Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data

skor yang didapat dibagikan dengan nilai maksimum dan dikalikan dengan persentase 100 dan hasilnya ditentukan dengan persentase yang didapat. Adapun kriteria pengujian: 13 P : 80-100 = Sangat baik P : 70-79 = Baik P : 60-69 = Cukup P : 50-59 = Kurang P : 0-49 = Sangat kurang Tolak ukur keberhasilan pada nilai praktek ini mencapai atau melebihi kriteria prolehan nilai 70 dengan kriteria baik dengan kriteria baik dijadikan sebagai patokan ketercapaianhasil praktek dan untuk menghitung hasil rata-rata menggunakan rumus: 14 X = Ʃ X 1 Dimana: Ʃ X I = Nilai tiap data X = Mean n = jumlah kelompok data . Adapun lampiran observasi dapat dilihat di tabel 3.4 Tabel 3.5 Lembar Observasi Pengamatan Praktek Ibadah Salat Jama’, Qasar dan Jama’qasar No Kategori pengamatan Skor 1 2 3 4 1. Kesiapan sikap berdiri tegak 2. Bacaan niat 3. Gerakan ketika takbir 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga 13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010 h. 151 14 Syofian siregar, Op.cit. h. 20 surat pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk 6. sikap i’tidal serta bacaanya 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud 8. Sikap tumaninah duduk di antara dua sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya hingga salam. 10. Tertib Total skor Skor maksimum 40 Skor minimum 10 3. Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur 15 penguji validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment 16 . Pengujian validitas ini akan diujikan kepada siswa kelas VIII dengan soal 30, setelah soal diujikan terdapat soal yang valid yaitu 22, kemudian setelah itu akan diujikan kembali kepada siswa kelasVII kelas kontrol dan eksperimen sebagai pretest dan posttestyang dilakukan untuk mengetahui adanya tingkat pemahaman pada siswa terhadap materi jama’qasar.Rumus yang digunakan adalah: XY X Y { X²- X}{ Y² - Y²} Keterangan: r xy : Koefisien antara variabel x dan variabel y n : Banyaknya siswa x : Skor item 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 h. 65 16 Ibid, h. 72 y : Skor total xy : hasil perkalian skor item dan skor total x 2 : hasil kuadrat dari skor item y 2 : hasil kuadrat dari skor total X² : hasil kuadrat dari total skor item Y² : hasil kuadrat dari total skor total Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan r xy dengan r tabel product moment dengan α =0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya beda dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen STATISTIK Jumlah soal 30 Jumlah siswa 35 Nomor soal valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 12, 14,16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30. Jumlah soal valid 22 4. Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk soal penilaian ganda dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha yaitu. r 11 = 1 ᵢ ᵢ ² = Ʃ ² Ʃ ² Keterangan : r 11 = Reliabilitas yang dicari Ʃ ² = Jumlah varian skor tiap-tiap item ² = Varians total Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: a Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi b Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi c Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup d Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah e Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen STATISTIK r hitung 0,82 Kesimpulan Tingkat reliabilitasnya sangat tinggi 5. Uji Tingkat Kesukaran Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya 17 indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus: P = Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut 17 Ibid, h. 207 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.8 Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kategori soal Jumlah soal Sangat sukar - Sukar 2 Sedang 15 Mudah 7 Sangat mudah 6 Jumlah 30 6. Uji Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut 18 D= Keterangan : D = Daya pembeda B A = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas B B = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah J A = Banyaknya siswa pada kelompok atas J B = Banyaknya siswa pada kelompok bawah 18 Ibid, h. 213 Keriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut D = 0,00 - 0,20 daya pembedanya jelek D = 0,20 - 0,40 daya pembedanya cukup D = 0,40 - 0,70 daya pembedanya baik D = 0,70 – 1,00 Daya pembedanya baik sekali Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Kategori soal Jumlah soal Baik sekali 4 Baik 11 Cukup 13 Jelek 2 Jumlah 30 Data perhitungan untuk validitas, reliabilitas, daya beda dan taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran 19

