Definisi TB Etiologi TB Paru

Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB paru BTA positif secara Nasional adalah 110 per 100.000 penduduk Kemenkes, 2009. Sedangkan, Kemenkes melaporkan bahwa proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek pada tahun 2011 sebesar 10 dan proporsi TB paru BTA positif diantara seluruh pasien TB paru menurun 1,0 dari 61 di tahun 2010 menjadi 60 pada tahun 2011 Kemenkes, 2012. Epidemiologi penyakit TB paru adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara kuman agent Mycobacterium Tuberkulosis, manusia host dan lingkungan environment. Disamping itu, mencakup distribusi dari penyakit, perkembangan dan penyebarannya, termasuk didalamnya juga mencakup prevalensi dan insidensi penyakit tersebut yang timbul dari populasi yang tertular Achmadi, 2005. Pada penyakit TB paru, sumber infeksi adalah manusia yang mengeluarkan basil tuberkel dari saluran pernafasan. Kontak yang rapat misalnya dalam keluarga menyebabkan banyak kemungkinan penularan melalui droplet. Kerentanan penderita TB paru meliputi risiko memperoleh infeksi dan konsekuensi timbulnya penyakit setelah terjadi infeksi, sehingga bagi orang dengan uji tuberkulin negatif risiko memperoleh basil tuberkel bergantung pada kontak dengan sumber-sumber kuman penyebab infeksi terutama dari penderita tuberkulosis dengan BTA positif. Konsekuensi ini sebanding dengan angka infeksi aktif penduduk, tingkat kepadatan penduduk, keadaan sosial ekonomi yang merugikan dan perawatan kesehatan yang tidak memadai Machfoedz, 2008. Berkembangnya penyakit secara klinik setelah infeksi dimungkinkan adannya faktor komponen genetik yang terbukti pada hewan dan diduga terjadi pada manusia, hal ini dipengaruhi oleh umur, kekurangan gizi dan kenyataan status immunologik serta penyakit yang menyertainya. Epidemiologi TB paru mempelajari tiga proses khusus yang terjadi pada penyakit ini, yaitu Aditama, 2002: 1. Penyebaran atau penularan dari kuman TB. 2. Perkembangan dari kuman TB yang mampu menularkan pada orang lain setelah orang tersebut terinfeksi dengan kuman TB. 3. Perkembangan lanjut dari kuman TB sampai penderita sembuh atau meninggal karena penyakit ini.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEJADIAN KONVERSI SPUTUM PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANJANG

1 30 76

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016.

0 3 18

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

3 11 15

PENDAHULUAN Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 4 6

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 2 16

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN 2011 - UDiNus Repository

0 0 2

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13