Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate 2006

cukup tingginya ekspektasi inflasi dan ketidakpastian di tengah berlanjutnya pemburukan kondisi stabilitas makroekonomi mendorong Bank Indonesia untuk kembali menaikkan BI Rate. Pada fase ini BI Rate mengalami 3 kali kenaikan dengan kumulatif 275 bps sehingga pada akhir tahun ditutup sebesar 12,75. Selain dengan menaikkan BI Rate, Bank Indonesia juga semakin berkomitmen pada upaya menjaga level dan stabilitas suku bunga jangka pendek PUAB ON melalui pengoptimalan pelaksanaan lelang SBI rata-rata penyerapan likuiditas SBI 1 bulan mencapai 99,0 dari total likuiditas yang ditawarkan perbankan, menyediakan batas bawah floor otomatis melalui aktivasi instrumen FASBI ON dan batas atas ceiling secara diskresi melalui instrumen fine tune, serta menyempurnakan berbagai instrumen moneter agar selaras dengan BI Rate.

4.1.5.3. Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate 2006

Secara umum tingkat suku bunga SBI tahun 2006 bergerak menurun. Hal ini disebabkan adanya kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan upaya menerapkan kebijakan penurunan suku bunga secara terukur dan berhati-hati sejak Mei 2006 dengan tujuan mengimbangi laju inflasi yang dipicu karena keniakn harga BBM terjadi pada akhir tahun 2005. Strategi kebijakan tersebut diterjemahkan dalam operasional kebijakan moneter melalui kegiatan penyesuaian likuiditas liquidity adjustment dalam bentuk pelaksanaan operasi pasar terbuka OPT dan instrumen pendukung lainnya. Melemahnya kegiatan ekonomi terutama pada paro pertama 2006 dan belum membaiknya persepsi terhadap iklim investasi berakibat pada rendahnya daya serap Leo Ibrahim Sihombing : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk di Bursa Efek Indonesia, 2010. sektor riil terhadap kredit sehingga ekses likuiditas perbankan terus meningkat. Pada tahun 2006 Bank Indonesia menempuh kebijakan moneter yang cenderung ketat tight biased dengan mempertahankan BI Rate pada level 12,75 yang selanjutnya sejak Mei 2006 menurunkannya secara terukur dan hati-hati cautious easing. Penurunan BI Rate dapat ditransmisikan secara efektif di pasar finansial dan telah menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi di sektor riil. Pada bulan Februari 2006, Bank Indonesia melakukan perubahan metode lelang SBI 1 bulan dari variable-rate tender VRT menjadi fixed-rate tender FRT dan penjarangan pelaksanaan lelang SBI 3 bulan dari satu bulan sekali menjadi tiga bulan sekali. Penjarangan lelang SBI 3 bulan merupakan upaya untuk lebih menyelaraskan dengan kebutuhan pembayaran kupon Surat Utang Negara SUN seri variabel yang mengacu kepada suku bunga SBI 3 bulan. Pada Februari 2006, instrumen SBI Repo dibuka kembali setelah sempat nonaktif selama hampir enam bulan sejak akhir Agustus 2005. Kemudian pada Mei 2006, Bank Indonesia menonaktifkan penyediaan FASBI 7 hari untuk menyederhanakan pelaksanaan transaksi FASBI.

4.1.5.4. Perkembangan Suku Bunga SBI dan BI Rate 2007