2 Paling luas pada masa remaja dan dewasa muda sesuai dengan
pertumbuhan, perkembangan
fisik-mental dan
momen kehamilan pada perempuan.
3 Puncak sedang pada umur lanjut.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki lebih umum terkena, kecuali pada perempuan dewasa muda yang diakibatkan tekanan psikologis dan kehamilan yang
menurunkan resistensi. Risiko TB paru terutama menyerang laki- laki. Jumlah penderita TB paru laki-laki hampir dua kali lipat
dibandingkan jumlah penderita TB paru pada perempuan, yaitu 42,3 pada laki-laki dan 28,9 pada perempuan. TB paru lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan karena laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok
sehingga memudahkan terjangkitnya TB paru Ruswanto, 2010. Distribusi kejadian TB paru di Indonesia sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki prevalensi = 0,4 Riskesdas, 2013. Penelitian yang dilakukan di NTB Ketut, 2013 dengan desain
kasus kontrol melaporkan bahwa proporsi untuk jenis kelamin lebih
banyak berjenis kelamin laki-laki pada kasus maupun pada kontrol.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang
memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan
mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain itu tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis
pekerjaannya Ruswanto, 2010. Berdasarkan data hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa
proporsi penderita TB paru paling banyak diderita pada orang yang tidak pernah sekolah yaitu sebesar 0,5. Penelitian yang dilakukan
di Pati Rusnoto, 2008 dengan desain kasus kontrol melaporkan bahwa proporsi pendidikan terakhir responden yang paling banyak
adalah tidak tamat SD sebesar 31,1.
d. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus
dihadapi setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah terpapar akan
mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar dapat meningkatkan
morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan