Seng Pengaruh Asupan Zat Gizi Energi, Protein, Besi dan Seng dengan Status Motorik

37 3. Cepat. Sehingga dapat mencakup banyak responden. 4. Dapat digunakan pada responden yang buta huruf. 5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. b. Kekurangan : 1. Tidak dapat menggambarkan asupan sehari-hari bila hanya dilakukan recall satu hari. 2. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. 3. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan lebih banyak dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit. 4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terampil dan terlatih dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. 5. Untuk mendapatkan gambaran konsumsi sehari-hari jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari pekan, dll. 2.6 Pengaruh Stimulasi Psikososial dengan Status Motorik 2.6.1 Mekanisme Kerja Stimulasi terhadap Motorik Status motorik sangat berkaitan erat dengan stimulasi yang diberikan oleh pengasuh kepada anak. Kesempatan untuk menggerakkan semua anggota tubuh perlu mendapat stimulasi sehingga akan mempercepat tercapainya kemampuan motorik Departemen Kesehatan RI, 2009. Hal ini dapat disimpulkan bahwa stimulasi berperan terhadap perkembangan 38 motorik dimana Hurlock 2000 menjelaskan stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan perkembangan otak. Dimana perkembangan motorik merupakan perkembangan dari pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. Pada penelitian Gustiana et al 2011 dipaparkan bahwa anak pada umur 3-5 tahun mengalami status motorik kasar kurang baik lebih banyak pada anak yang jarang diberi stimulasi yaitu sebesar 56, sedangkan pada anak yang sering distimulasi yang mengalami gangguan motorik kasar hanya sebesar 24. Anak yang mengalami status motorik kasar mempunyai risiko 4,03 kali mendapatkan stimulasi yang jarang dibandingkan yang cukup, hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan status motorik kasar, hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan status motorik kasar. Dan pada penelitian Gardner et al 2007 dengan uji anova juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan motorik pada p0.01 dan derajat kepercayaan 95. Mekanisme kerja stimulasi hingga terjadinya kontraksi atau sebuah motorik atau gerakan yaitu seperti yang dijelaskan oleh Tambayong 2001 yaitu bahwa stimulasi yang diterima dan diteruskan melalui saraf ke otak dan medulla spinalis, tempat pesan-pesan itu dianalisis, digabungkan, dibanding-bandingkan dan dikoordinasikan oleh proses yang disebut integrasi. Setelah dipilih, pesan-pesan itu diteruskan oleh saraf ke otot dan

Dokumen yang terkait

Hubungan Asupan Protein Dan Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

10 77 94

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

Hubungan antara Asupan Protein dan Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Cikidang Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi tahun 2012

0 10 53

Hubungan Asupan Zat Gizi, Stunting dan Stimulasi Psikososial dengan Status Motorik Anak Usia 3-6 tahun di PAUD Wilayah Binaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2014

19 85 149

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN BESI DAN ASUPAN SENG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA Hubungan antara Status Gizi, Asupan Besi dan Asupan Seng Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-11 Bulan di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN BESI DAN ASUPAN SENG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA Hubungan antara Status Gizi, Asupan Besi dan Asupan Seng Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-11 Bulan di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap

0 6 17

SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) Antara Anak SD Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 4 18

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) Antara Anak SD Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 5 7

NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) Antara Anak SD Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN, BESI, SENG DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS IMUNITAS ANAK BALITA DI RW VII KELURAHAN SEWU, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA.

0 0 7