keadaan sosial ekonomi yang merugikan dan perawatan kesehatan yang tidak memadai Machfoedz, 2008.
Berkembangnya penyakit secara klinik setelah infeksi dimungkinkan adannya faktor komponen genetik yang terbukti pada hewan dan diduga
terjadi pada manusia, hal ini dipengaruhi oleh umur, kekurangan gizi dan kenyataan status immunologik serta penyakit yang menyertainya.
Epidemiologi TB paru mempelajari tiga proses khusus yang terjadi pada penyakit ini, yaitu Aditama, 2002:
1. Penyebaran atau penularan dari kuman TB.
2. Perkembangan dari kuman TB yang mampu menularkan pada orang
lain setelah orang tersebut terinfeksi dengan kuman TB. 3.
Perkembangan lanjut dari kuman TB sampai penderita sembuh atau meninggal karena penyakit ini.
F. Faktor Risiko TB Paru
Faktor risiko kejadian TB paru, secara ringkas digambarkan pada bagan
berikut:
Bagan 1 Faktor Risiko Kejadian Penyakit TB Paru
Transmisi Jumlah kasus TB BTA+
Faktor lingkungan: Risiko menjadi TB bila
• Ventilasi dengan HIV:
• Kepadatan • 5-10 setiap tahun
• Dalam ruangan • 30 lifetime
Faktor Perilaku
10
Konsentrasi kuman • Keterlambatan diagnosis
Lama kontak dan pengobatan
• Malnutrisi • Tatalaksana tak memadai
• Penyakit DM, • Kondisi kesehatan
Immuno-supresan Sumber: Kemenkes, 2011
Berdasarkan bagan di atas diketahui bahwa terdapat beberapa faktor risiko kejadian TB paru, diantaranya:
1. Jumlah Kasus TB BTA +
Sumber penularan TB paru adalah penderita TB paru BTA positif, pada saat penderita TB paru batuk atau bersin. Droplet yang mengandung
kuman TB paru dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
HIV +
PAJANAN INFEKSI
TB
MATI
SEMBUH
dahak. Umumnya penularan terjadi di dalam ruangan dimana percikan
dahak berada dalam waktu yang lama Kemenkes, 2011.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahaknya maka penderita tersebut semakin menularkan. Bila hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut dianggap
tidak menular. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB paru ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut Kemenkes, 2011.
2. Faktor Lingkungan
Ada beberapa faktor lingkungan yang berisiko terjadinya TB paru, di
antaranya: a.
Kepadatan Hunian Rumah
Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal.
Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh perumahan biasa dinyatakan dalam m² per orang. Luas minimum per orang sangat
relatif, tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia. Untuk perumahan sederhana, minimum 9 m²orang. Untuk kamar
tidur diperlukan minimum 3 m² per orang. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni 2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah