Kemampuan Motorik Halus anak usia 3-6 Tahun

21 2. Perintah kepada ibupengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan- lahan ke posisi duduk”. e. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.

f. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.

g. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. h. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban. Dan setelah melakukan pemeriksaan petugas memulai penilaian hasil yang diperoleh telah melakukan pemeriksaan dengan menggunakan interpretasi hasil KPSP sebagai berikut: 1. Hitung jawaban Ya bila dijawab bisa atau sering atau kadang- kadang. 2. Hitung jawabab Tidak bila jawaban belum pernah atau tidak pernah. 3. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan S. 4. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan M. 5. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan P. 6. Rincilah jawaban TIDAK pada nomor berapa saja. 22 2.3 Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini PAUD 2.3.1 Pengertian PAUD Secara yuridis, yaitu berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapam dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Suyadi, 2013. Sedangkan secara institusional, PAUD juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan, baik koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan emosi, kecerdasan jamak maupun kecerdasan spiritual. Oleh karena itu penyelenggaraan PAUD disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini itu sendiri Suyadi, 2013.

2.3.2 Ruang Lingkup Lembaga PAUD

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan bahwa ruang lingkup lembaga-lembaga PAUD terbagi ke dalam tiga jalur, yakni formal, non formal dan informal. Ketiganya merupakan jejaring pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Gambar berikut ini mengilustrasikan bentuk penyelenggaraan lembaga PAUD tersebut. 23 Gambar 2.1 Jalur dan Jenjang PAUD Gambar di atas menjelaskan bahwa PAUD jalur pendidikan formal diselenggarakan pada Taman Kanak-Kanak, Raudhatul Athfal atau bentuk lain yang sederajat dengan rantang usia anak 4-6 tahun. Selanjutnya, pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal diselenggarakan pada kelompok bermain dengan rentang usia 2-4 tahun. Terakhir, pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal diselenggarakan pada tempat penitipan anak dengan rentang usia anak 3 bulan sampai dengan 2 tahun atau bentuk lain yang sederajat Satuan PAUD SejenisSPS dengan rentang usia anak 3-6 tahun. Berdasarkan penjelasan di atas, maka PAUD di wilayahbinaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama termasuk Satuan PAUD Sejenis. Dimana menurut Suyadi 2013 satuan PAUD Sejenis SPS adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan diluar Taman Kanak Kanak, Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak dengan rentang usia anak 3-6 tahun. Contohnya: Bina Keluarga Balita BKB, Posyandu, Pos PAUD, Taman Pendidikan Al Qur’an, Taman Pendidikan Anak Sholeh, Sekolah Minggu dan Bina Iman. Taman Kanak-kanak TK, Raudhatul Athfal RA, atau bentuk lain Jalur Formal Kelompok Bermain KB Jalur Non Formal Tempat Penetipan Anak TPA atau bentuk lain sederajat Jalur Informal

Dokumen yang terkait

Hubungan Asupan Protein Dan Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

10 77 94

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

Hubungan antara Asupan Protein dan Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Cikidang Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi tahun 2012

0 10 53

Hubungan Asupan Zat Gizi, Stunting dan Stimulasi Psikososial dengan Status Motorik Anak Usia 3-6 tahun di PAUD Wilayah Binaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2014

19 85 149

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN BESI DAN ASUPAN SENG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA Hubungan antara Status Gizi, Asupan Besi dan Asupan Seng Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-11 Bulan di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN BESI DAN ASUPAN SENG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA Hubungan antara Status Gizi, Asupan Besi dan Asupan Seng Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-11 Bulan di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap

0 6 17

SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) Antara Anak SD Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 4 18

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) Antara Anak SD Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 5 7

NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) Antara Anak SD Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN, BESI, SENG DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS IMUNITAS ANAK BALITA DI RW VII KELURAHAN SEWU, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA.

0 0 7