C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar dengan kriteria sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika yang diukur hanya mencakup aspek kognitif pada tingkat
C
1
mengingat, C
2
memahami, C
3
menerapkan, dan C
4
menganalisis. 2.
Materi fisika yang digunakan adalah suhu dan kalor. Berdasarkan hasil wawancara, materi tersebut merupakan salah satu materi yang dianggap sulit
oleh siswa. 3.
Modul digital interaktif adalah modul yang dikembangkan dengan teknologi komputer yang menyajikan materi, gambar, tampilan yang menarik dan
animasi dengan tujuan memudahkan siswa dalam belajar. Modul digital interaktif dikemas dengan menggunakan aplikasi macromedia flash 8.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan modul digital
interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X pada Materi Suhu dan Kalor?”
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan- pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol setelah diberikan perlakuan? b.
Bagaimana hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap jenjang kogntif?
c. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul
digital interaktif pada konsep suhu dan kalor?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan
kalor.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Memberi informasi tentang desain modul pembelajaran. 2.
Memberi informasi tentang inovasi perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan pada pengajaran fisika.
3. Mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan modul digital
interaktif. 4.
Informasi bagi pihak sekolah dalam memilih perangkat pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan keadaan
lingkungannya.
6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1.
Hakikat Modul a.
Pengertian Modul
Menurut Russel 1974 modul sebagai suatu paket pembelajaran yang berisi satu unit konsep tunggal. Sedangkan Houston dan Howson 1992
mengemukakan modul pembelajaran meliputi seperangkat aktivitas yang bertujuan mempermudah siswa untuk mencapai seperangkat tujuan pembelajaran.
Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur-unsur sebuah modul pembelajaran yaitu :
1
1 Modul merupakan seperangkat pengalaman belajar yang berdiri sendiri, 2 Modul dimaksudkan untuk mempermudah siswa mencapai seperangkat tujuan
yang telah ditetapkan, 3 Modul merupakan unit-unit yang berhubungan satu dengan yang lain secara
hirearkis. Modul juga dapat dipahami sebagai paket program yang dapat dipelajari
oleh murid dengan bantuan yang minimal dari pihak guru.
2
Menurut Jerrold E, Kemp 1978 modul diartikan sebagai paket pembelajaran mandiri berisi satu
topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan waktu belajar beberapa jauh untuk satu minggu.
3
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit lengkap yang beridiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik.
4
Selain itu, sebuah modul adalah pernyataan satuan
1
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009, Cet ke-2, h. 230.
2
Cece Wijaya, dkk, Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, Cet ke-4, h. 88.
3
Made Wena, Op. Cit, h. 231.
4
Basyrudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2002, Cet ke-1, h. 63.