
investasi pada suatu surat berharga Harianto, 1998: 137. Untuk mengamati perkembangan harga saham dapat dilakukan dengan
menggunakan Indeks Harga Saham. Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham Fakhruddin, 2001: 201. Indeks
harga saham membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah harga suatu saham mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan suatu waktu
tertentu. Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki 5 lima fungsi:
1. Sebagai indikator trend pasar.
Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010.
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
3. Sebagai tolak ukur Benchmark kinerja suatu portofolio.
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.
Penentuan indeks harga saham dibedakan menjadi dua bagian yaitu, indeks harga saham individu Indeks Individual dan indeks harga saham gabungan IHSG.
Indeks Individual merupakan indeks dari masing-masing saham terhadap harga dasarnya Darmadji, 2001: 95. Indeks ini hanya dapat mengukur harga dari suatu
saham perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan kenaikan atau penurunan. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menunjukkan pergerakan harga
saham secara umum yang tercatat di bursa efek Anoraga, 2001: 101. Indeks ini melibatkan seluruh harga saham yang terdaftar di lantai bursa dan paling banyak
digunakan sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG dapat digunakan untuk menilai suatu pasar secara umum apakah harga saham mengalami
kenaikan atau penurunan. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami
kenaikan harga jika indeks harga saham mengalami kenaikan. Sebaliknya jika IHSG mengalami penurunan maka kecendrungan harga saham juga akan mengalami
penurunan. Hal ini menggambarkan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubaha-perubahan nilai pasar
Jogiyanto, 2000: 203. Selain indeks harga saham individu dan gabungan ada 2 dua jenis indeks
harga saham yang digunakan dalam kegiatan di bursa efek indonesia yaitu Indeks
Harga Saham Sektoral dan Indeks LQ 45. Indeks harga saham sektoral menggunak semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor ekonomi. Indeks LQ 45
saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan sekali. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan
selalu berubah Fakhrudin, 2001: 203.
2.1.8. Analisis Fundamental Harga Saham