dijadikan kontrol adalah anggota keluarga kasus yang berada di rumah saat penelitian dan sesuai dengan kriteria inkusi kontrol.
Bagan 4 Alur Pengambilan Sampel
Kriteria eksklusi Kriteriaeksklusi
Bersedia Bersedia
Puskesmas Setu
Kasus Kontrol
Kriteria inklusi n= 45
Kriteria inklusi n= 135
Eligible population n= 45
Eligible population n=135
Ya Respon Rate
100 Tidak
Non Respon Ya
Respon Rate 100
Tidak Non Respon
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni telaah dokumen dan wawancara terstruktur dengan
menggunakan kuesioner. Telaah dokumen didapatkan dari formulir daftar tersangka penderita suspek yang diperiksa dahak SPS TB.06 Puskesmas
Setu Kota Tangerang Selatan tahun 2012 sampai 2015 yang digunakan untuk memperoleh informasi untuk kasus terkait variabel kasus TB paru BTA positif
yang terdiri dari nama, umur pertama kali terdiagnosis TB paru dan jenis kelamin. Telaah dokumen dari kartu pengobatan pasien TB TB.01
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai variabel IMT. Sedangkan
informasi variabel IMT untuk kontrol di dapatkan dengan cara mengukur berat badan menggunakan timbangan dan tinggi badan menggunakan meteran.
Metode wawancara terstruktur digunakan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status merokok, usia mulai
merokok, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok dan jenis rokok.
E. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Semua variabel independen tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status merokok, usia mulai merokok, jumlah rokok yang dihisap, lama
merokok, jenis rokok diketahui dengan melakukan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam peneitian ini adalah data pendukung seperti data jumlah penderita TB paru BTA positif, hasil
pemeriksaan laboratorium pasien nama dan alamat tempat tinggal, umur pertama kali terdiagnosis TB, jenis kelamin dan IMT yang didapatkan
dari formulir daftar tersangka penderita suspek yang diperiksa dahak SPS TB.06 dan kartu pengobatan pasien TB TB.01 Puskesmas Setu
Kota Tangerang Selatan tahun 2012 sampai 2015.
F. Pengolahan Data
Kuesioner atau lembar hasil wawancara yang telah diisi dikumpulkan kemudian diperiksa kelengkapannya, dimasukkan dan diolah dengan sistem
komputerisasi menggunakan SPSS versi 16 dan Microsoft Excel 2010 dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Data Editing
Memeriksa kelengkapan data baik yang telah dikumpulkan melalui daftar pertanyaan pada kuisioner maupun data yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan eklusi pada kelompok kasus dan kontrol saat penelitian berlangsung.
2. Pemberian Kode Coding
Pengkodean data
yaitu memeriksa
kuesioner dengan
mengklasifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data.
Tabel 4 Pengkodean Data
No Variabel
Kode 1.
Identitas responden IR
2.
Riwayat TB A
3. IMT
B
4. Merokok
C
Pengkodean data dilakukan untuk memudahkan kegiatan pengolahan data
selanjutnya.
3. Pemasukan Data Data Entry
Pemasukan data yaitu memasukan data dengan bantuan komputer dengan aplikasi tertentu untuk kemudian dianalisis.
4. Pembersihan Data Data Cleaning
Pembersihan data yaitu membersihkan data dari kesalahan memasukkan data. Data-data yang tidak lengkap karena salah
memasukkan data akan dilengkapi. Data-data yang aneh, janggal atau ekstrim akan dikeluarkan karena dikhawatirkan akan memberikan
hasil yang tidak valid. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai
kelogisannya. Setelah dicek kembali untuk memastikan data tersebut
telah bersih dari kesalahan, maka data tersebut siap untuk ditelaah lebih
lanjut.
G. Analisis Data
Setelah dilakukan editing, coding, entry dan cleaning, data yang diperoleh masing-masing dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16 dan
Microsoft Excel 2010. Adapun analisa data yang dilakukan antara lain:
1. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat proporsi semua variabel yaitu status merokok, usia mulai merokok, jumlah rokok yang dihisap,
lama merokok, jenis rokok, IMT, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan jenis pekerjaan pada masing-masing kelompok kasus
maupun kontrol. Hasil analisis univariat berupa distribusi frekuensi dari setiap variabel. Selanjutnya, hasil analisis univariat ditampilkan dalam
bentuk Tabel.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat nilai Odds Rasio OR pada masing-masing variabel dengan kejadian TB paru. Uji OR
merupakan salah satu uji yang digunakan untuk melihat besar risiko variabel independen. Variabel tersebut diantaranya adalah status
merokok, usia mulai merokok, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, jenis rokok, IMT, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan jenis
pekerjaan. Selain itu analisis bivarat bertujuan untuk melihat hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit TB paru. Hasil analisis data
disajikan dalam bentuk tabel. Nilai OR merupakan perbandingan antara risiko yang dialami oleh
mereka yang terpapar dengan mereka yang tidak terpapar. Nilai OR dimulai dari nol 0 sampai tak terhingga. Nilai OR sama dengan satu
OR=1 berarti tidak ada hubungan. Nilai OR lebih kecil dari 1 berarti faktor tersebut bersifat protektif OR 1. Sedangkan jika OR lebih dari 1
1 berarti bahwa faktor tersebut merupakan faktor risiko Meehan, 2003.
Rumus dari OR adalah:
Keterangan : OR
: Odds ratio risiko terhadap kejadian TB Paru BTA positif ab
: Rasio antara banyaknya kasus yang terpapar dan kasus yang tidak terpapar.
cd : Rasio antara banyaknya kontrol yang terpapar dan kontrol
yang tidak terpapar.
Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai OR dengan rentang CI confident interval yang tidak mencakup nilai 1,00 maka bisa dinyatakan
signifikan p ada α 10. Namun jika nilai lower limit dan upper limit nilai
CI mencakup 1,00 maka hasil penelitian dinyatakan tidak signifikan secara statistik pada nilai alpha 0,01 Meehan, 2003.