Tabel 7 Karakteristik dengan Kejadian TB Paru
di Wilayah Kerja Puskesmas Setu, Kota Tangerang Selatan No
Variabel n+
Odd Ratio OR
95 CI 1.
IMT
Normal Kurang
Kegemukan 2384
1920 331
1,00 3,47
2,83 Reference
1,59-7,56 0,79-10,09
2. Umur
56 tahun 17-55 tahun
614 39121
1,00 0,75
Reference 0,27-2,09
3. Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
2678 1957
1,00 1,00
Reference 0,51-1,98
4. Pendidikan Terakhir
Sekolah wajib 9 tahun Tidak sekolah wajib 9 tahun
2392 2243
1,00 2,05
Reference 1,03-4,07
5. Pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja
2153 2482
1,00 0,75
Reference 0,38-1,48
+ : Jumlah kasus dan kontrol
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara IMT kurang dengan kejadian TB paru, dengan besar risiko 3,47 kali
lebih besar dibanding responden dengan IMT normal. Responden dengan IMT kegemukan bersiko untuk terjadinya TB paru 2,83 kali lebih besar dibanding
responden dengan IMT normal, namun tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara tidak sekolah wajib 9 tahun dengan kejadian TB paru, dengan besar
risiko 2,05 kali lebih besar dibanding responden sekolah wajib 9 tahun. Pada
jenis kelamin menunjukkan tidak ada hubungan dengan kejadian TB paru. Sedangkan umur dan pekerjaan bersifat proteksi terhadap kejadian TB paru.
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol yang memiliki potensi terjadinya recall bias. Variabel yang memiliki potensi terjadinya
recall bias adalah IMT. IMT diukur dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan. Pada pengukuran berat badan dan tinggi badan, beberapa
responden tidak melakukan pengukuran karena kondisi kesehatan yang kurang baik, sehingga angka berat badan dan tinggi badan didapatkan
berdasarkan pengakuan dari responden tanpa didukung oleh ketersediaan data sekunder hasil pemeriksaan di masa lalu. Namun diupayakan ada tambahan
informasi dari orang terdekat responden seperti anak kandung, suamiistri, atau saudara kandung untuk memastikan berat badan dan tinggi badan
responden. Variabel lain yang memiliki potensi terjadinya recall bias adalah
status merokok. Status merokok didapatkan berdasarkan pengakuan dari responden saat diwawancarai. Beberapa responden lupa apakah pernah
merokok atau tidak. Sehingga, ada tambahan informasi dari orang terdekat responden seperti anak kandung, suamiistri, atau saudara kandung mengenai
status merokok.