Analisis univariat Analisis bivariat

B. Proporsi Faktor Risiko TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Setu Kota

Tangerang Selatan Distribusi faktor risiko kejadian TB paru pada kasus dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 5: Tabel 5 Distribusi Faktor Risiko Kejadian TB Paru Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Setu, Kota Tangerang Selatan No Variabel Kasus Kontrol n n 1. Status Merokok Tidak merokok Pernah merokok Merokok Jumlah 12 14 19 45 26,7 31,1 42,2 100,0 59 20 56 135 43,7 14,8 41,5 100,0

2. Usia Mulai Merokok

20 tahun 10-19 tahun Jumlah 9 24 33 27,3 72,7 100,0 16 60 76 21,1 78,9 100,0 3. Jumlah Rokok yang dihisap 1-12 batang 13 batang Jumlah 28 5 33 84,8 15,2 100,0 63 13 76 82,9 17,1 100,0

4. Lama Merokok

1-15 tahun 16 tahun Jumlah 20 13 33 60, 6 39,4 100,0 37 39 76 48,7 51,3 100,0

5. Jenis Rokok

Putih Kretek Jumlah 16 17 33 48,5 51,5 100,0 46 30 76 60,5 39,5 100,0

6. IMT

Normal Kurang Kegemukan Jumlah 23 19 3 45 51,1 42,2 6,7 100,0 84 20 31 135 62,2 14,8 23,0 100,0

7. Umur

56 tahun 17-55 tahun Jumlah 6 39 45 13,3 86,7 100,0 14 121 135 10,4 89,6 100,0

8. Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki Jumlah 26 19 45 57,8 42,2 100,0 78 57 135 57,8 42,2 100,0 9. Pendidikan Terakhir Sekolah wajib 9 tahun Tidak sekolah wajib 9 tahun Jumlah 23 22 45 51,1 48,9 100,0 92 43 135 68,2 31,8 100,0 10. Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Jumlah 21 24 45 46,7 53,3 100,0 53 82 135 40,0 60,0 100,0 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar dari kasus adalah perokok 42,2 dengan usia mulai merokok 10-19 tahun 72,7, rata-rata batang rokok yang dihisap 1-12 batang per hari 84,8, lama merokok 1-15 tahun 60,6 dan jenis rokok yang hisap kretek 51,5. Sedangkan sebagian besar dari kontrol adalah bukan perokok. Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa karakteristik sebagian besar kasus memiliki IMT normal saat terdiagnosis TB paru 51,1, umur pertama kali didiagnosis TB paru 17-55 tahun 86,7, berjenis kelamin perempuan 57,8, menempuh pendidikan 9 tahun 51,1 dan tidak bekerja 53,3. Sedangkan karakteristik sebagian besar kontrol adalah IMT normal saat terdiagnosis TB paru 62,2, umur saat penelitian 17- 55 tahun 89,6, berjenis kelamin perempuan 57,8, menempuh pendidikan 9 tahun 68,2 dan tidak bekerja 60.

C. Hubungan Merokok Dengan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Setu

Kota Tangerang Selatan Setelah mengetahui distribusi variabel merokok, selanjutnya dilakukan analisis bivariat. Hasil analisis bivariat yang menggambarkan risiko masing- masing variabel terhadap kejadian TB akan dijelaskan sebagai berikut: Tabel 6 Merokok dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan No Variabel n+ Odd Ratio OR 95 CI 1. Status Merokok Tidak merokok Pernah merokok Merokok 1259 1420 1956 1,00 3,44 1,69 Reference 1,37-8,66 0,742-3,35

2. Usia Mulai Merokok

20 tahun 10-19 tahun 916 2460 1,00 0,71 Reference 0,28-1,83

3. Jumlah Rokok yang dihisap

1-12 batanghari 13 batanghari 2863 513 1,00 1,16 Reference 0,38-3,55

4. Lama Merokok

1-15 tahun 16 tahun 2037 1339 1,00 0,69 Reference 0,30-1,57

5. Jenis Rokok

Putih Kretek 1646 1730 1,00 1,63 Reference 0,72-3,71 + : Jumlah kasus dan kontrol

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEJADIAN KONVERSI SPUTUM PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANJANG

1 30 76

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016.

0 3 18

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

3 11 15

PENDAHULUAN Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 4 6

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 2 16

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN 2011 - UDiNus Repository

0 0 2

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13