64
Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Biologi.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sahertian, Piet A. 2008. Prinsisp dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Sakti, Indra. 2013. Pengaruh Media Animasi Fisika Dalam Model Pembelajaran
Langsung direct instruction Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu, Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. Setiono. 2009. Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMP Melalui Modul
Interaktif pada Materi Bioteknologi Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung.
Subhan, M. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani. 2013. Pengembangan Buku Ajar
Berbasis Konstektual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Volume 1 Nomor 1.
Sujanem, Rai. 2009. I Nyoman Puu Suwindra, I Ketut Tika. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, ISSN 1979-
7109, Volume 3, Nomor 1.
65
Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif,
Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 3 Nomor 1. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan. Sunyoto. 2006. Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, Jurnal PTM, Volume 6, No.1.
Suwindra, I Nyoman P, Rai Sujanem, Dan Iwan Suswandi. 2010. Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Volume 4, Nomor 3.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usman, Basyrudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Perpustakaan Nasional. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : PT Bumi Aksara. Widodo, Chomsin S. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wijaya, Cece, dkk. 1992. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan
Pengajaran Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wijayanti. 2011. Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan II pada Mahasiswa Semester III Akbid Mitra Husada Karanganyar, Jurnal Kesmadaska Volume 2 Nomor 1.
Lampiran A Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Eksperimen 2. RPP Kelas Kontrol
66 KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tangerang Selatan Materi Pelajaran
: Fisika Materi Pokok
: Suhu dan Kalor Kelas Semester
: X 2 Waktu
: 2 x 45 menit Pertemuan Ke-
: 1 A.
Standar Kompetensi
4.
Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
C. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer 2. Menerapkan termometer dengan skala sembarang
3. Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya 4. Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
67
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui modul interaktif, siswa dapat menjelaskan pengertian suhu 2. Melalui modul interaktif, siswa dapat mengkonversi skala setiap jenis termometer dengan skala sembarang
3. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat memahami pengertian pemuaian 4. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat membedakan antara pemuaian panjang, luas, dan volume.
5. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat membedakan pemuaian zat cair dan gas. 6. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian panjang
7. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian luas 8. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian volume
E. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok
Suhu dan pemuaian pada zat padat, cair, dan gas. 2.
Uraian Materi Suhu adalah derajat panas dingin suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer ini memiliki sifat termometrik
zat yang berubah jika dipanaskan.
Pemuaian adalah bertambahanya ukuran suatu benda karna adanya kenaikan suhu. Pemuain ini terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pemuain pada zat padat ini terjadi pada muai panjang, luas, dan volume.
68
a. Pemuaian panjang
Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan: .
. 1 + .
dengan: L = panjang benda saat dipanaskan m
α= koefisien muai linierpanjang
o
C L
= panjang benda mula-mula m Δ T = perubahan suhu
o
C
b. Pemuaian luas
Apabila suatu benda berbentuk bidang atau luasan, misalnya bujur sangkar tipis dengan sisi L0, dipanaskan hingga suhunya naik sebesar Δ T , maka bujur sangkar tersebut akan memuai pada kedua sisinya. Diperoleh luas benda saat dipanaskan seperti berikut ini:
. .
1 + . dengan:
A = luas benda saat dipanaskan m
2
β= 2 α = koefisien muai luas
o
C A
= luas benda mula-mula m
2
Δ T = perubahan suhu
o
C
c. Pemuaian volume
Apabila suatu benda berbentuk volume atau padatan, misalnya kubus dengan sisi L dipanaskan hingga suhunya naik sebesar Δ T , maka
kubus tersebut akan memuai pada setiap sisinya. perubahan volume akibat pemuaian, yaitu: .
. 1 + .
dengan: V = volume benda saat dipanaskan m
3
γ = 3 α = koefisien muai volume
o
C V
= volume benda mula-mula m
3
Δ T = perubahan suhu
o
C
69 Pemuaian zat cair terjadi saat adanya bertambahnya ukuran zat cair pada sutau wadah ketika suhunya naik. Sebagian besar zat akan
memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu. Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0
o
C dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4
o
C. Kemudian, suhu diatas 4
o
C air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap bertambahnya suhu. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air.
Pemuaian zat gas terjadi saat pergerakan partikel gas dalam wadah semakin cepat karena suhu yang semakin tinggi.
F. Metode Pembelajaran
Metode: ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Nilai Karakter
Guru Siswa
Pendahuluan 10 menit
Apersepsi
1. Membuka pelajaran 2. Melalui modul interaktif, guru menyajikan
video, disertai beberapa pertanyaan untuk menggugah keingintahuan siswa
“ mengapa rel kereta api harus dipasang
renggang? mengapa kabel listrik juga dipasang kendur?”
1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas memimpin berdoa
2. Mengamati video yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Motivasi
1. Melalui modul interaktif, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan
memotivasi siswa 2. Mengintruksikan siswa untuk membuka modul
interaktif 1. Menyimak penjelasan gru dan merasa
termotivasi untuk mulai belajar 2. Mulai membuka modul interaktif untuk
dipelajari Rasa ingin tahu,
mandiri, aktif
Inti 60 menit
Eksplorasi
1. Melalui modul interaktif, guru memberikan tes prasyarat kemampuan sebagai syarat untuk
melanjutkan ke pelajaran berikutnya 1. Menjawab tes prasyarat kemampuan
untuk dapat melanjutkan materi berikutnya
Mandiri, percaya diri
Elaborasi
1. Mengintruksikan kepada siswa untuk membaca modul interaktif tentang suhu dan pemuaian
1. Mencoba memahami teori tentang suhu dan pemuaian yang terdapat dalam
Mandiri, rasa ingin tahu, aktif