d. Merokok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok adalah gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus
daun nipah atau kertas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan yang
Mengadung Zat Adiktif berupa produk tembakau mendefiniskan rokok salah satu produk tembakau yang dibakar, dihisap, dan
dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana rustica,
Nicotiana tabacum, dan spesies lainnya Kemenkes, 2012. Rokok mengandung 4800 jenis zat kimia diantaranya adalah
nikotin, tar, karbon monoksida CO, timah hitam dan lain-lain
Kemenkes, 2012. Berikut penjelasannya Kemenkes, 2012: 1
Nikotin
Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pirrolidin yang
terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat
mengakibatkan ketergantungan. Nikotin bersifat sangat adiktif dan beracun, tidak berwarna. Nikotin yang dihirup dari asap
rokok masuk ke paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah kemudian masuk ke dalam otak perokok dalam tempo 7-10
detik. Nikotin merangsang terjadinya sejumlah reaksi kimia
yang mempengaruhi hormon dan neurotransmitter seperti adrenalin, dopamine dan insulin sehingga membuat sensasi
yang nikmat pada rokok seketika tetapi sensasi ini hanya
berlangsung seketika.
Secara farmakologi, nikotin adalah racun yang mematikan. Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5 dari per 100 gram
berat tembakau. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin. Tubuh menyerap 1 mg nikotin untuk satu batang
rokok yang dihisap. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan. Dosis lethal mematikan nikotin pada manusia
sekitar 60 mg.
Semakin banyak nikotin yang dikonsumsi, semakin tinggi juga risiko untuk terkena penyakit-penyakit berisiko tinggi
akibat rokok. Hal ini dikarenakan nikotin dapat terakumulasi di dalam hati, ginjal, lemak dan paru-paru. Nikotin bersifat
toksis terhadap jaringan syaraf, menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, denyut jantung bertambah,
kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah,
vasokonstriksi pembuluh darah perifer meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah.