Jenis Kelamin Faktor Perilaku

Tabel 1 Kategori Indeks Massa Tubuh IMT pada Orang Dewasa Kategori Keterangan Underweight 18,5 kgm 2 Normal 18,5-24,9 kgm 2 Overweight 25-29,9 kgm 2 Obesitas 30kgm 2 Sumber : IOM dan NRC, 2009 Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan Kg IMT = ------------------------------------------------------- Tinggi Badan m X Tinggi Badan m Keadaan status gizi dan penyakit infeksi merupakan pasangan yang terkait. Penderita infeksi sering mengalami anoreksia, penggunaan waktu yang berlebih, penurunan gizi atau gizi kurang akan memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan sangat peka terhadap penularan penyakit. Pada keadaan gizi yang buruk, maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun sehingga kemampuan dalam mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi seperti TB paru menjadi menurun. Demikian juga sebaliknya seseorang yang menderita penyakit kronis, seperti TB paru umumnya status gizinya mengalami penurunan Notoatmodjo, 2007. Penelitian yang dilakukan di Pati Rusnoto, 2008 dengan desain kasus kontrol melaporkan bahwa seseorang dengan IMT kurang dari 18,5 memiliki risiko 3,79 kali lebih tinggi terserang TB dibandingkan dengan mereka yang memiliki IMT ≥ 18,5. Penelitian yang dilakukan di Cilacap Fatimah, 2008 dengan desain yang sama melaporkan bahwa status gizi kurang memiliki risiko 2,74 kali lebih tinggi terserang TB paru dibandingkan dengan mereka yang memiliki status gizi baik.

c. Status Imunisasi BCG

Status imunisasi BCG mempengaruhi kejadian TB. Tujuan atau manfaat imunisasi BCG Basil Calmette Guerin yaitu untuk mencegah bayi atau anak terserang dari penyakit TB yang berat, seperti: meningitis tuberkulosa dan tuberkulosis milier Setiarini, 2008. Hal ini dikarenakan bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium Tuberkulosis penyebab penyakit TB, akibat adanya kontak dengan penderita TB yang ada di sekitarnya, seperti: orang tua, keluarga, pengasuh, dan lain sebagainya Setiarini, 2008. Berdasarkan yang dilakukan di NTB Ketut, 2013 dengan desain kasus kontrol melaporkan bahwa proporsi penderita TB paru tertinggi terdapat pada orang yang tidak diimunisasi yaitu sebesar 69,6.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEJADIAN KONVERSI SPUTUM PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANJANG

1 30 76

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016.

0 3 18

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

3 11 15

PENDAHULUAN Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 4 6

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 2 16

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN 2011 - UDiNus Repository

0 0 2

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13