Pendidikan Terakhir Pekerjaan Hubungan Karakteristik Dengan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
kasus kontrol yang menemukan bahwa sebagian besar dari penderita TB paru memiliki kebiasaan merokok 63.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit TB paru. Rokok mengandung 4800 jenis zat kimia diantaranya adalah nikotin, tar, CO,
timah hitam dan lain-lain, yang semuanya merupakan zat kimia berbahaya bagi kesehatan Kemenkes, 2012. Nikotin bersifat sangat adiktif dan beracun.
Nikotin yang dihirup dari asap rokok masuk ke paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah kemudian masuk ke dalam otak perokok dalam tempo 7-10 detik.
Nikotin merangsang terjadinya sejumlah reaksi kimia yang mempengaruhi hormon dan neurotransmitter seperti adrenalin, dopamine dan insulin
sehingga membuat sensasi yang nikmat pada rokok seketika tetapi sensasi ini hanya berlangsung seketika, sehingga membuat orang yang menghisapnya
menjadi kecanduan. Kemenkes, 2012. Secara farmakologi, nikotin adalah racun yang mematikan.
Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5 dari per 100 gram berat tembakau. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin. Tubuh menyerap 1
mg nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
Dosis lethal mematikan nikotin pada manusia sekitar 60 mg. Semakin banyak nikotin yang dikonsumsi, semakin tinggi juga risiko
untuk terkena penyakit-penyakit berisiko tinggi akibat rokok. Hal ini dikarenakan nikotin dapat terakumulasi di dalam hati, ginjal, lemak dan paru-
paru. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, denyut jantung bertambah,
kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, vasokonstriksi pembuluh darah
perifer meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah Kemenkes, 2012.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan sudah memiliki program penyuluhan yang dilaksakan rutin
setiap bulannya di Posbindu. Posbindu adalah adalah pos pembinaan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,
yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan menjadi sarana pelayanan kesehatan dasar yang
penting untuk meningkatkan kesehatan para lansia Kemenkes, 2013. Pelayanan kesehatan yang ada di Posbindu salah satunya adalah penyuluhan.
Penyuluhan disini bisa diberikan dengan beberapa cara, bisa dengan penyuluhan langsung melalui oral maupun penyuluhan dengan menggunakan
media seperti poster ataupun leaflet. Dengan demikian, diharapkan bagi masyarakat agar memperhatikan bahaya merokok yang didapatkan baik dari
penyuluhan, media masa maupun pada bungkus rokok. Pada penelitian ini diketahui bahwa usia mulai merokok sebagian
besar kasus adalah 10-19 tahun 72,7. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Thailand Ariyothai, 2004 dengan desain kasus kontrol
yang melaporkan bahwa usia mulai merokok kasus TB paling banyak ditemukan pada usia 15-20 tahun.
Usia 10-19 tahun merupakan masa remaja, masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial
baru, dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua
dan berusaha untuk bisa mandiri. Pada masa remaja, ada sesuatu yang lain yang sama pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok dan
melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok maka individu remaja
merasa harus melakukannya juga. Individu remaja tersebut mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai
orang asing, bukan karena individu tersebut menyukai rokok Elizabeth, 1999.
Pemberian edukasi mengenai rokok sedini mungkin sangat diperlukan bagi remaja. Pengetahuan tersebut bisa didapatkan melalui keluarga, karena
keluarga merupakan pendidikan pertama bagi seseorang dalam mendapatkan pendidikan dan pengetahuan. Selanjutnya seorang anak mulai bersekolah
dimana ia
akan memperoleh
pendidikan secara
formal dari
gurupengajarpendidik. Oleh karena itu, sekolah merupakan lembaga yang sangat penting didalam pembentukan kepribadian anak dan menentukan mutu