BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol yang memiliki potensi terjadinya recall bias. Variabel yang memiliki potensi terjadinya
recall bias adalah IMT. IMT diukur dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan. Pada pengukuran berat badan dan tinggi badan, beberapa
responden tidak melakukan pengukuran karena kondisi kesehatan yang kurang baik, sehingga angka berat badan dan tinggi badan didapatkan
berdasarkan pengakuan dari responden tanpa didukung oleh ketersediaan data sekunder hasil pemeriksaan di masa lalu. Namun diupayakan ada tambahan
informasi dari orang terdekat responden seperti anak kandung, suamiistri, atau saudara kandung untuk memastikan berat badan dan tinggi badan
responden. Variabel lain yang memiliki potensi terjadinya recall bias adalah
status merokok. Status merokok didapatkan berdasarkan pengakuan dari responden saat diwawancarai. Beberapa responden lupa apakah pernah
merokok atau tidak. Sehingga, ada tambahan informasi dari orang terdekat responden seperti anak kandung, suamiistri, atau saudara kandung mengenai
status merokok.
Kelemahan lain pada penelitian ini berada pada kelompok kontrol. Kelompok kontrol dalam penelitian ini ialah keluarga pasien dengan
persyaratan tinggal serumah dengan pasien, dimana pada saat penelitian dilakukan dinyatakan bahwa kelompok kontrol bukanlah sebagai penderita
TB paru berdasarkan pengakuan dan tidak dilakukan pemeriksaan melalui laboratorium.
B. Kejadian TB Paru di Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan
TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB Mycobacteria Tuberkulosis. Masa inkubasinya yaitu waktu yang
diperlukan mulai terinfeksi sampai terjadinya sakit, diperkirakan selama 4 sampai 6 minggu Depkes, 2008. Kuman ditularkan oleh penderita TB paru
BTA positif melalui batuk, bersin atau saat berbicara lewat percikan droplet yang keluar. Seseorang dinyatakan menderita TB paru apabila sudah
melakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis sebanyak 3 kali pemeriksaan SPS di laboratorium Kemenkes, 2013.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar kasus adalah perokok 42,2. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Pati
Rusnoto, 2008 dengan desain kasus kontrol yang melaporkan bahwa proporsi merokok pada kelompok TB paru sebesar 54,7. Penelitian ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan di NTB Ketut, 2013 dengan desain