Modul interaktif adalah sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi atau subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul interaktif ini dapat
membantu siswa untuk memahami materi baik ketika dijelaskan oleh guru maupun belajar sendiri. Dalam modul interaktif siswa dapat melihat animasi
mengenai aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu dalam memahami materi. Selain itu, modul tersebut memiliki tampilan yang
menarik, sehingga siswa tidak bosan untuk belajar. Kegiatan belajar yang biasanya monoton bisa digantikan dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.
Penjelasan setiap materi akan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan penyajian latihan soal yang dapat dikerjakan oleh siswa, sehingga dapat
memenuhi pemahaman siswa terhadap materi. Dengan menggunakan modul interaktif ini diharapkan siswa lebih aktif, keinginan membaca siswa meningkat
dan tertarik untuk belajar sendiri, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir dan deskripsi teoritis di atas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah terdapat pengaruh penggunaan modul
interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui modul yang diinginkan guru dan siswa, dilakukan di tiga sekolah yang berada di daerah
Tangerang Selatan pada 18 Juli-26 Juli 2013. Sekolah tersebut adalah SMA 2 Mei, SMAN 10 Tangerang Selatan, dan SMAN 1 Tangerang Selatan. Penelitian
selanjutnya yang bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan modul digital interaktif yang telah didesain terhadap hasil belajar, dilaksanakan di SMAN 10
Tangerang Selatan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
1
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi ekperimen Quasi-experimental karena
melibatkan penggunaan kelompok subjek utuh yang secara alami sudah terbentuk kemudian memberikan perlakuan eksperimen.
2
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”.
3
Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum perlakuan
diberikan, pretest dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang suhu dan kalor. Kemudian perlakuan diberikan pada kelompok
eksperimen berupa penggunaan modul interaktif dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan diberikan,
1
Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 160.
2
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, hal. 334.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta, 2011, h. 116.
posttest dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep ini.
Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest Perlakuan
Postest
Eksperimen O
1
X
1
O
2
Kontrol O
1
X
2
O
2
Keterangan : O
1
: Tes awal pretest untuk kelas eksperimen dan kontrol O
2
: Tes akhir posttest untuk kelas eksperimen dan kontrol X
1
:Perlakuan menggunakan modul digital interaktif X
2
: Perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
4
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel bebas : pembelajaran dengan menggunakan modul digital interaktif
Variabel terikat : hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
5
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 10 Tangerang Selatan, dengan populasi
sasarannya adalah seluruh siswa kelas X di sekolah yang sama. Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik “purposive sampling”. Purposive sampling
yaitu pengambilan sampel atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.
6
Sampel ini terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol yang diberi
perlakuan pembelajaran secara konvensional, dan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan modul interaktif.
4
Ibid, h. 60.
5
Suharisimi Arikunto, Op. Cit, h. 130.
6
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan peneliti Pemula Bandung: Alfabeta, 2011, h. 63.