G. Teknik Analisis Data

1. Tabel distribusi frekuensi Distribusi frekuensi penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai terbesar yang membagi banyak data ke dalam beberapa kelas. 20 Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi a. Menentukan Rentang Nilai R dengan rumus: R = H = L Dimana, H adaah high score, dan L adalah low score b. Menentukan Banyak kelas K dengan rumus: K = 1 + 3,3 log N Dimana, N adalah jumlah subjek 19 Lampiran 12 20 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penilaian, Jakarta : Rajawali Press, 2010 h. 6 c. Menentukan panjang interval kelas I dengan rumus: I = Dimana, R adalah rentang nila, dan K adalah banyak kelas. 2. Mean Pada perhitungan Mean yang menggunakan metode panjang, semua kelompokan data interval yang ada terlebih dahulu dicaro Nilai Tengah. Setelah itu, tiap nilai tengah diperkalian dengan frekuensi yang dimiliki oleh masing-masing interval yang bersangkutan. Rumus yang digunakan: M x = keterangan M x = Mean yang kita cari Ʃ fX = jumlah dari hasil perkalian antara niali tengah dari masing-masing interval dengan frekuensinya. N = Number of cases. 21 3. Median Median Me adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun dari data terkcil sampai data terbesar atau sebaliknya dari dataterbesar sampai data terkecil. 22 Rumus yang digunakan median adalah: Me = Bb + P . Keterangan : Me = Median Bb = batas bawah kelas yang mengandung median 21 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010 h. 87 22 Syofian Siregar, Op.cit, h. 33 P = panjang kelas N = jumlah data F = banyak frekuensi JF = jumlah dari semua frekuensi komulatif sebelum kelas median. 4. Modus Modus adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berdistribusi atau niali yang paling sering muncul dalam suatu kelompok data 23 . Dengan rumus sebagai berikut: Mo = Bb + P Fi F + F Dimana : Me = Median B b = Batas bawah kelas yang mengandung niali median P = Panjang Kelas F 1 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus f dengan frekuensi sebelum kelas modus f ab F 2 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus f dengan frekuensi sesudah kelas modus f ad 5. Simpang baku Simpang baku standar deviasi adalah nilai yang menunjukan tingkat variasi kelompok data ukuran standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya. 24 dengan rumus sebagai berikut: 2 ² 1 23 Ibid, h. 30 24 Ibid, h. 44 Dimana: n = jumlah data fi = banyaknya frekuensi nilai Xi = nilai 6. Uji Normalitas Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nihil bahwa sample tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis alternatif bahwa populasi yang berdistribusi tidak normal. Untuk pengujian hipotesis nihiltersebut kita tempuh menggunakan uji Liliefors 25 Dengan hipotesis sebagai berikut: a. Kolom Xi Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar b. Kolom Zi Tentukanlah nilai Zi dari tiap-tiap data dengan nama Zi = Keterangan : Zi : Skor baku Xi : Skor data X bar : Mean S : Simpangan baku c. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F zi = P zzi d. Kolom S Zi S = e. Kolom |F Zi – S Zi| Merupakan harga mutlak dari harga-harga mutlak selisih. 25 Kadier, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata, 2010 h. 107 f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut sebutlah harga terbesar ini Lo Ho = Sebaran data mengikuti distribusi normal Ha = sebaran data tidak mengikuti distribusi normal 7. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui atau menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variannya. Jika kedua varian sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dapat dianggap homogen. Namun untuk varian yang tidak sama besarnya, perlu diadakan pengujian homogenitas melalui uji kesamaan dua varian ini. Untuk melalukan pengujian homogenitas ada beberapa cara yang harus ditempuh. Maka kita dapat menguji homogenitasnya dengan menggunakan uji F. Formula statistik uji F diekspresikan sebagai berikut 26 a. Cari F hitung dengan menggunakan rumus F = = ² ² Db 1 derajat bebas = n 1 – 1 dan db 2 = n 2 – 1 b. Tetapkan taraf signifikan = 0,05 c. Bandingkan dengan F tabel pembilang = 33-1= 32 dan db penyebut 33- 1=32. F tabel = F Karena F hitung lebih kecil dari F tabel maka H O diterima. Jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen 27 . 8. Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat dilakukan dan data yang dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan analisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran demonstrasi terhadap prestasi belajar 26 Ibid, h. 117 27 Ibid, h. 118

Dokumen yang terkait

Efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran PAI hubungan dengan motivasi belajar siswa di SMP PGRI i Ciputat Tengerang Selatan

1 12 115

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Pengaruh Pemamfaatan program adobe flash terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep energi bernuansa nilai : kuasi eksperimen di mts islamiyah ciputat

1 7 85

Pengaruh penerapan metode index card match terhadap hasil belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat

0 5 172

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat

10 57 183