Status Gizi Faktor Perilaku
yang mempengaruhi hormon dan neurotransmitter seperti adrenalin, dopamine dan insulin sehingga membuat sensasi
yang nikmat pada rokok seketika tetapi sensasi ini hanya
berlangsung seketika.
Secara farmakologi, nikotin adalah racun yang mematikan. Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5 dari per 100 gram
berat tembakau. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin. Tubuh menyerap 1 mg nikotin untuk satu batang
rokok yang dihisap. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan. Dosis lethal mematikan nikotin pada manusia
sekitar 60 mg.
Semakin banyak nikotin yang dikonsumsi, semakin tinggi juga risiko untuk terkena penyakit-penyakit berisiko tinggi
akibat rokok. Hal ini dikarenakan nikotin dapat terakumulasi di dalam hati, ginjal, lemak dan paru-paru. Nikotin bersifat
toksis terhadap jaringan syaraf, menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, denyut jantung bertambah,
kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah,
vasokonstriksi pembuluh darah perifer meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah.
2 Tar
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik.
Sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru
sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi coklat, begitu juga di paru-paru. Tar yang ada dalam
asap rokok menyebabkan kejernihan mokosa silia yang digunakan sebagai mekanisme pertahanan utama dalam
melawan infeksi. Silia juga dapat memperbaiki menempelnya bakteri pada sel epitel pernapasan yang hasilnya adalah
kolonisasi bakteri dan infeksi. Tar dihirup dari asap rokok dapat mengganggu kejernihan
mokosa silia yang digunakan sebagai mekanisme pertahanan utama dalam melawan infeksi. Silia juga dapat memperbaiki
menempelnya bakteri pada sel epitel pernapasan yang hasilnya adalah kolonisasi bakteri dan infeksi. Pada saluran napas besar,
sel mukosa membesar dan kelenjar mukus bertambah banyak hiperplasia. Kemudian terjadi penurunan fungsi T sel yang
dimanifestasikan oleh penurunan perkembangbiakan mitogen T sel. Polarisasi fungsi T sel dari respon TH-1 ke TH-2 mungkin
juga mengganggu pertahanan pejamu dalam melawan infeksi akut. Tar juga mempunyai dampak negatif pada fungsi B-
limposit membawa
kepada menurunnya
produksi imunoglobulin. Secara ringkas tar dapat menyebabkan
perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru- paru.serta respon imunologis pejamu terhadap infeksi Eisner,
2008.
3 Karbon Monoksida CO
Karbon Monoksida adalah suatu zat beracun yang sifatnya tidak berwarna dan tidak berbau. Unsur ini dihasilkan oleh
pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai
3-6 dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat
dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen
udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah
CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan
spasme yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila proses ini berlangsung terus menerus maka pembuluh darah akan mudah
rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis penyempitan.